5 Alasan Mengejek Materi Seseorang Bikin Kamu Gak Berkelas

- Menjadi OKB yang meremehkan orang lain
- Kurangnya pemahaman tentang perbedaan ekonomi
- Kurangnya kebijaksanaan dan kendali diri dalam bersikap
Seharusnya usia dewasa juga mendewasakan sikapmu. Ejek-ejekan bukan sikap khas orang dewasa, sebagai mengejek materi seseorang bikin kamu gak berkelas. Apalagi olok-olok yang terasa serius bagi orang lain karena berkaitan dengan materi. Harga diri lawan bicara menjadi taruhannya.
Tapi kamu bisa kurang menyadari hal ini apabila merasa posisimu lagi aman bahkan makmur secara finansial. Banyak hal yang seharusnya membuatmu berempati dan tetap respek malah tampak menggelikan. Akibatnya, reaksimu ialah menjadikan apa pun sebagai candaan yang mengarah pada penghinaan.
Misalnya, tentang apa-apa yang tidak dimiliki orang lain. Teman masih memakai kendaraan lawasnya, kamu mengejek. Kawan belum punya rumah atau layar smartphone-nya retak tetap dipakai juga diejek. Apabila dirimu merasa sikap begini meningkatkan kesan betapa kayanya kamu, ini keliru. Malah dirimu bakal tampak tidak berkelas. Ini nih, penjelasannya.
1. Tampak sebagai OKB

Jika hanya dilihat dari arti singkatan OKB yaitu orang kaya baru, tentu gak ada yang salah. Dengan kamu baru-baru ini menjadi orang kaya, berarti ada rantai kemiskinan yang berhasil diputus. Baik itu murni dengan kerja kerasmu atau ada faktor keberuntungan yang lebih besar, hasilnya tetap harus disyukuri.
Semua juga tahu betapa sulitnya membebaskan diri dari kesulitan ekonomi. Bahkan naik kelas dari keluarga menengah ke keluarga kaya saja sukar. Apalagi kalau dirimu membuat lompatan jauh dari kelas ekonomi yang lebih rendah ke kalangan atas.
Apresiasi setinggi-tingginya atas keberhasilanmu. Namun jika kekayaan ini malah membuatmu suka mengejek, inilah ciri negatif yang kerap tampak pada OKB sepertimu. Banyak orang akan mencibirmu. Kekayaanmu belum seberapa dan belum lama terbentuk, tapi lagakmu sudah jauh melampaui para old money yang justru rendah hati.
2. Kamu gak sadar bahwa perbedaan ekonomi akan selalu ada

Lapisan dalam hidup amat banyak. Apalagi kalau hendak diukur dari kekayaan berupa materi. Coba buka dompet dan rekening masing-masing. Apabila terdapat 100 orang di suatu ruangan, isi dompet serta rekening mereka pasti tidak ada yang sama.
Ini artinya, tindakanmu mengejek siapa pun dalam hal kekayaan menjadi terlalu naif. Bahkan seandainya ada dua orang yang punya total kekayaan sama persis, bentuk kekayaannya berbeda-beda. Ada orang yang kekayaannya lebih banyak dalam bentuk aset bergerak.
Ada juga orang yang kekayaannya lebih ke properti dan saham. Meski kamu sekarang merasa lebih kaya daripada orang-orang di sekitarmu, jangan terlalu bangga dulu. Di luar kelompok kecil itu, kekayaanmu mungkin belum ada apa-apanya daripada orang lain. Bahkan kekayaanmu vs kekayaan orang yang hari ini diejek besok pun dapat berubah.
3. Dirimu juga tak paham proses hidup dan pengembangan diri

Perasaan lebih kaya daripada orang lain sampai mendorongmu menjadi suka mengejek cuma mempertontonkan kedangkalan cara berpikir. Kalau hari ini kamu bisa kaya padahal tadinya biasa-biasa saja bahkan kekurangan, artinya cuma satu. Yaitu, orang lain juga dapat menjadi sepertimu bahkan melampaui kamu.
Mereka semua yang hari ini direndahkan olehmu hanya sedang berproses. Selagi dirimu merasa menang lantaran sudah sampai duluan, mereka terus mendekat. Malah setelah mereka cukup dekat denganmu dapat tiba-tiba membuat lompatan.
Mereka yang berhasil bakal ada jauh di depanmu. Lagi pula, orang yang kelihatannya tidak sekaya kamu juga menempuh proses pengembangan diri yang gak cukup diukur dari materi. Saat cara berpikirmu seakan-akan menyempit oleh kekayaan, orang-orang yang diejek boleh jadi telah dan terus mengembangkan dirinya. Setiap sikapnya menampakkan keanggunan pribadi yang makin smart serta open minded.
4. Hanya terjebak ilusi kekayaan

Saat kamu akan mengejek orang lain dari segi kekayaan, tentu pilih-pilih target. Walaupun dirimu tidak tahu kekayaan asli mereka, apa yang terlihat dijadikan patokan. Kesimpulanmu sederhana seperti orang yang indekos pasti lebih miskin daripada yang sudah tinggal di rumahnya sendiri.
Atau, orang yang berjalan kaki hidupnya lebih sengsara daripada orang yang jarak dekat pun naik motor. Juga pemilik smartphone lawas gak punya duit sebanyak pemilik gadget terbaru yang harganya tinggi. Inilah jebakan ilusi kekayaan.
Dirimu terpenjara oleh simbol-simbol yang tidak selalu benar-benar menggambarkan kekayaan seseorang. Kamu bisa lebih terpukau oleh orang yang bela-belain menyewa kendaraan bahkan gawai cuma buat mendongkrak gaya dan gengsi daripada orang kaya yang berpenampilan sederhana. Nantinya, dirimu pun akan terbawa gaya yang sama. Terpenting kamu terlihat kaya dan gak peduli dengan keuanganmu yang mulai morat-marit.
5. Tanda kurangnya kebijaksanaan dan kendali diri

Orang terlihat berkelas tidak hanya dari penampilan luarnya. Sebagus apa pun tampilan luarnya kalau perkataan dan sikapnya tak menunjukkan kebijaksanaan, semua itu seperti sia-sia. Orang-orang di sekitarnya dapat langsung ilfeel.
Kamu bahkan tidak bisa mengendalikan diri sendiri dari keinginan mengolok-olok orang lain. Ini tanda dari kelemahan diri yang seharusnya diperbaiki. Tapi kamu malah dengan bangga mempertontonkannya pada siapa pun.
Agar dirimu terlihat berkelas di mana pun, miliki dulu pemikiran yang arif serta kemampuan mengontrol diri. Bila dua hal tersebut telah ada padamu, kamu cuma diam dan berpenampilan sederhana pun sudah tampak berkelas. Aura ini gak dimiliki semua orang sekalipun duitnya banyak.
Jika dirimu sedang bernasib baik dengan memiliki kekayaan di atas orang-orang di sekitarmu. Jaga sikapmu karena mengejek materi seseorang bikin kamu gak berkelas. Ingat bahwa perjalanan turun selalu lebih mudah daripada perjalanan naik. Sikap tak terpuji selama kamu diberi titipan kekayaan justru dapat menjadi penyebab keterpurukanmu.