15 Puisi Sumpah Pemuda 4 Bait, Beragam Tema!

- Puisi menyuarakan semangat pemuda Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan, mengingatkan akan kekayaan alam dan budaya Indonesia.
- Semangat juang para pemuda pendahulu terpatri dalam puisi, mendorong generasi muda untuk terus berkontribusi dalam kemajuan bangsa.
- Sejumlah puisi Sumpah Pemuda menggambarkan pengorbanan para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia, serta semangat persatuan dan kesatuan.
Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, yang menjadi simbol semangat persatuan dan kesatuan. Momen bersejarah ini mengingatkan kita pada ikrar pemuda Indonesia yang disuarakan dengan tegas pada 28 Oktober 1928, sebagai tonggak perjuangan kemerdekaan.
Dengan semangat pemuda yang pantang menyerah, diharapkan mereka dapat terus membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Sebagai cara untuk mengenang dan memperingati Hari Sumpah Pemuda, ada beberapa contoh puisi Sumpah Pemuda 4 bait yang bisa dibaca dan dipahami.
Melalui puisi ini, diharapkan semangat perjuangan dan cinta tanah air terus tertanam dalam jiwa generasi muda, mendorong mereka untuk terus berkontribusi dalam kemajuan bangsa. Berikut contoh puisi 4 bait dengan tema Sumpah Pemuda dilansir dari berbagai sumber.
1. Indonesiaku

Puisi ini ditulis oleh Sukarni, S.Pd. dalam buku "Kumpulan Puisi".
Dari Aceh hingga Papua
Gugusan pulau saling berjajar
Gunung - gunung tinggi menjulang
Membentang di garis KhatulistiwaDi sini pertama suara tangisku
terdengar
Di sini pula aku dibesarkan
Bahkan di sini juga nantinya jasad
dikuburkan
Di negeriku Indonesia tercintaHamparan sawah yang luas
Kekayaan alam yang tak terbatas
Penduduk yang ramah
Serta budaya yang beraneka ragamWahai para pemuda pendahulu
Sumpahmu terpatri dalam hatiku
Semangatmu menjadi teladanku
Keberanianmu adalah motivasiku
2. Pahlawan

Puisi ini ditulis oleh Sukarni, S.Pd. dalam buku "Kumpulan Puisi".
Dentuman genderang perang
bergema
Desingan peluru memekakkan telinga
Takbir berkumandang Allahu Akbar
....
Teriakan terdengar hingga sukmaBambu runcing tegak dengan
gagahnya
Tak takut akan tank dan meriam
Belati tak kau hiraukan
Demi melepas belenggu penjajahanHari - harimu kau habiskan di medan
perang
Tak jarang darahpun bercucuran
Namun, semua itu tak dapat
runtuhkan
Kobaran semangat juangKini Indonesia telah merdeka
Hasil perjuangan telah nyata
Namun kau tak ikut mengenyamnya
Hanya anak cucu tercinta
Yang dapat memanjatkan doaTenanglah di peristirahatan abadimu
Kami akan melanjutkan
perjuanganmu
Demi Indonesia agar lebih maju
3. Jejak Pahlawan Bangsa

Puisi ini merupakan karya Almas Noor Huda dalam buku Puisi Sejarah.
Jejak-jejak para pahlawan bangsa
Semerbak harum dalam untaian syair pujangga
Bercerita haru akan kisah perjuangan
Bertaruh nyawa di medan peperanganKapten Pattimura dengan pedangnya
Jendral Soedirman dengan tandunya
Pangeran Diponegoro dengan gerilyanya
Memperjuangkan Indonesia merdekaTujuh belas Agustus 1945
Soekarno memproklamirkan kemerdekaan
Riuh tangis haru dikumandangkan
Jatuhnya Jepang dan merdekanya negara IndonesiaJejak-jejak para pahlawan bangsa
Menapak jelas menembus zaman
Kini beliau pun menyaksikan dari surga
Bangsamu bersatu padu dalam semangat membela
4. Pahlawanku

Puisi ini ditulis oleh Yamin dalam buku Puisi Kemerdekaan: Antologi Puisi.
Darah mengalir terus dikenang
Sengsara kehausan serta kelaparan
Langkah sedikit lengah
Terpeleset jurang yang mendalamKarena jasamu Indonesia mampu bernapas lega
Menghirup udara kebebasan
Aman dari sergapan senjata
Jauh dari serangan penjajah tak terdugaTanpamu kami tidak tau keadaan sekarang
Keberanianmu larut dalam darah juang
Kekuatanmu sekeras baja
Keyakinanmu kuat dalam hati sanubariPahlawanku ...
Kau berikan kebahagiaan anak cucu bangsa
Kau tinggalkan kenangan sejarah tuk pijakannya
5. Gugur

