Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Illustrasi Keraton Yogyakarta (pixabay.com)

Intinya sih...

  • Malam Satu Suro diperingati pada Minggu (7/7/2024) tengah malam oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Keraton Yogyakarta.
  • Malam Satu Suro merupakan malam menjelang tanggal satu bulan Suro, dikaitkan dengan bulan Muharram dalam kalender Islam, dan dianggap sebagai momen istimewa.
  • Keraton Yogyakarta menggelar ritual Topo Bisu Lampah Mubeng Benteng, sementara Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memperingati dengan kirab yang sudah menjadi tradisi.

Malam Satu Suro diperingati pada Minggu (7/7/2024) tengah malam. Momen ini kerap diperingati oleh beberapa daerah di Indonesia, tak terkecuali Solo dan Yogyakarta yang masih kental dengan tradisi.

Baik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat maupun Keraton Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadiningrat) menggelar ritual atau perayaan Malam Satu Suro yang sudah menjadi kebiasaan turun temurun. Namun, apa perbedaan Malam Satu Suro di Yogyakarta dan Solo?

1. Apa itu malam satu suro?

Warga Kota Bogor gelar pawai obor menyambut Tahun Baru Islam di Masjid Raya Kota Bogor, Sabtu (6/7/2024). (ANTARA/Shabrina Zakaria)

Malam Satu Suro merupakan malam menjelang tanggal satu bulan Suro. Menurut kalender Jawa, bulan Suro adalah bulan pertama dari kedua belas bulan. Bagi sebagian besar masyarakat Islam Jawa, Malam Satu Suro juga dikaitkan dengan bulan Muharram.

Pasalnya, Malam Satu Suro bertepatan dengan satu muharram dalam kalender Islam. Itu sebabnya, malam ini dianggap sebagai momen yang istimewa karena tanda pergantian tahun dalam kalender Jawa.

2. Perayaan malam satu suro di Yogyakarta

Ilustrasi Lowongan Prajurit Kraton Jogja (instagram.com/kratonjogja)

Keraton Yogyakarta juga melestarikan tradisi Malam Satu Suro. Keraton Yogyakarta menggelar ritual Topo Bisu Lampah Mubeng Benteng untuk memperingati Tahun Baru Islam ini.

Menurut informasi dari media sosial Keraton Yogyakarta, ritual ini akan diawali dengan pembacaan Macapat selepas Isya. Lalu dilanjutkan dengan persiapan Mubeng Beteng yang bisa diikuti oleh masyarakat.

Ritual Topo Bisu Lampah Mubeng Benteng sudah dilakukan sejak pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono II hingga saat ini. Tradisi ini dilakukan dengan mengelilingi area keraton tanpa bersuara.

3. Perayaan malam satu suro di Solo

Keraton Solo (instagram.com/kraton_solo)

Dilansir laman resmi Pemerintah Kota Surakarta, malam satu suro diperingati dengan kirab yang sudah menjadi tradisi di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kirab ini sudah berlangsung sejak Raja Pakubuwono X memerintah dari tahun 1893.

Ada pun makna kirab malam satu suro ini menjadi momen untuk berefleksi dan introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Kirab satu suro identik dengan kebo bule atau kerbau bule.

Itulah yang membedakan perayaan malam satu suro di Yogyakarta dan Surakarta atau Solo. Adanya kebo bule dinantikan dan dipercaya membawa keselamatan dari Tuhan yang Maha Esa. 

Itulah perbedaan perayaan Malam Satu Suro di Yogyakarta dan Solo. Semoga makin menambah wawasanmu, ya!

Editorial Team