Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Sebab Hidup Jadi Gak Pernah Merasakan Bahagia, Lelah dengan Keadaan

ilustrasi perempuan tidak bahagia (unsplash.com/uliana soboleva)
ilustrasi perempuan tidak bahagia (unsplash.com/uliana soboleva)

Menjalani kehidupan di dunia ini tak terlepas dari rasa bahagia, ataupun sedih yang tiba-tiba melanda. Bagaimana jadinya jika kita sudah terlanjur larut dengan keadaan yang tidak sesuai ekspektasi? 

Tentu saja lelah yang ditimbulkan bukan hanya sekedar lelah fisik semata, melainkan psikis juga bisa lelah. Sudah belajar menerima keadaan namun apa daya, luka batin itu terus saja menempel diingatan dan tak pernah hilang sejak terjadi sesuatu hal yang selama ini tersimpan rapat dalam memori. 

Sebab hidup jadi gak pernah merasakan kebahagiaan perlu lho untuk diketahui. Simak baik-baik ya!

1. Lelah dengan keadaan yang awal mula jadi pemicu psikis terganggu

ilustrasi depresi (unsplash.com/micheile henderson)
ilustrasi depresi (unsplash.com/micheile henderson)

Menahan air mata agar tidak jatuh disembarang tempat untuk kesekian kalinya, jelas menandakan bahwa kesedihan perlu ditutupi dari mereka yang sedang berada di dekat dirinya. Rasa sakit yang tak kunjung usai dengan segala derita, lantaran merasa lelah oleh keadaan yang ada. 

Hal itu merupakan awal mula jadi pemicu psikis terganggu. Bahkan anggapan tidak bisa bersyukur atas hidup selalu sana berisik dikedua telinga.

Bukan tidak bisa bersyukur, tapi sebab hidup jadi gak pernah merasakan bahagia yakni salah satu diantaranya sudah berulang kali mencoba berdamai dengan keadaan namun akhirnya malah berubah jadi sosok hantu yang menyeramkan di hidup ini dan sulit untuk memaafkan apa yang sudah terjadi. 

2. Berbagai macam makian datang dari orang terdekat

ilustrasi memaki (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi memaki (pexels.com/Liza Summer)

Rasanya seperti tidak mendapatkan tempat berpijak oleh orang terdekat sendiri. Tidak pernah tidak, makian itu datang dengan cepat tanpa jeda sedikit pun. Alih-alih orang yang seharusnya memberi support di kala sedang down justru semakin memperparah kondisi kesehatan mentalnya yang tidak baik-baik saja. 

Sebab lain kenapa seseorang gak bisa merasakan bahagia dalam hidup yang sedang dijalani yakni berbagai macam makian yang terus menerus datang dari orang terdekat, dan hal ini sudah biasa diterima dikeseharian. 

Terlalu sering menerima perlakuan yang tak diharapkan dampaknya juga bisa memicu stres berkepanjangan. Bahkan tak jarang seseorang akan menjaga jarak dengan orang tersebut agar hidup jauh lebih tenang dan terhindar dari makian toxic yang menyayat hati.

3. Menganggap kegagalan adalah kesalahan yang sangat fatal

ilustrasi perempuan frustasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi perempuan frustasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada saatnya gagal didalam proses menuju titik yang kita inginkan jatuh pada hari yang tak pernah disangka-sangka. Kita tak bisa mengendalikan hasil yang telah kesekian kali dilakukan, seperti gagal mendapatkan gelar juara dalam kompetisi, gagal diterima kerja karena tidak sesuai kualifikasi perusahaan tertentu, gagal mendapatkan restu dari orang tua untuk menikah, dan lain sebagainya. 

Alhasil yang terjadi dalam benakmu hanyalah menganggap suatu kegagalan yang baru saja dialami merupakan kesalahan yang sangat fatal bagi dirimu sendiri bahkan seolah-olah semua kegagalan bagian dari usaha yang sia-sia saja.

Padahal, mengalami kegagalan dari setiap apa yang sedang kita usahakan, bukanlah suatu kesalahan yang patut disesalkan dengan begitu saja. Mungkin ada sejimpit rasa kecewa yang amat mendalam, sehingga untuk menerima sebuah kegagalan yang telah ter-jadi lalu ujung-ujungnya perasaanmu tak sanggup memaafkan dirimu sendiri. Dan itulah yang menjadi sebab terakhir hidupmu jadi gak pernah merasakan kebahagiaan.

Hidup yang kita jalani akan terus berputar tanpa kita tahu akan seperti apa nantinya. Bahagia atau sedih, rasa tersebut sering muncul. Maka dari itu, cobalah menerima keadaan yang sudah terjadi walaupun sulit. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi
EditorArifina Budi
Follow Us