Puisi ini digubah oleh W.S. Rendra dalam buku berjudul "Kumpulan Puisi Pahlawan"
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang
pelor terakhir dari bedilnya
Ke dada musuh yang merebut kotanya.Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Ia sudah tua
luka-luka di badannya.Bagai harimau tua
susah payah maut menjeratnya
Matanya bagai saga
menatap musuh pergi dari kotanya.Sesudah pertempuran yang gemilang itu
lima pemuda mengangkatnya
di antaranya anaknya
Ia menolak
dan tetap merangkak
menuju kota kesayangannya
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya.
6. Elegi 10 November

Puisi ini ditulis oleh Siti Isnatun M dalam buku berjudul "Kumpulan Puisi Pahlawan"
Hari ini kami memandang
wajah-wajah pada bingkai yang terpajang
Menunduk membisikkan doa
dalam semat kenangan akan jasaSeparuh asa kami melayang
dalam bayang-bayang
akan masa yang telah silamDarah yang telah mengalir
Keringat yang telah bergulir
bagai sebutir safir
dalam ruang yang temaramBukan lagi tangis yang seharusnya kami berikan
Bukan!Meski air mata membayangi kenangan
akan pengorbanan yang telah dipersembahkan10 November ini
Bersama duka iniKami sematkan setangkup doa
Bersama tekad dan asa
Bahwa kami adalah tonggak penerus
untuk jiwa kepahlawananmu yang tulus
7. Gugur Pejuang

Ditulis oleh Ayla Andhura Hamba Al-Ghafur, puisi ini diambil dalam buku "Kumpulan Puisi Pahlawan"
Indonesia tanah airku
Yang sedang kupijak di atasnya
Semuanya tanpa mengetahui cara meraihnya
Yang tanpa mengetahui cara meraihnyaWahai pahlawanku...
Pejuang NKRI tanah airku
Kau relakan tubuhmu tertusuk demiKu menangis tersedu-sedu
Tetesan air mengalir di seluruh wajahku
Tapi aku hanya dapat berpikir bagaimana
Tetesan darah mengalir di seluruh tubuhmuKini telah gugur engkau wahai pejuangku
Aku hanya dapat mengirim doa kepadamu
Semoga cahaya selalu menerangi dan rakyat NKRI
8. Perjuangan Para Pahlawan untuk Indonesia

Karya Suyono dalam buku Kumpulan Puisi Semangat Kemerdekaan Masa Kini
Untukmu pahlawanku
Tanpamu kami tak mampu seperti sekarang
Keberanianmu menerjang penjajah
Dalam darahmu mengalir semangat juang
Keberanian menjadi kekuatan untuk menerobos Gerbang penjajahGenangan darah sebagai bukti kesetiaanmu
Tulang-tulang yang remuk terhampar bak mutiara
Sebagai tanda kesucianmu
Karena jasa dalam darahmu Indonesia mampu merdekaKucuran deras keringat membasahi seluruh tubuh
Kadang, jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Mengenang semua penderitaan dan perjuanganmu
Semua demi Indonesia, kau taruhkan nyawamuPahlawan kau genggam bambu runcing di tanganmu
Luka di tubuh, kau anggap hanya biasa
Di tengah teriknya sang matahari kau berperang demi negeri ini
Namun, di balik peperangan jasa dan semangatmu selalu ada
9. Kepergian Pahlawanku

Ditulis oleh Siti Isnatun M. dalam buku Kumpulan Puisi Pahlawan
Senja yang pilu,
membuat hari kian membiru
Langit tampak Keruh,
Mengantar kepergianmu... pahlawankuGerimis jatuh membasahi pucuk sunyi,
melagukan nada-nada lara hati
Saat doa-doa ikut tertanam,
bersama bayangmu yang kian tenggelamKaulah, pahlawan hidupku
meninggalkan berjuta jejak
dalam rentang waktuku
mengukir berjuta cinta
dalam lembar hidupkuKepergianmu ini,
membuatku bagai kota mati
Namun, aku mengerti
bahwa engkau, Ibu
takkan pernah layu dalam kalbuku
dalam setiap kenangan, ku lantunkan doaku
tenang dan bahagiamu
kembali kepada-Nya
10. Pemuda Jantung Bangsa

Ditulis oleh Milyudi, puisi ini berjudul "Pemuda Jantung Bangsa"
Sebaris ikrar sejarah goresan jantung bangsa
Selembar janji perpaduan warna nusantara
Api menyala asa membara
Sumpah bertinta darah menggemaBendera berkibar di dada pemuda
Garuda terbang langitkan cita-cita
Pancasila adalah jiwa
Merdeka IndonesiaTersurat amanat perjuangan
Tersirat semangat dalam tindakan
Di sini, di atas tanah tumpah darah
Pengorbanan dan doa meraih berkahEsok, mungkin jalan 'kan penuh rintangan
Namun, persatuan pasti berbuah keyakinan
Bahwa ibu pertiwi satu titipan penuh keindahan, pertahankan!
Di tangan putra-putri bangsa, Indonesia menuju kekayaan.
11. Sumpah Para Pemuda di Zaman Merdeka

