6 Makna Hari Sial Gak Ada di Kalender, Hati-hati saat di Mana pun

- Perhatikan nasihat dan petunjuk
- Selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin
- Pengalaman tak selalu bisa menjadi acuan
Hari raya, cuti bersama, hari kerja, dan hari-hari penting lainnya tertera di kalender. Bahkan hari baik untuk setiap zodiak atau weton juga kerap diramalkan. Akan tetapi, hari buruk justru tidak tercantum di kalender. Padahal, semua orang pasti ingin sebisa mungkin menghindari hari buruk. Tiadanya hari buruk di kalender menandakan kamu harus selalu berhati-hati di mana pun dan apa pun aktivitasnya.
Orang sering memperingatkan dengan kalimat tersebut baik sebelum maupun setelah kemalangan menimpamu. Sekalipun hari sial tidak jelas kapan tibanya, ada enam makna hari sial gak ada di kalender yang wajib diperhatikan semua orang. Hari buruk memang tak tercatat di kalender, tapi kamu masih bisa melalukan antisipasi sebagai berikut.
1. Perhatikan nasihat dan petunjuk

Kamu mungkin gampang bosan saat dinasihati. Apalagi nasihat umum seperti hati-hati di jalan, jangan gampang percaya sama orang asing, dan sebagainya, namun nasihat-nasihat klise itu malah berlaku di segala situasi. Misalnya, orang dekatmu sudah memperingatkanmu untuk mewaspadai ajakan kerja sama seseorang. Boleh jadi dia telah merasakan ketidakberesan orang tersebut. Hanya saja ia belum punya bukti untuk ditunjukkan padamu.
Kamu sendiri tak dapat merasakan kejanggalan orang itu saking tergiur dengan berbagai janji manisnya. Kalau dirimu malah menganggap orang terdekat hanya iri, nanti kamu menelan pil pahit. Begitu juga perhatikan setiap petunjuk lisan maupun tulisan ketika dirimu berada di mana pun. Setiap petunjuk dibuat untuk kebaikan orang-orang.
2. Selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin

Persiapan adalah bagian penting dari langkah antisipasi terhadap segala potensi buruk. Contohnya, dirimu pergi ke tempat bersuhu dingin. Kamu mesti benar-benar menyiapkan perlengkapan yang sesuai. Jangan nekat memakai pakaian yang lebih cocok untuk musim panas.
Menyiapkan pakaian hangat menjadi bentuk adaptasi terhadap suhu di sana yang boleh jadi di bawah perkiraanmu. Siapkan pula kondisi fisikmu karena udara dingin dapat melemahkan daya tahan tubuh. Bila kamu mengidap penyakit tertentu seperti asma, konsultasikan dulu dengan dokter. Apakah aman untukmu tetap pergi ke sana? Jika dokter mengizinkan dengan syarat ada sejumlah obat yang harus dibawa, semuanya mesti dipenuhi. Persiapan terbaik sekalipun tidak 100 persen menghindarkanmu dari bahaya. Tapi pasti meminimalkan risikonya.
3. Pengalaman tak selalu bisa menjadi acuan

Konon, pengalaman ialah guru terbaik. Ini tidak salah karena kamu dapat belajar begitu banyak hal dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Akan tetapi, kurang tepat apabila pengalaman sepenuhnya dijadikan acuan. Sampai-sampai kamu mengabaikan kemungkinan lain yang kebetulan belum pernah dialami olehmu. Bahkan dirimu menggeneralisasikan pengalaman tanpa memperhatikan perbedaan lokasi, waktu, serta situasi. Misalnya, kamu sudah terbiasa bertualang di alam bebas Indonesia.
Pengalamanmu segudang soal itu. Tapi saat dirimu hendak bertualang di negeri empat musim tentu tantangannya akan berbeda. Demikian pula jika kamu berpengalaman di suatu bidang usaha. Dirimu hendak melebarkan sayap ke bidang usaha lainnya gak bisa berpatokan pengalamanmu yang kurang relevan.
4. Jangan lupa berdoa sebelum beraktivitas

Manusia tidak tahu kapan hari buruk akan terjadi. Tak ada petunjuk di kalender. Bahkan peramal pun mungkin tidak mampu memprediksi hari sialnya sendiri. Maka kesombongan besar kalau sebagai makhluk, dirimu menolak berdoa.
Sebaik-baiknya usaha manusia buat mengantisipasi bahaya tentu banyak kelemahannya. Ada berbagai hal tidak terduga yang bisa menimpamu. Kamu perlu membentengi diri dari kesialan dengan memohon perlindungan serta keselamatan pada Sang Pencipta.
Serahkan dirimu dalam penjagaan terbaik-Nya setelah kamu bersiap-siap sebaik mungkin. Jangan berdoa hanya ketika situasimu telah amat genting. Setiap bangun tidur, ucapkan syukur dan berdoalah agar hari ini dirimu diberi keselamatan dan kelancaran dalam beraktivitas.
5. Jaga komunikasi dan hubungan dengan orang terdekat

Hari buruk tidak hanya bisa menimpamu. Orang lain pun sama, termasuk orang-orang terdekatmu. Sekalipun kadang ada masalah di antara kalian, tetaplah menjaga komunikasi serta hubungan baik.
Apalagi dengan keluarga kandung dan pasangan. Penting buatmu tahu keberadaan serta kabar mereka. Jangan memutuskan komunikasi atau terlalu cuek. Itu dapat membuatmu amat menyesal sekaligus terkejut seandainya ada kabar buruk tentang mereka. Pun dengan komunikasi yang lancar, kalian bakal lebih sering saling mengingatkan. Baik dirimu maupun saudara menjadi sama-sama lebih waspada. Ini menambah keamanan kalian di mana pun berada. Bila kalian hanya mengandalkan kehati-hatian masing-masing, kadang ada hal-hal yang terlupakan.
6. Siapkan diri untuk menolong siapa pun sesuai kemampuan

Baik kamu maupun orang lain sama-sama bisa mengalami nasib nahas kapan saja dan di mana pun. Hari ini boleh jadi orang lain yang perlu pertolongan. Suatu saat nanti barangkali dirimu yang berada di situasi kritis dan gak berdaya sama sekali.
Oleh sebab itu, kamu harus punya jiwa sosial. Tentu kemampuanmu dalam membantu ada batasnya. Pertolongan yang diberikan tanpa memperhatikan kemampuan diri malah dapat membahayakan kamu serta orang yang ditolong, namun minimal dirimu jangan cuek saat ada orang yang butuh bantuan. Ketika kemampuanmu terbatas, mencarikan pertolongan untuknya juga tindakan yang mulia. Kamu dapat berteriak memanggil orang-orang atau menghubungi petugas.
Jika sudah mengetahui makna hari sial gak ada di kalender, bukan berarti kamu tak perlu melakukan apa-apa. Justru kehati-hatian penting untuk ditingkatkan, namun jangan pula dirimu terlalu cemas yang dapat membuatmu gak leluasa beraktivitas.