3 Tips Mengatasi Spotlight Effect, Berani Tampil Pede di Media Sosial!

Saat posting pencapaian di media sosial, kamu merasakan semua mata tertuju ke arahmu? Nah, di sini kamu mulai merasakan overthinking, kamu menganggap post yang kamu share itu jelek atau tidak layak dikonsumsi publik. Padahal orang yang memberikan likes ke kamu belum tentu menyukai postingan kamu lho, bisa saja dia meninggalkan tanda hati hanya untuk menghargai. Ini dinamakan spotlight effect, tapi bukannya hanya terjadi di real life saja, ya? Eitss, jangan salah kira fenomena ini bisa terjadi di mana saja lho.
Spotlight effect atau efek lampu sorot ialah kecenderungan seseorang berpikir dirinya selalu diperhatikan oleh orang lain lebih dari kenyataannya. Efek ini menimbulkan bias egosentris, kondisi di mana seseorang terlalu bergantung pada sudut pandang sendiri dalam menelaah sebuah peristiwa. Sehingga cenderung melebih-lebihkan fakta yang ada, bias ini akan mempengaruhi seseorang dalam memproses informasi dan mengambil keputusan. Lalu bagaimana mengatasinya? Berikut ini tiga tips yang perlu kamu ikuti.
1. Menyadari spotlight effect itu ada

Langkah pertama yang harus kamu lakukan ialah menyadari bahwa fenomena spotlight effect itu ada, ketika kamu share post di media sosial belum tentu seseorang memperhatikan aktivitas kamu. Memang ada yang melihatnya, tetapi itu hanya segelintir orang dan tidak sebanyak yang kamu pikirkan. Perlu kamu tahu orang lain tidak melihat kamu secara detail kok dan mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Kamu mulai percaya diri nih, namun banyak komentar buruk yang menyerang. Tapi jangan patah semangat, ya. Bisa jadi sesuatu yang kamu anggap biasa saja menjadi motivasi untuk orang lain. Kalo kamu masih merasa cemas terus menerus, terapkan prinsip posting lalu lupakan agar pikiran kamu tidak dipenuhi hal yang belum terjadi.
2. Maafkan diri kamu

Pernah melakukan kesalahan di media sosial? Dan menurut kamu itu sangat fatal dan memalukan, hampir semua orang pasti pernah merasakannya. Ketidakmampuan dalam meregulasi emosi terhadap kenyataan dan ekspektasi mengakibatkan tidak adanya kontrol diri. Tak hanya itu, evaluasi diri yang terlalu mendominasi sudah termasuk dalam kekerasan emosional.
Perlu kamu ingat ada situasi di mana orang lain tidak akan menghakimi kesalahan yang kamu perbuat. Karena pada dasarnya semua orang memiliki kekurangan masing-masing. Cobalah untuk memaafkan diri kamu, agar kamu dapat melihat potensi yang kamu miliki.
3. Nyalakan fitur hide likes and comment

Saat kamu mendapatkan apresiasi dengan jumlah like yang banyak. Secara tidak langsung otak akan melepaskan hormon dopamin pada tubuh, sehingga kamu merasa bahagia. Reward yang berupa likes inilah yang akan memunculkan rasa percaya diri serta validitas pada diri kamu dan juga mendorong kamu untuk mengecek media sosial secara berkala.
Jumlah likes juga mempengaruhi kamu akan pendapat orang lain itu mutlak dan merupakan suatu kebenaran. Tentu sangat bahaya, perasaan rendah diri akan muncul karena ketergantungan validasi orang lain. Sebagai langkah pencegahan nyalakan fitur hide likes and comment, supaya kamu tidak berlarut pada feedback yang diberikan.
Apa yang kamu pikirkan tidak semenakutkan di kenyataan kok, jadi jangan cemas jika diperhatikan. Ingat ya, validasi dari orang lain bersifat sementara, yang selalu ada setiap waktu adalah diri kamu.