Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Sumber Kehidupan Terasa Tidak Bermakna, Yuk Cari Tahu!

ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Malachi Cowie)
ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Malachi Cowie)

Menjalani kehidupan yang bermakna, kamu bisa merasakan kebahagiaan secara utuh. Hidup tidak sekedar alur yang berlalu. Namun, kamu bisa mendapatkan pengalaman berarti setelahnya. Tapi pada kenyataannya, masih banyak dari kita yang merasakan kehidupan tidak bermakna.

Perlu dicermati kembali, kehidupan terasa tidak bermakna bisa bersumber dari berbagai sebab. Mungkin kamu memiliki perspektif yang terbatas. Sekaligus tidak bisa memaknai inti tujuan hidup. Setidaknya, ada enam sumber yang perlu kamu kamu cari tahu.

1. Bersumber dari kehilangan minat

ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Engin Akyurt)
ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Engin Akyurt)

Tidak semua orang mampu menciptakan kehidupan yang bermakna. Seringkali merasa semua yang sudah dijalani sia-sia. Bahkan, kebahagiaan yang dirasakan tidak lengkap. Kamu harus segera mencari tahu sumber kehidupan terasa tidak bermakna.

Ternyata bisa bersumber dari kehilangan minat. Kamu tidak tahu lagi motivasi, bakat, dan juga sisi keunggulan. Alur kehidupan yang dijalani terasa hambar. Saat sudah kehilangan minat, kamu tidak benar-benar menikmati kehidupan yang dijalani.

2. Perspektif yang kurang luas

ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Vitolda Klein)
ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Vitolda Klein)

Seseorang dengan perspektif luas selalu tahu cara menghadapi permasalahan. Mereka mampu mencari solusi dan memecahkannya secara tuntas. Jarang sekali kehidupannya terlilit permasalahan rumit. Tapi yang harus diketahui, mayoritas orang masih memiliki sudut pandang yang terbatas.

Fenomena demikian menjadi sumber kehidupan terasa tidak bermakna. Kamu hanya terkungkung oleh pemikiran sendiri tanpa mau berbenah. Padahal, ada banyak kesempatan untuk bangkit dan berkembang. Namun, perspektif terbatas membuat kamu buta atas hal tersebut.

3. Ketidakmampuan memaknai tujuan hidup

ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Kyle Broad)
ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Kyle Broad)

Apa kamu sudah mampu memaknai inti tujuan hidup? Bukan sekadar meraih. Tapi kamu tahu betul sisi positif dan negatif dari tujuan hidup yang sudah berhasil diraih. Mampu memaknai hidup secara tepat, kamu akan merasakan kepuasan sekaligus kebahagiaan.

Lantas, apa yang terjadi saat kita belum mampu memaknai inti tujuan hidup? Sudah pasti segala sesuatunya terasa tidak bermakna. Ambisi yang kamu rencanakan memang tercapai. Tapi tidak ada kepuasan dan kebahagiaan.

4. Menilai segala sesuatunya berdasarkan kuantitas

ilustrasi keramaian (unsplash.com/Nicolas Lobos)
ilustrasi keramaian (unsplash.com/Nicolas Lobos)

Banyak orang terkecoh oleh kuantitas daripada kualitas. Baik dari segi produktivitas kerja, maupun relasi dengan orang-orang sekitar. Contoh kecilnya, saat kamu menganggap teman yang banyak lebih penting daripada segelintir orang tapi benar-benar peduli.

Menjadi orang yang menilai segala sesuatunya berdasarkan kuantitas, kamu kerap mengalami kekecewaan. Hal ini pula yang menjadi sumber kehidupan terasa tidak bermakna. Kamu akan sadar jika kuantitas tidak selalu membawa hasil yang baik. Karena kehidupan bukan tentang kuantitas, tapi juga kualitas.

5. Bersumber dari krisis identitas

ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Tina Markova)
ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Tina Markova)

Krisis identitas bisa dialami oleh siapa saja. Apalagi kita yang hidup di era perkembangan teknologi. Banyak pengaruh buruk muncul sehingga kehilangan arah dan tujuan hidup. Jika tidak sigap mengendalikan diri, krisis identitas bisa membawa ke arah yang lebih buruk.

Merasa kehidupan tidak bermakna, sesekali lihatlah kondisi diri. Mungkin kamu sedang mengalami krisis identitas. Kehidupan terasa tidak ada artinya. Kamu hanya terombang-ambing perkembangan zaman tanpa tahu tujuan hidup yang ingin diraih.

6. Sikap tutup mata terhadap keberuntungan kecil

ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Fransisco Gonzalez)
ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Fransisco Gonzalez)

Mari kita renungkan sejenak. Ada banyak keberuntungan yang sudah didapat hari ini. Tidak harus mendapatkan kekayaan dalam jumlah besar. Kesehatan fisik yang segar-bugar sudah termasuk keberuntungan yang patut disyukuri.

Ketika kamu tidak mampu mensyukuri keberuntungan kecil, jangan heran Kehidupan terasa tidak bermakna. Dirimu selalu menginginkan lebih dan lebih, tanpa mengetahui kepuasan. Tanpa disadari, suatu hal yang kamu anggap kecil dan sederhana bisa membawa dampak berarti.

Menjalani kehidupan yang tidak bermakna, kamu cenderung tidak bersemangat. Kamu terkurung kegelisahan dan perasaan tidak puas. Merasakan kehidupan tidak bermakna, mari introspeksi diri. Kondisi seperti ini pasti dipicu oleh berbagai sumber.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us

Latest in Life

See More

4 Tips Belajar Bahasa Inggris lewat Film dan Lagu, Mudah dan Simpel!

07 Sep 2025, 09:18 WIBLife