Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Makarya Mewujudkan Toko Buku Impian dengan Konsep yang Menarik

Sosok-sosok di balik terbentuknya Makarya: coffe and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. (IDN Times/Dina Salma)
Sosok-sosok di balik terbentuknya Makarya: coffe and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. (IDN Times/Dina Salma)
Intinya sih...
  • Toko buku Makarya hadir dengan konsep coffee and book store yang nyaman, memberi pengalaman berbeda bagi pengunjung.
  • Makarya lahir sebagai respons atas keinginan Gramedia tetap relevan dan menjadi ruang kolaborasi dengan semangat 'Tumbuh Bersama'.
  • Konsep toko buku ini menggabungkan coffee shop, memberi ruang nyaman untuk berdiskusi, bekerja, belajar, dan membaca buku.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bookstore sebagai tempat untuk membeli buku, tampaknya mulai mengalami pergeseran konsep dan kultur. Saat ini, bookstore tak hanya menjajakan buku bacaan sebagai produk utama, namun juga berupaya memberikan pengalaman bagi pelanggan. 

Toko buku diharapkan jadi ruang yang nyaman untuk membaca, berdiskusi, berkegiatan, serta memberi kesan menyenangkan bagi pengunjung. Gagasan inilah yang kemudian diwujudkan oleh Makarya, coffee and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. 

Bisa dikatakan, Makarya adalah sebuah toko buku di dalam toko buku. Lokasinya di lantai 1 Gramedia Matraman. Namun, bookstore ini memiliki konsep yang sepenuhnya berbeda dari toko buku pada umumnya. Makarya disulap jadi area yang berbeda dari toko buku lain, memadukan konsep coffe shop dan ruang baca yang menyenangkan. 

1. Makarya adalah toko buku di dalam toko buku

Makarya: coffe and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. (IDN Times/Dina Salma)
Makarya: coffe and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. (IDN Times/Dina Salma)

Makarya menandai perjalanan panjang Gramedia hingga di usia ke 55 tahun. Dengan semangat 'Tumbuh Bersama', Makarya lahir sebagai respons atas keinginan untuk tetap relevan bagi pelanggan dan pencinta buku. 

Immaculata Adhista selaku Business Development grup penerbitan Gramedia dan penggagas project ini, ungkap Makarya jadi ruang kolaborasi dengan berbagai pihak. Semangat kerja sama jadi dasar berdirinya toko buku ini hingga dapat diresmikan pada Selasa lalu. 

“Jadi, semangat untuk adanya Makarya tidak lepas dari semangat tumbuh bersama, tekad yang kita punya di ulang tahun Gramedia ke-55. Artinya, kita berpegang prinsip. Kami bertumbuh karena kami mendengarkan,” ujar Adhista. 

2. Makarya tak sekadar toko buku, hadirkan konsep yang berbeda

Makarya: coffe and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. (IDN Times/Dina Salma)
Makarya: coffe and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. (IDN Times/Dina Salma)

Saat ini, bookstore tak lagi menjadi tempat untuk sekadar bertransaksi, membeli, dan menjual buku. Tren untuk menghadirkan pengalaman yang berbeda dan membangun kedekatan dengan pelanggan, menjadi gagasan yang mendasari lahirnya Makarya. 

Makarya menggabungkan konsep toko buku dan coffee shop, memberi ruang nyaman untuk berdiskusi, bekerja, belajar, dan tentu saja membaca buku. Kolaborasi antar sejumlah elemen inilah yang menjadikan Makarya tak hanya terbatas pada menjajakan sebuah produk, namun juga sebagai wadah membangun komunitas.  

“Banyak yang menyampaikan bahwa memiliki ruang yang aman dan juga ruang untuk bertumbuh itu, ternyata yang dicari. Ini sebenarnya konsep toko buku yang trennya diketahui secara global. Kita merasa perlu merespons apa yang dicari oleh pembaca buku atau siapa pun yang membutuhkan ruang tersebut,” tutur Adhis.

Gagasan tersebut dibenarkan oleh Tomi Wibisono, Founder BukuAkik yang turut terlibat dalam project Makarya ini. Berperan sebagai konseptor, Tomi ingin hadirkan kembali kebahagiaan saat mengunjungi toko buku. 

"Saya tertarik dengan gagasan teman-teman Gramedia untuk bersama-sama menyebarkan kegembiraan kembali berkunjung ke toko buku," ujarnya. 

3. Makarya berarti bekerja atau berkarya

Makarya: coffe and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. (IDN Times/Dina Salma)
Makarya: coffe and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. (IDN Times/Dina Salma)

Makarya sendiri memiliki makna "bekerja atau berkarya". Area ini akan jadi rumah bagi beragam buku dengan display tematik dan sentuhan personal dari book-shopkeeper. Menghadirkan space untuk bekerja sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai ruang berdiskusi. 

“Ketika bikin Makarya, kita selalu menjadikan browsing experience sebagai panglima. Produk utama Makarya adalah browsing experience itu tadi, mengapa kita menata buku sedemikian rupa, acara sedemikiran rupa, karya sedemikian rupa, sehingga menghadirkan pengalaman yang berbeda," tambah Tomi.

Tomi sebelumnya telah sukses membangun toko buku sejenis, BukuAkik, di Yogyakarta. Buku-buku dikelompokkan dengan tema dan sentuhan personal. Hal ini demi memastikan pengalaman berkunjung menjadi kegiatan yang menarik. 

4. Mewujudkan toko buku impian

Makarya: coffe and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. (IDN Times/Dina Salma)
Makarya: coffe and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. (IDN Times/Dina Salma)

Dapat dikatakan, Makarya seperti toko buku impian yang berhasil diwujudkan atas kerja sama berbagai pihak. Konsep bookstore yang berupaya menggugah seluruh aspek sensory ini, juga diwujudkan melalui kolaborasi dengan Rahmat Indrani, arsitek muda sekaligus pendiri coffee shop Smiljan.

“Kami merasa ada kebutuhan spiritual dan sensory,” ujarnya. 

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tomi. Ia melihat toko buku tak sekadar menjadi wadah untuk bertransaksi, namun dapat memiliki makna yang lebih mendalam.

“Makarya mencoba menjawab impian banyak orang. Kita mengarsip banyak impian. Selain itu, setelah bicara dengan penulis, penerbit, dan banyak orang, mengumpulkan apa saja yang diinginkan, kita mencoba mewujudkan impian banyak orang. Makarya mencoba merespons sebanyak-banyaknya," kata Tomi.

5. Toko buku bisa jadi tempat healing

Makarya: coffe and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. (IDN Times/Dina Salma)
Makarya: coffe and book store yang diluncurkan pada Selasa (11/2/25) di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. (IDN Times/Dina Salma)

Semangat kolaborasi yang dituangkan dalam Makarya diproyeksikan akan terus dijaga. Makarya diharapkan dapat tumbuh menjadi ruang untuk bekerja sama dengan berbagai pihak seperti musisi, penulis buku, dan lain-lain.

"Saya merasa toko buku itu adalah ruang yang harusnya tidak perlu transaksional, tidak perlu datang beli buku, pulang. Kalau menurutku, konsep toko buku seperti itu sudah kurang relevan lagi. Toko buku seharusnya jadi titik temu. Toko buku seharusnya jadi tempat healing, jadi tempat melambat di dunia yang cepat ini,” tutup Tomi. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dina Salma
Febriyanti Revitasari
Dina Salma
EditorDina Salma
Follow Us