Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Seni Mengelola Diri saat Menghadapi Takdir Tak Diinginkan

ilustrasi berdamai dengan takdir (pexels.com/Spencer Selover)

Seandainya boleh memilih, kamu pasti menginginkan takdir hidup yang berjalan mulus-mulus saja. Jangan sampai ada hambatan yang mengacaukan hidup. Tapi yang namanya situasi terkadang tidak bisa diprediksi. Akan ada saatnya kamu berhadapan dengan takdir tidak diinginkan.

Pastinya harus pandai melakukan seni mengelola diri saat menghadapi situasi demikian. Jangan sampai kalah apalagi mendahulukan emosi sesaat. Memiliki seni mengelola diri yang baik, kamu tidak mudah terombang-ambing keterpurukan. Lantas, bagaimana caranya?

1. Belajar berdamai dengan kenyataan

ilustrasi berdamai dengan takdir (pexels.com/Thevibrantmachine)

Tidak seorangpun yang mau menghadapi takdir tidak diinginkan. Contohnya saat usaha yang sudah kamu bangun harus mengalami kegagalan. Takdir semacam ini pasti menghadirkan kekecewaan berlarut-larut. Tapi yang harus diketahui, kamu harus belajar mengelola diri secara bijaksana.

Termasuk diantaranya belajar berdamai dengan kenyataan. Terima bahwa takdir yang tidak diharapkan tetap menjadi bagian perjalanan hidup. Berusaha menghindari atau menolak hanya akan memicu kecemasan dan kegelisahan. Sejauh apapun kamu lari, takdir tetap menyertai.

2. Tidak menyalahkan diri secara berlebihan

ilustrasi berdamai dengan takdir (pexels.com/Simon Robben)

Pada kenyataannya takdir yang tidak diharapkan menyisakan kekecewaan mendalam. Apalagi kamu tidak pernah memprediksi situasi seperti ini sama sekali. Bisa dikatakan, takdir buruk terjadi secara mendadak di luar perkiraan. Tapi bukan berarti kamu kalah dan larut dalam kesedihan.

Sebagai manusia yang kuat kamu harus bisa mengelola diri secara cermat. Dalam situasi seperti ini usahakan tidak menyalahkan diri secara berlebihan. Sadari bahwa semuanya adalah proses dari pendewasaan diri. Meskipun menjadi fase yang tidak mudah dilewati, tapi tetap ada makna yang bisa dipetik di baliknya.

3. Memberi ruang bagi diri sendiri untuk merenung

ilustrasi berdamai dengan takdir (pexels.com/George Shervashidze)

Banyak hal yang menjadi sumber takdir tak diinginkan. Entah ekspektasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Atau kamu menghadapi permasalahan rumit yang susah dipecahkan. Tapi bukan berarti terus menenggelamkan diri dalam kekecewaan.

Seni mengelola diri saat menghadapi takdir demikian sangat diperlukan. Termasuk diantaranya memberi ruang bagi diri sendiri untuk merenung. Di balik takdir pahit yang tengah menghampiri, ternyata ada pelajaran hidup berharga. Saat kamu memahami dengan baik, tentu bisa menjadi sarana untuk menguatkan diri.

4. Berfokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan

ilustrasi berdamai dengan takdir (pexels.com/Bela Cheers)

Kita tidak bisa menebak kapan takdir tidak diinginkan menghampiri. Bisa saja semua terjadi dalam waktu mendadak. Pada faktanya situasi demikian salah satu dari tantangan hidup. Agar tetap bisa bertahan, kamu harus mengetahui seni mengelola diri yang tepat.

Di tengah takdir tidak diinginkan yang menghampiri, fokus saja pada hal-hal yang bisa dikendalikan. Mulai dari tujuan yang realistis, sampai dengan rencana yang terukur. Fokus pada aspek-aspek yang terkendali bisa mengurangi rasa takut akan ketidakpastian.

5. Segera membuat rencana tindakan

ilustrasi agenda rencana (pexels.com/Pixabay)

Kesalahan besar jika kita memilih terpuruk saat menghadapi takdir tidak diinginkan. Bagaimanapun juga, nasi sudah menjadi bubur. Mustahil bagi kita untuk lari kembali memutar waktu ke belakang. Sebaliknya, harus segera ada perencanaan yang tepat.

Usahakan untuk membuat rencana tindakan sesegera mungkin. Tentukan strategi pemecahan masalah yang mungkin diterapkan. Rencana yang tersusun saat situasi terdesak mampu menjadi pedoman agar tidak salah arah. Kamu tidak terombang-ambing di tengah rasa takut dan kegelisahan.

6. Memberi waktu untuk menyembuhkan diri

ilustrasi berdamai dengan takdir (pexels.com/Ingrid Santana)

Menghadapi takdir tidak diinginkan pasti menyisakan kekecewaan mendalam. Kamu tidak tahu lagi ke mana harus melangkah. Perasaan patah semangat dan tidak berguna seolah menghantui diri. Menghadapi situasi demikian, pastinya harus mampu mengelola diri secara bijaksana.

Kamu harus memberi waktu untuk menyembuhkan diri. Sadari jika proses healing tidak bisa terjadi secara instan. Kamu harus konsisten menjalaninya secara bertahap sampai benar-benar pulih dari keterpurukan. Dengan upaya ini, kamu bisa menumbuhkan semangat kembali.

7. Tidak menyangkal gejolak emosi negatif yang muncul

ilustrasi berdamai dengan takdir (pexels.com/Min An)

Gejolak emosi negatif akan muncul saat kamu menghadapi takdir yang tidak sesuai ekspektasi. Contohnya seperti perasaan sedih, marah, sekaligus bercampur kecewa. Tapi mau bagaimana lagi, kita juga tidak bisa mencegah kehadiran takdir tersebut.

Satu-satunya cara yang bisa dilakukan dengan mengelola diri secara tepat. Jangan pernah menyangkal gejolak emosi negatif yang muncul. Akui saja jika saat ini kamu sedang dalam kondisi tidak baik. Mengakui dan merasakan emosi adalah bagian dari strategi untuk mengatasi krisis.

Ingat bahwa takdir tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Adakalanya justru bertentangan dengan ekspektasi. Perasaan sedih dan kecewa tentu muncul dan mendominasi diri. Tapi hal penting yang perlu dicatat, kamu harus tetap bisa melakukan seni mengelola diri secara cermat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us