Menghindari 6 Keinginan Ini Bisa Bikin Hidupmu Makin Bahagia, Percaya?

Memang nggak mudah rasanya memaafkan orang yang telah menyakiti, melukai, atau merugikanmu. Jika bisa dan jika memiliki kemampuan, juga kesempatan, inginnya membalas rasa sakit yang sudah orang lain berikan itu, bukan? Memang butuh hati yang lapang dan keikhlasan untuk bisa memaafkan. Namun, kalau kamu sadar bahwa keinginan membalas dendam itu sama sekali nggak ada gunanya, kamu mungkin akan berpikir beberapa kali sebelum melakukannya.

Keinginan untuk membalas dendam ibarat kamu menggenggam bara api di tanganmu. Semakin erat kamu menggenggamnya, bara api itu justru akan semakin menyakitimu. Sama seperti saat kamu menyimpan keinginan membalas dendam, semakin kuat kamu menyimpan keinginan itu, justru akan semakin menyakiti dirimu sendiri. Bukan orang yang ingin kamu sakiti.

Maka, akan lebih baik jika berusaha memaafkan orang yang telah menyakitimu. Nggak perlu sekaligus, kamu bisa melakukannya secara bertahap. Pelan-pelan, lakukan apa pun yang kamu bisa untuk mengikis keinginan membalas dendammu itu.

Memaafkan orang yang telah menyakitimu, selain bisa membuatmu lebih tenang, juga akan memberikanmu kebaikan-kebaikan yang nggak pernah kamu duga sebelumnya. Bukankah kebahagiaan juga lahir dari hati yang tenang?

Salah satu alasan mengapa kamu sulit bahagia bisa jadi karena kamu selalu membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain. Kamu nggak pernah berusaha bersyukur dengan apa yang sudah kamu miliki saat ini. Melihat orang lain memiliki kehidupan yang begitu sempurna, kamu jadi menginginkannya. Melihat orang lain memiliki karir yang bagus, kamu jadi ingin memilikinya. Melihat orang lain memiliki pakaian, kendaraan, atau perabot mewah, kamu juga jadi ingin memilikinya.

Nggak masalah memang jika kamu berusaha memiliki itu semua dengan cara dan jalan yang baik dan nggak instan. Juga dengan kesadaran bahwa kamu harus ikhlas menerima ketika apa yang ingin kamu miliki itu gagal kamu miliki. Jika nggak, pada akhirnya keinginan itu hanya akan membuatmu menjadi manusia serakah. Kemudian kamu melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang ingin kamu miliki itu tanpa mau tahu apakah cara tersebut buruk atau nggak, akan merugikan orang lain atau nggak. 

Sadarlah bahwa hal semacam itu nggak akan membuat hidupmu tampak lebih baik di mata orang lain. Kamu hanya sedang menyiksa dirimu sendiri dengan keinginan memiliki segala hal yang orang lain miliki itu. Melepaskan keinginan semacam itu adalah cara terbaik untuk membuat hidupmu merasa cukup dan penuh syukur yang tentu saja juga akan memunculkan rasa bahagia dalam dirimu.

Ini bukan tentang dia atau mereka. Ini tentang kamu. Memiliki keinginan menjadi orang lain hanya agar orang lain menerimamu adalah langkah yang keliru dalam memulai sebuah hubungan. Baik hubungan pertemanan maupun hubungan lain yang lebih dari itu. Juga membuktikan bahwa kamu nggak memiliki kebanggan terhadap dirimu sendiri.

Ketika berhasil mengubah dirimu menjadi orang lain yang kamu nilai lebih baik darimu, awalnya mungkin kamu akan merasa senang dan menikmatinya. Namun, lambat laun keputusan semacam itu akan membuatmu lelah sendiri dan merasa tertekan karena kamu harus terus-terusan berusaha membohongi orang lain, juga dirimu sendiri.