Puisi ini ditulis oleh Risma Mei Lina, dengan judul "Sumpah Para Pemuda di Zaman Merdeka".
Ini adalah sumpah kami; para pemuda
Bertanah air, berbangsa dan berbahasa
Teguh dalam satu kata; Indonesia
Seperti yang diucapkan mereka dahulu kalaTak gentar kami melangkah
Sumpah pemuda tak sekedar sejarah
Namun sebagai petunjuk arah
Ke mana kami harus mengabdi dan berbagiDalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Tak ada lagi perang antara saudara
Tak ada lagi pemisah karena SARA
Bersatu dalam kumandang Indonesia RayaMari berjuang bersama
Tanamkan cinta persatuan di usia muda
Rekat kan diri pada agama
Dan junjung tinggi pendidikan bagi anak bangsa
12. Sumpah Para Bocah

Puisi ini merupakan karya dari Dedy Yanwar Elfani berjudul "Sumpah Para Bocah"
Bukanlah kata-kata hampa yang terlontar
Bukan pula kalimat kosong tanpa nalar
Mereka telah mengikatkan jiwa-jiwa dengan penuh sadar
Satukan perbedaan dalam keteguhan ikrarMereka tahu, sumpah bukanlah mainan
Sumpah adalah janji suci di haribaan Tuhan
Namun para pemimpin itu kamu lihatlah
Permainkan sumpah tak ubahnya seperti bocahPara pemuda bersumpah dengan tiga janji
Dengan segenap darah juang mereka tepati
Kini ratusan janji diobral dalam pemilihan
Sekedar kepalsuan agar tahta mampir ke pangkuanBahkan para bocah yang bersumpah dengan kepolosan
Tak sampai hati terucap sumpah karena kepalsuan
Sedang para bocah yang menari-nari di gelanggang kuasa
Lebih rendah dari bocah sekolah, telah buta mata hatinya
13. Sumpah Abadi

Ditulis oleh Dee Lestari, berikut puisi berjudul "Sumpah Abadi"
Ketika pemuda bersumpah,
Sumpah yang bukan hanya untuk dirinya, melainkan tanah airnyaKetika pemudi bertekad,
Tekad yang bukan hanya untuk kaumnya, melainkan segenap bangsanyaGegar gunung dan lembah
Gemetar lautan dan pantai
Bergetar jantung dan berdesir darahKetika pemuda dan pemudi menyeberangi keberagaman ketidaksamaan demi bersama bekerja
Abadi bersumpah, untuk Indonesia
14. Sumpah Pemuda

Dengan judul "Sumpah Pemuda", puisi ini ditulis oleh Dhany Alkautsar
Bingkai mata rantai nan kokoh
Menjadi satu kesatuan tekad yang bulat
Melingkar saling mengait
Menggenggam untuk menguatkanSatu bangsa
Satu darah
Satu bahasa
Satu IndonesiaBangkitlah wahai jiwa yang tertidur
Taburkan semangatmu
Semailah benih perjuangan di setiap hamparan bumi mu
Hamparan indahWalaupun kita tumbuh dari berbagai rumpun
Namun akar juang tetap satu
Menyatu di dalam darah, bangsa dan bahasamu
Asalah tekadmu demi
Indonesia
15. Berawal dari Pemuda

Ditulis oleh Andis Syah Putra, puisi ini berjudul "Berawal dari Pemuda"
Banyak cara menanggapi asa
Setiap jalan penuh akan rasa
Rasa semangat yang tiada tara
Menggapai mimpi setinggi bintang di angkasaJalan berliku bagi seorang pemuda
Kerikil batu tidak akan tergoyah
Bara api itulah semangat pemuda
Hujan badai pun terkadang menyertainyaWahai para pemuda
Jatuh bangun itu hal biasa
Tertangkap angan simpanlah di dalam dada
Perjuangan ini banyaklah cara
Ekspresikan semua yang engkau bisaEngkau dengar cerita Bung Tomo dan Bung Hatta
Setiap titik keringat dan bahkan dara
Mereka korbankan untuk kemerdekaan bangsa
Hingga tercapai di seribu sembilan ratus empat puluh limaKini, saatnya bagi kita semua
Untuk terus berjuang menggapai mimpi yang ada di kepala
Kita korbankan semangat untuk berkarya
Karna semua berawal dari pemuda
Itu dia kumpulan puisi 4 bait dengan tema Sumpah Pemuda. Semoga puisi di atas dapat menginspirasi saat Hari Sumpah Pemuda datang, ya!