Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Mengidentifikasi Ambisi yang Berlebihan, Biar Gak Rakus!  

ilustrasi merenung (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi merenung (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Apakah kita tidak boleh memiliki ambisi? Boleh-boleh saja, tidak ada aturan yang melarang. Di sisi lain, kita juga harus bisa mengontrol demi kebaikan sendiri. Karena ambisi yang berlebihan justru mendorong diri menuju jurang keburukan.

Dengan mengidentifikasi ambisi, kamu bisa memetakan tujuan hidup secara bijaksana. Semua hal terencana dengan baik dan tetap dalam porsi masing-masing. Biar gak rakus, terapkan enam cara berikut untuk mengidentifikasi ambisi berlebihan.

1. Memilah antara ambisi realistis dengan ambisi toksik

ilustrasi merenung (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi merenung (pexels.com/Karolina Grabowska)

Memiliki ambisi membuat seseorang termotivasi meraih pencapaian terbaik. Secara garis besar, ambisi dibedakan menjadi dua jenis. Yakni ambisi yang terukur dan realistis, dan satunya lagi ambisi toksik yang bisa menimbulkan banyak konflik.

Guna mengidentifikasi ambisi yang berlebihan, kamu harus pandai memilahnya. Sejak awal, harus mampu membedakan ambisi yang jelas dan terukur. Jangan hanya menuruti ambisi yang menuruti tuntutan emosi sesaat. Saat sudah mampu membedakan keduanya, kamu tidak mudah terjerumus sifat rakus.

2. Memiliki sikap waspada saat hilang keseimbangan hidup

ilustrasi merenung (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi merenung (pexels.com/Yan Krukau)

Sisi positif memiliki ambisi adalah bisa menjadi motivasi. Kamu antusias dan memiliki jiwa kompetitif meraih pencapaian terbaik. Di sisi lain, ambisi yang di luar kendali bisa mengganggu keseimbangan hidup. Di sinilah kunci mengidentifikasi ambisi yang berlebihan.

Diperlukan tingkat waspada yang tinggi saat keseimbangan hidup mulai terganggu. Kamu harus segera mawas diri dan mengantar tujuan hidup tak terukur. Adanya tingkatan kuas pada anak menjadi alarm peringatan supaya tidak gegabah. Kamu tetap bisa mengendalikan ambisi sesuai porsinya.

3. Mewaspadai saat memiliki keinginan bekerja keras tanpa henti

ilustrasi bekerja keras (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi bekerja keras (pexels.com/Kampus Production)

Bekerja keras adalah sikap yang baik. Kamu tumbuh menjadi orang tekun dan ulet. Permasalahan kecil saja tidak membuatmu menyerah menghadapi tantangan. Tapi sayangnya, ambisi yang tidak terkendali justru mendorong diri ke arah terjerumus.

Saat ambisi memaksamu memiliki keinginan bekerja keras tanpa henti, menjadi sinyal yang wajib diperhatikan. Ini adalah peringatan agar kamu segera sadar dan berpikir lebih realistis. Bekerja keras tanpa batas tidak membuatmu sukses, keseimbangan mental dan pikiran justru terganggu.

4. Merefleksikan kembali prioritas hidup

ilustrasi merenung (pexels.com/Tima miroshnichenko)
ilustrasi merenung (pexels.com/Tima miroshnichenko)

Tiap orang memiliki prioritas masing-masing. Antara prioritasmu dengan prioritas temanmu pasti berbeda. Tapi yang perlu diingat, kita harus memahami prioritas sendiri dengan baik. Karena ini adalah kunci keteraturan hidup yang sesungguhnya, Sudahkah kamu memahami hal tersebut?

Buat kamu yang mulai dikendalikan ambisi, harus mampu mengidentifikasinya agar tidak kebablasan. Di antaranya merefleksikan kembali prioritas hidup. Cari tahu poin-poin penting dan krusial yang harus dicapai. Jangan hanya melangkah berdasarkan tuntutan ambisi buta.

5. Maninjau tingkat kepuasan dalam jangka panjang

ilustrasi merenung (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi merenung (pexels.com/Antoni Shkraba)

Berhasil meraih ambisi pasti mendatangkan kepuasan. Hati dan perasaan diliputi kebahagiaan. Tapi sebelum terpaku ambisi, kita harus mampu mengidentifikasinya. Sangat disayangkan jika akhirnya terjebak ambisi tanpa memiliki kendali yang bijak.

Bagaimana cara mengidentifikasi ambisi secara tepat? Kamu harus mampu meninjau tingkat kepuasan dalam jangka panjang. Jika tujuan sudah diraih tapi masih haus kekuasaan, wajib mawas diri. Cepat atau lambat, ambisi toksik akan meracuni diri dan menghancurkan keteraturan hidup.

6. Menyesuaikan dengan prinsip dan nilai kebenaran

ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Moe Magners)
ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Moe Magners)

Banyak orang terlalu asyik memainkan ambisi tanpa memikirkan risikonya dalam jangka panjang. Padahal, tidak semua ambisi itu baik dan bisa membawa kemajuan. Jika yang ditekuni adalah ambisi toksik, ibarat bermain api yang bisa membakar diri sendiri. Tentunya, tidak mengharapkan kondisi seperti ini terjadi.

Oleh sebab itu, harus tahu cara mengidentifikasi ambisi. Kunci penting yang perlu diperhatikan, harus menyesuaikan dengan prinsip dan nilai kebenaran. Jika ambisi sampai mengorbankan orang lain dan bermain dengan penuh tipu daya, ini sinyal harus segera diredam. Jangan berlarut-larut dalam kondisi tersebut.

Kebiasaan buruk kita adalah terpaku ambisi tanpa bisa menyaring secara tepat. Padahal, ambisi belum tentu mendorong diri ke arah yang lebih baik. Salah bermain ambisi, bisa membakar diri dan membawa penyesalan berkepanjangan. Tugas kita sebagai manusia adalah mengidentifikasi ambisi berlebihan yang layak diperjuangkan sehingga mampu menata hidup dengan baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us