Berusaha menjadi orang lain, selain bisa membuatmu makin nggak bisa mengenali potensi dalam dirimu, juga hanya akan menjauhkanmu dari kesempatan-kesempatan yang harusnya bisa kamu dapatkan saat kamu menjadi dirimu sendiri.

Kamu nggak perlu mendengarkan semua yang orang lain katakan tentangmu. Orang yang menentukan kebahagiaanmu nggak lain adalah dirimu sendiri. Maka, tetaplah menjadi dirimu dan banggalah dengan segala hal yang ada dalam dirimu saat ini, tapi tetaplah berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Perbaiki hal-hal yang menurutmu kurang baik, asal bukan dengan cara menjadikan dirimu seperti orang lain.

Orang yang benar-benar tulus ingin menjalin hubungan (baik hubungan pertemanan maupun lebih dari itu) denganmu akan menerima kelebihan sekaligus kekuranganmu, apa adanya kamu.

Apa yang kamu tanam, itulah yang akan kamu tuai. Peribahasa itu juga berlaku bagi kamu yang memiliki keinginan mempersulit urusan orang lain. Percaya atau nggak, hal yang sama akan berbalik padamu meski mungkin dengan cara dan dalam bentuk berbeda.

Lagi pula, kalau dipikir-pikir, mempersulit urusan orang lain itu sama sekali nggak ada manfaatnya loh. Memiliki keinginan mempermudah urusan orang lain jauh lebih menguntungkan karena selain bisa meringankan bebannya, kamu juga akan lebih dihargai olehnya. Penghargaan yang ia berikan itulah yang akan mampu menerbitkan rasa bahagia dalam dirimu.

Meski begitu, jangan juga terlalu berharap orang lain akan menghargaimu. Melakukan kebaikan dengan ketulusan, tanpa mengharapkan imbalan apa pun justru akan lebih meringankan hidupmu. Nggak percaya? Coba saja!

Jika keinginan mempersulit urusan orang lain saja bisa merugikan, apalagi dengan keinginan menyakiti orang lain. Jelas bukan hanya merugikan, tapi juga bisa membuat orang lain menjauhimu. Coba pikir, ada nggak orang yang akan mau dekat-dekat denganmu jika ia tahu kamu selalu memiliki keinginan menyakiti orang-orang di sekitarmu?

Kadang, tanpa ada niat menyakiti saja, orang lain bisa merasa sakit akibat perilaku nggak menyenangkan yang barangkali tanpa sengaja dan tanpa sadar sudah kamu lakukan. Nggak perlu lagi menambah kesakitan orang lain dengan sengaja memiliki keinginan untuk menyakitinya.

Jika orang lain mulai merasa nggak nyaman dan menjauhimu karena hal tersebut, bukankah rasa sakit itu justru akan berbalik juga padamu? Jadi, ada baiknya menghindari keinginan yang satu ini. Paling nggak, lakukan itu demi kebahagiaanmu sendiri.

Memaksakan kehendak pribadimu kepada orang lain hanya akan memancing rasa muak dan rasa benci orang lain terhadapmu. Kalau hal itu kamu lakukan hanya sekali dua kali, orang-orang di dekatmu mungkin akan memakluminya, tapi kalau sampai berkali-kali, nggak akan ada yang tahan dengan sikapmu itu.

Jika misalnya memang memiliki hal yang kamu ingin orang lain menyetujuinya, cobalah ungkapkan apa yang menjadi kehendakmu itu secara baik-baik. Berikan orang di dekatmu kebebasan untuk menentukan apakah ia menyetujui apa yang menjadi kehendakmu itu atau nggak. Kalau nggak, hargailah keputusannya sebagaimana kamu ingin orang lain menghargai keputusanmu.

Dari keenam keinginan tadi, keinginan mana yang saat ini tengah kamu miliki? Kalau nggak ada, berbahagialah. Kalau ada, sebaiknya pikirkan kembali apakah kamu akan tetap mempertahankannya atau melepaskannya. Kalau ingin hidupmu makin bahagia, ya baiknya sih, dilepaskan saja!