Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cerita Motivasi: jadikan Menulis sebagai Self Healing

ilustrasi menulis (pexels.com/Julia M Cameron)

Selalu ada hikmah di balik masalah, begitulah kurang lebih yang bisa dijadikan motivasi. Banyak hal yang bisa dilakukan jika seseorang mengalami kesulitan ataupun permasalahan. Namun, tak semuanya bisa menyelesaikan dengan baik.

Pada kesempatan kali ini, mungkin saya hanya bisa berbagi tentang perjalanan saya. Lahir dari keluarga sederhana, dan menjadi anak terakhir dari keempat bersaudara, sudah tentu selalu ada cerita baru yang tak pernah usai dan cepat berlalu.

Satu per satu mulai terjadi, banyak kisah sedih dan senang yang senantiasa hadir mewarnai hari-hari saya. Sering kali saya merasa bingung ingin menceritakannya kepada siapa. Semoga tulisan ini bisa memberikan motivasi untuk kamu yang sedang berjuang dan berusaha. 

1. Berawal dari peran menjadi bungsu

ilustrasi belajar bersama ibu (pexels.com/Julia M Cameron)

Menjadi anak bungsu bukanlah sebuah pilihan, tapi sebuah ketetapan dan amanah yang harus dijalankan. Mungkin saja banyak yang bilang kalau si bungsu istimewa, menjadi manusia yang harus kuat menyaksikan kesedihan keluarga.

Kita hidup di ujung usia orang tua, kita mungkin akan selalu berbeda. Berbeda dengan anak sulung yang pernah berbahagia dan tertawa bersama saat orang tua masih sangat muda. Anak bungsu jauh dari itu, anak bungsu akan merasakan kesedihan karena melihat orang tuanya yang kadang sakit dan sedang menanggung beberapa beban.

Anak terakhir menempuh pendidikan lebih tinggi, jauh berbeda dari sang kakak. Tapi, anak terakhir selalu berusaha terlihat baik-baik saja, meski tugas dalam pendidikan tak bisa diajak bercerita. Anak terakhir menjadi sosok penguat orang tua, karena paling dekat dan kemungkinan besar tahu kondisi ekonomi yang sesungguhnya.

2. Beberapa impian yang tidak sejalan dengan keadaan

ilustrasi menulis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Suatu ketika, saat saya pernah benar-benar berada di titik paling sedih. Ketika impian saya tak mendapatkan dukungan dari keluarga, di situlah saya mulai mencari sesuatu untuk bisa membangkitkan diri saya sendiri. Semangat yang selalu ada, pada saat itu juga semuanya telah hilang tak tersisa.

Saya mencoba memperjuangkan satu per satu impian secara diam-diam. Karena saya tahu, hanya itulah yang bisa saya lakukan. Meski berulang kali butuh dukungan, tapi saya berusaha untuk memberikan dukungan kepada diri sendiri. Hingga akhirnya saya menemukan satu hal menyenangkan yang bisa dilakukan. 

3. Menemukan cara untuk suatu keceriaan

ilustrasi interaksi online (pexels.com/Julia M Cameron)

Saya mencoba menuang kesedihan yang ada lewat sebuah kata-kata. Sedikit kata mutiara yang mungkin orang lain menganggap itu adalah hal yang berlebihan, tapi entah mengapa saya merasa sedikit lebih lega. Mulai menulis lewat story Whatsapp, menceritakannya lewat chat ke orang lain yang saya anggap bisa dipercaya, hingga saya mulai memberanikan diri untuk menyalurkannya ke dalam aplikasi Wattpad dan juga instagram.

Saat itu, banyak sekali yang menanggapi kalau sebagian besar dari mereka ikut termotivasi dengan kutipan yang saya tulis. Tersadar kemudian, sedih yang saya rasakan mulai menemukan titik temu. Justru ketika saya kecewa dan sedih lagi, maka semakin banyak tulisan yang saya tulis.

4. Ada harapan yang semoga lekas terwujudkan

ilustrasi pria menulis (pexels.com/Evelina Zhu)

Saya sangat berharap, menulis yang awalnya hanya sebuah coba-coba. Kini benar menjadi bagian dari hidup saya. Karena ketika semua tak berpihak, setidaknya saya masih punya kemampuan untuk melampiaskan semua kekesalan dalam tulisan. Saya percaya, bahwa setiap masalah pasti akan ada solusinya. Begitu juga dengan tulisan, pasti akan menemukan pembacanya sendiri.

Sudah hampir dua tahun saya melakukan hal demikian. Hingga kini, saya bersyukur sudah berhasil menerbitkan lebih dari dua puluh buku antologi, dan beberapa karya solo yang sedang dalam proses penerbitan. Selalu ada inspirasi dan motivasi yang bisa saya petik dari sebuah perjalanan panjang. Saya bersyukur, bisa melakukan terapi ke diri sendiri melalui kegiatan menulis.

5. Percaya dan yakin dengan diri sendiri

ilustrasi berpikir (pexels.com/Michael Burrows)

Teruntuk kamu, yang juga anak terakhir atau bahkan mempunyai masalah yang sama. Dikuatkan lagi pundaknya, dikokohkan lagi perasaannya. Jangan terlalu banyak mengeluh, sesungguhnya kita luar biasa. Semoga semua luka lekas membaik. Apa pun yang terjadi harus tetap semangat menjalani peran sebagai anak terakhir.

Terkadang, kita memang perlu untuk melakukan semuanya secara diam-diam. Bukan berarti kita bisa melakukan semuanya sendiri, tapi karena itulah satu-satunya cara supaya kita bisa lebih kuat dalam segala kondisi. Saya belajar banyak dari sebuah tulisan, setidaknya dari menulis saya bisa lebih tenang dan lega. 

6. Semua akan terasa lebih baik

ilustrasi bermain gitar (pexels.com/Ashford Marx)

Siapa pun kamu, bagaimanapun impianmu, semua akan baik-baik saja asalkan kamu mau berusaha dan berdoa. Tidak ada yang mustahil jika mau berjuang untuk hal yang kamu impikan. Sebuah tekat dan niat yang hebat adalah ketika kamu mau bangkit atas segala rasa sakit dan sulit. 

Sejatinya, hidup bukan selalu perihal bakat, tapi tentang siapa yang mempunyai minat. Masa depanmu ada di tanganmu. Jangan pernah menyerah, teruslah mencoba sampai kamu bisa. Teruslah percaya, bahwa kamu sanggup mewujudkannya. 

Mulai saat itu dan juga seterusnya, saya akan menjadikan kegiatan menulis bukan lagi sekadar hobi, tapi sebuah terapi untuk menenangkan diri. Tulislah, apa pun yang ingin kamu tulis. Bukan berarti kamu lemah, tapi karena kamu akan menemukan kebahagiaan dari tulisanmu itu. Jangan pernah takut dan khawatir, karena setiap tulisan akan menemukan pembacanya yang tepat dengan sendiri. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us