11 Sunah yang Dianjurkan Rasulullah SAW Selama Bulan Ramadan

Selain berpuasa yang memang ibadah wajib, ibadah lain yang sunah dan bernilai tinggi adalah membaca Al-Qur’an. Setiap huruf dalam Al-Qur'an mendatangkan keberkahan, ketenangan hati, serta memberikan pahala tadarus di bulan Ramadan.

Imam Az-Zuhri berkata,

“Apabila datang Ramadan, maka kegiatan utama kita selain berpuasa adalah membaca Al-Qur’an.” 

Anjuran ini pun dilakukan oleh Imam Syafi'i, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ar Rabi'.

“Imam Syafi’i rahimahullah mengkhatamkan Al-Qur’an pada setiap bulan Ramadan sebanyak 60 kali dan setiap bulannya mengkhatamkan sebanyak 30 kali”. (HR Ar Rabi’ (murid Imam Syafi’i))

Sahur merupakan sunah yang dilakukan selama puasa pada waktu menjelang subuh. Ini dilakukan agar kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan sempurna.

Hal ini memang bukan kewajiban, namun menurut hadis riwayat Bukhari dan Muslim, sahur di bulan Ramadan dapat mendatangkan keberkahan.

“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hal ini pasti sudah tak asing lagi bagi umat muslim. Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, dijelaskan bahwa,

“Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka puasa sebelum melakukan salat magrib dengan kurma, jika tidak ada kurma maka beliau berbuka tamar dan jika tidak ada tamar maka beliau meminum beberapa teguk air putih”. HR Abu Dawud (no. 2356)

Berdasarkan hadis tersebut, banyak ulama yang memberikan anjuran untuk mengonsumsi makanan yang manis terlebih dahulu, seperti kurma yang dimakan oleh Rasulullah SAW ketika berbuka puasa.

Pada bulan Ramadan, berdoa adalah sesuatu yang terbuka dan amat disukai oleh Allah. Berdoa menunjukkan bahwa seorang hamba merendah dan berpasrah kepada Allah SWT.

Ini adalah cara terbaik untuk berkomunikasi dengan-Nya. Allah SWT berfirman:

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina”. (QS. Al-Mu’min: 60)

Sedekah terbaik ialah yang dilakukan pada bulan Ramadan dengan niat memberi kebahagiaan secara merata kepada semua umat muslim. Dengan begitu, Allah senantiasa melipatgandakan kebaikan yang mereka beri.

Sebagaimana firman Allah berikut ini:

“Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan ganjaran bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah maha luas lagi maha mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 261)

Salat malam sangat baik dilakukan pada bulan Ramadan karena dapat memberikan ganjaran baik bagi umat yang menjalankannya. Bahkan, pada 10 malam terakhir, salat dapat mendatangkan berkah yang berlimpah.

“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam salat di masjid lalu para sahabat mengikuti salat Dia, kemudian pada malam berikutnya (malam kedua) Dia salat maka manusia semakin banyak (yang mengikuti salat nabi), kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau malam keempat. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak keluar pada mereka, lalu ketika pagi harinya Dia bersabda: ‘Sungguh aku telah melihat apa yang telah kalian lakukan, dan tidaklah ada yang mencegahku keluar kepada kalian kecuali sesungguhnya aku khawatir akan diwajibkan pada kalian,’ dan (peristiwa) itu terjadi di bulan Ramadan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Nabi salallahu ‘alaihi wassalam beriktikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadan, hingga wafatnya kemudian istri-istri beliau pun beriktikaf setelah kepergian beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Memuliakan malam pada bulan Ramadan, dapat dilakukan dengan menjalankan amal kebaikan, seperti salat malam dan membaca Al-Qur’an. Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang salat pada malam lailatul qadar berdasarkan iman dan ihtissab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” 

Salat tarawih adalah ibadah sunah yang hanya ada di bulan Ramadan. Ibadah ini bukan ibadah wajib, namun memiliki banyak keutamaan karena menunjukkan rasa syukur telah dipertemukan dengan bulan Ramadan.

Dalam hadis AbdurRazzaq dan Baihaqi, dijelaskan sebagai berikut:

"Rasulullah SAW melakukannya secara berjemaah sebanyak 11 rakaat dengan bacaan surat-surat yang panjang. Tapi, di saat kekhawatiran akan diwajibkannya salat tarawih sudah tidak ada lagi, Umar bi Khattab menyebutkan jumlah rakaat salat tarawih adalah 21 atau 23 rakaat." (HR. Abdur Razzaq dan Baihaqi)

Kita wajib bersyukur karena berkecukupan makan dan minum selama puasa. Sebab, tidak semua manusia demikian. Banyak saudara kita yang kekurangan dan bahkan kesulitan untuk mendapat makanan sahur dan berbuka.

Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa memberi makanan berbuka kepada orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i)

Istigfar adalah sunah yang baik dilakukan sebagai wujud kedekatan dan permohonan ampun kepada Allah SWT. Sebab, istigfar dapat memberikan ketenangan hati sekaligus mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa-dosa yang telah lalu.

“Ada tiga perkara yang termasuk akhlak para Nabi; menyegerakan ifthar, mengakhirkan makan sahur, dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika (berdiri) dalam salat.” (Majma’ az Zawaid 2/150).

Rasulullah SAW berkata kepada Ummu Sinan, seorang wanita Anshar,

"Apabila datang bulan Ramadan, hendaklah ia melakukan umrah, karena nilainya setara dengan haji bersama Rasulullah SAW." (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun, meski disunahkan, hal yang satu ini hanya dianjurkan bagi orang yang mampu saja. Jika ada seseorang yang mampu dan melakukannya ikhlas karena Allah , maka akan mendapat pahala yang mulia.

Setelah membaca informasi di atas, kamu jadi tahu kan apa saja sunah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh Rasulullah SAW selama bulan Ramadan. Kalau begitu, jangan lupa mengamalkannya, ya!