Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Secara Psikologis, Ini 7 Tanda Kamu Mengalami Trauma Masa Kecil 

unsplash/@chasestudioco

Trauma masa kanak-kanak menurut psikologi diklasifikaskan dalam studi The Adverse Childhood Experiences Study (ACE'a) yang serius. Saat masa kanak-kanak, seseorang dapat melalui berbagai pengalaman traumatik psikologis, seperti kehilangan, kekerasan, kurang kasih sayang, pelecehan fisik dan lain sebagainya.

Parahnya, trauma masa kecil tersebut dapat memiliki efek buruk yang berlangsung seumur hidup. Karenanya, sangat penting untuk kamu mengenali tanda-tanda secara psikologis jika seseorang memiliki trauma masa kecil. Yuk, simak baik-baik!

1. Kamu cenderung memiliki emosi yang tidak stabil

healthline.com

Penderita childhood trauma cenderung memiliki emosi yang tak tentu atau sering disebut mood swings. Ini dapat terjadi jika saat masa kecilnya ia tidak pernah dapat mengekspresikan perasaannya dengan benar dan apa pun keinginannya selalu dibantah oleh orangtuanya.

2. Kamu tidak dapat menerima kritik sekecil apa pun

unsplash.com/ Anthony Tran

Alasan bahwa seseorang dengan trauma masa kecil tidak menerima kritik dengan baik bisa terjadi jika dulu secara mental dan emosional anak sering diabaikan oleh orangtua atau orang-orang terdekatnya. Sehingga, ia tidak dapat menerima kritikan sekecil apa pun sebab emosi yang selalu didahulukan. Itu berarti, perhatian dan kasih sayang dari orang tua adalah hal penting bagi perkembangan psikologis anak.

3. Trauma masa kecil menjadikanmu mengisolasi diri hingga susah untuk mempercayai seseorang baik dalam hubungan, pekerjaan, maupun pertemanan

rawpixel.com

Sebagian besar penderita trauma masa kecil memiliki hubungan yang toxic. Hal tersebut menunjukkan bahwa saat kanak-kanak, ia tidak pernah diajarkan untuk mempercayai intuisi mereka sendiri. 

Dalam sebuah hubungan, mereka sering merasa tak dihargai dan tak didengar ketika berbicara sehingga mereka cenderung tertutup & memutuskan hubungan dengan orang lain. 

4. Di saat ia berani menjalani sebuah hubungan, ia akan bersikap overprotective dan butuh perhatian lebih

shutterstock.com

Bagi penderita trauma masa kanak-kanak, bukan berarti mereka tak bisa menjalin sebuah hubungan baru. Namun, ketakutan akan kehilangan seseorang justru membuat mereka sangat waspada pada pasangannya hingga menjadikannya overprotektif dan selalu butuh diperhatikan. 

5. Muncul perasaan depresi, malu, hingga putus asa

Pexels.com/Austin Guevara

Tanda lainnya, trauma masa lalu membuat penderita sering merasakan perasaan yang campur aduk mulai dendam, penyesalan, perasaan bersalah, hingga keputusasaan dalam hidupnya kini. Itulah mengapa, faktor-faktor tersebut dapat berimbas hingga dewasa dan membuat penderita menjadi depresi dan sedih. 

6. Bersikap pasif dan tidak menunjukan perasaan

rawpixel.com

Jika masa lalunya saat anak-anak ia pernah merasakan kehilangan atau ditinggalkan seseorang yang mereka cintai, penderita cenderung menghindari perasaan buruk masa lalu itu terjadi lagi. Akhirnya, mereka memilih untuk bersikap pasif dan tak mau larut dalam perasaan dan hubungan tertentu.

7. Merasa tak percaya diri dengan keadaannya

Instagram.com/weareone.exo

Jika masa lalu, mereka pernah dihina secara fisik, dianiaya atau diabaikan, hal itu berimbas pada kurangnya kepercayaan diri anak. Hingga dewasa, mereka cenderung menyalahkan diri sendiri dan merasa malu atas keadaannya. 

Pengalaman masa kecil adalah rasa sakit seseorang yang dibawa hingga kini baik secara sadar dan tidak sadar. Tetapi, setelah beranjak dewasa, kita memiliki kemampuan untuk belajar memperbaiki diri dan menjadi lebih bijak pada kehidupan kita kini, bukan? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sisca Hikmah
EditorSisca Hikmah
Follow Us