SpayLater Dukung Pertumbuhan Inklusi Keuangan Digital di Indonesia
- SPayLater menawarkan akses keuangan digital yang aman dan fleksibel dengan opsi cicilan 0% hingga 12 bulan untuk berbagai transaksi online, offline, maupun lewat QRIS.
- SPayLater menghadirkan program edukasi finansial seperti FLOW dan Kelas TUNAI untuk membantu masyarakat memahami dasar pengelolaan uang secara sehat.
- SPayLater juga menggandeng figur publik seperti Lyodra untuk menjaga keseimbangan gaya hidup finansial lewat sistem praktis dan banyak promonya.
Generasi muda Indonesia makin akrab dengan dunia digital, termasuk soal urusan keuangan. Tapi di balik kemudahan bertransaksi, masih banyak yang belum sepenuhnya paham pentingnya financial literacy alias literasi keuangan. Nah, di sinilah SPayLater hadir bukan cuma sebagai layanan pembiayaan digital, tapi juga sebagai gerakan yang mendorong inklusi keuangan digital di Indonesia.
Dalam acara Media Gathering bertema “Mendorong Inklusi Keuangan Digital di Indonesia”, SPayLater menegaskan komitmennya untuk bantu masyarakat, terutama anak muda, lebih bijak mengatur uang sambil tetap menikmati gaya hidup yang dinamis. Yuk, simak lima cara nyata SPayLater bantu generasi muda makin melek finansial!
1. Akses keuangan digital yang aman dan fleksibel
SPayLater memahami kalau kebutuhan setiap orang itu berbeda-beda. Karena itu, mereka menawarkan opsi cicilan fleksibel mulai dari 0% hingga 12 bulan untuk berbagai transaksi baik online, offline, maupun lewat QRIS.
Menurut Anggie Setia Ariningsih, Direktur SPayLater Indonesia, layanan ini dirancang agar pengguna tetap bisa menikmati kemudahan transaksi tanpa kehilangan kendali atas pengeluaran. Dengan sistem yang diawasi OJK, SPayLater juga memastikan setiap transaksi berlangsung aman dan transparan.
2. Edukasi finansial lewat FLOW dan Kelas TUNAI
SPayLater sadar kalau inklusi keuangan gak akan tercapai kalau masyarakat hanya sekadar punya akses ke kredit. Harus ada edukasi supaya mereka bisa mengelola keuangan secara sehat.
Itu sebabnya SPayLater menghadirkan berbagai inisiatif seperti Financial Literacy on the Way (FLOW) yang menggandeng universitas, serta Kelas TUNAI untuk komunitas dan UMKM. Melalui dua program ini, mereka membantu masyarakat memahami dasar pengelolaan uang mulai dari budgeting, menabung, sampai merencanakan pengeluaran dengan cerdas.
“Kami percaya inklusi keuangan yang bermakna harus sejalan dengan pendidikan,” ujar Anggie. “Karena itu kami terus berinvestasi dalam program literasi finansial agar masyarakat bisa membuat keputusan yang lebih bijak.”
3. Dukung gaya hidup finansial yang seimbang
Menariknya, SPayLater juga menggandeng figur publik seperti Lyodra untuk berbagi pengalaman finansialnya. Penyanyi muda berbakat ini menilai, menjaga keseimbangan antara kerja keras dan menikmati hasil itu penting asal tetap terkendali.
“Aku selalu bikin budgeting bulanan biar pengeluaran tetap teratur, tapi aku juga pengen punya fleksibilitas buat nikmatin hal-hal yang aku suka,” ungkap Lyodra.
Menurutnya, SPayLater membantu menjaga keseimbangan itu lewat sistem yang praktis, mudah digunakan, dan banyak promonya. Pendekatan ini bikin literasi finansial terasa lebih relevan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari anak muda.
4. Promo hemat yang sayang untuk dilewatkan
Selain edukasi, SPayLater juga menggabungkan unsur hiburan dan pengalaman berbelanja lewat promo menarik. Salah satunya kampanye “SPayLater Beli Gadget” yang berlangsung 25 Oktober–14 Desember 2025.
Dalam promo ini, pengguna bisa nikmatin cicilan 0% hingga 12 bulan, dua bulan cicilan gratis, dan bonus aktivasi Rp500 ribu untuk pengguna baru. Promo ini bukan sekadar ajakan konsumtif, tapi juga wujud komitmen SPayLater untuk membantu pengguna bertransaksi dengan nilai tambah dan perencanaan yang matang.
5. Jadi bagian dari ekosistem keuangan digital Indonesia
Lewat kombinasi antara pembiayaan yang fleksibel, edukasi yang berkelanjutan, dan kampanye yang relevan dengan gaya hidup, SPayLater berupaya membangun ekosistem keuangan yang inklusif, tangguh, dan digital-savvy.
Langkah ini bukan cuma mendukung individu, tapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital nasional. Dengan semakin banyak masyarakat memahami cara mengelola uang dan mengakses layanan keuangan dengan aman, inklusi finansial Indonesia pun bisa berkembang lebih cepat.
