5 Rutinitas sebelum Kerja yang Jadi Tanda Hidupmu Cukup Ideal

Sarapan sebelum kamu berangkat kerja barangkali terasa sebagai hal biasa. Itu memang perlu dilakukan untuk memasok tenaga di awal hari. Jangan sampai perut keroncongan di jalan atau kamu gak berkonsentrasi dalam bekerja.

Sering melewatkan sarapan juga bisa berdampak buruk untuk kesehatanmu. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa di luar sana ada pula orang-orang yang pergi bekerja tanpa sarapan? Bukan karena mereka tidak lapar.

Akan tetapi, benar-benar tak ada uang sepeser pun untuk membeli makanan atau bahan mentah. Kalaupun ada makanan di rumah cuma pas buat anak-anak sebelum ke sekolah. Orangtuanya mesti bekerja dulu biar ada uang untuk membeli makanan sekadarnya. Meski tentu saja mereka sambil menahan perut yang perih.

Kamu masih bisa menyantap makanan yang layak sebelum pergi kerja saja sudah anugerah. Apalagi jika itu dilakukan bersama anggota keluarga lainnya. Baik orangtua, saudara, atau pasangan dan anak bila dirimu telah berkeluarga.

Ini tanda bahwa kehidupan kalian cukup harmonis. Jika hubungan kalian begitu buruk pasti gak mau duduk bersama mengelilingi meja makan. Siapa yang bangun lebih dulu bakal buru-buru kabur sebab ingin menghindari pertemuan.

Sarapan bersama keluarga juga tanda kalian bukan tipe keluarga yang terlalu diburu waktu. Orang-orang dewasa tak harus berangkat kerja di pagi buta saat anak-anak masih tidur. Sarapan bareng merupakan salah satu momen termahal dalam keseharian sebuah keluarga.

Bisa atau tidaknya kamu berolahraga di pagi hari memang ikut dipengaruhi oleh tingkat kedisiplinan. Tanpa kedisiplinan, ada waktu longgar di pagi hari pun dirimu tetap mager. Namun, meski kamu pribadi yang disiplin, apabila waktunya tidak ada juga gak bisa berolahraga.

Boro-boro kamu berolahraga. Begitu bangun dirimu langsung cepat-cepat mandi, berpakaian, dan tergesa-gesa berangkat. Kalau ini terjadi setiap hari kerja serta bukan akibat kamu bangun kesiangan, artinya hidupmu jauh dari ideal. Lelah fisik dan psikis mewarnai hari-harimu.

Akan tetapi, dengan kamu dapat berolahraga sebelum mulai bekerja, ritme hidupmu gak terlalu cepat. Pun jenis pekerjaanmu bukan yang sangat melelahkan. Kalau pekerjaanmu berat niscaya berolahraga sebelum berangkat kerja bukan prioritas.

Saking lancarnya air di rumah atau kos-kosanmu, hal ini mungkin gak pernah dipikirkan lebih lanjut. Kamu mau mandi tinggal mandi. Bahkan sering kali dirimu sampai kurang bijaksana dalam menggunakan air.

Pikirmu, air selalu ada. Tagihannya juga tak seberapa. Akan tetapi, di luar sana gak semua orang bisa mandi sebebas kamu. Di musim kemarau, beberapa daerah tak punya cukup air bersih buat mandi. Air yang ada diprioritaskan untuk memasak.

Ada pula masyarakat yang harus membeli air bersih untuk mengisi bak penampungan di rumah. Air mesti diirit-irit, tak peduli mereka dituntut untuk rapi dan wangi saat bekerja. Hidup ideal bukan cuma tentang kelimpahan uang, melainkan juga sumber daya termasuk ketersediaan air.

Berjalan kaki memang menyehatkan. Akan tetapi, berjalan kaki terlalu jauh jelas melelahkan. Bahkan kamu dapat pingsan jika tidak kuat. Beruntung, ada kendaraan pribadi atau transportasi umum yang bisa digunakan.

Sekalipun dirimu hanya punya sepeda dan bukan sepeda motor, sudah lebih baik daripada gak ada sama sekali. Begitu pula kamu memiliki motor telah beruntung. Hidup ideal tidak harus dirimu punya mobil pribadi.

Bahkan kamu naik kendaraan umum setiap hari pun termasuk sudah hidup dengan layak. Apalagi sekarang kendaraan umum makin bagus. Ada pendingin udara dan sistem pembayarannya kian canggih.

Semua itu mempermudah aktivitasmu sehari-hari. Kamu juga punya uang buat membayar berbagai biaya transportasi. Bahkan sesekali dirimu bisa naik taksi yang nyaman.

Kehidupan ideal boleh jadi tidak tampak olehmu justru karena kamu sudah menjalaninya setiap hari. Sama seperti dirimu dapat sibuk mencari-cari kacamata padahal sedang dipakai. Semoga setelah mengetahui beberapa rutinitas sebelum kerja yang jadi tanda hidupmu cukup ideal, dirimu bisa merasakan kehidupan yang lebih berarti dan penuh syukur, ya!