Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Surat Al-A'raf Ayat 73-84 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaan

Ilustrasi Al-Qur'an dan Buku Yasin (IDN Times/Besse Fadhilah)
Ilustrasi Al-Qur'an dan Buku Yasin (IDN Times/Besse Fadhilah)

Surat ini memuat tentang keadaan orang-orang yang berada di tempat tertinggi atau Al-A'raf. Surat Al-A'raf sendiri memiliki arti 'tempat tertinggi'.  Secara khusus pada ayat 73 sampai 84 ini, banyak mengisahkan tentang kaum Nabi Saleh yaitu kaum Tsamud dan juga kaum Nabi Luth.

Berikut ini selengkapnya tentang arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Al-A'raf ayat 73 sampai dengan 84.

1. Surat Al-A'raf ayat 73-84 beserta artinya

unsplash
unsplash

Berikut merupakan surat Al-A'raf ayat 73-84 dan terjemahannya:

Ayat 73

وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًاۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْۗ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَكُمْ اٰيَةً فَذَرُوْهَا تَأْكُلْ فِيْٓ اَرْضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

wa ilā ṡamụda akhāhum ṣāliḥā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, qad jā`atkum bayyinatum mir rabbikum, hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarụhā ta`kul fī arḍillāhi wa lā tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum 'ażābun alīm

"Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih.”

Ayat 74

وَاذْكُرُوْٓا اِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاۤءَ مِنْۢ بَعْدِ عَادٍ وَّبَوَّاَكُمْ فِى الْاَرْضِ تَتَّخِذُوْنَ مِنْ سُهُوْلِهَا قُصُوْرًا وَّتَنْحِتُوْنَ الْجِبَالَ بُيُوْتًا ۚفَاذْكُرُوْٓا اٰلَاۤءَ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ

ważkurū iż ja'alakum khulafā`a mim ba'di 'ādiw wa bawwa`akum fil-arḍi tattakhiżụna min suhụlihā quṣụraw wa tan-ḥitụnal-jibāla buyụtā, fażkurū ālā`allāhi wa lā ta'ṡau fil-arḍi mufsidīn

"Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum ‘Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi."

Ayat 75

قَالَ الْمَلَاُ الَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا مِنْ قَوْمِهٖ لِلَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا لِمَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ اَتَعْلَمُوْنَ اَنَّ صٰلِحًا مُّرْسَلٌ مِّنْ رَّبِّهٖۗ قَالُوْٓا اِنَّا بِمَآ اُرْسِلَ بِهٖ مُؤْمِنُوْنَ

qālal-mala`ullażīnastakbarụ ming qaumihī lillażīnastuḍ'ifụ liman āmana min-hum a ta'lamụna anna ṣāliḥam mursalum mir rabbih, qālū innā bimā ursila bihī mu`minụn

"Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, yaitu orang-orang yang telah beriman di antara kaumnya, “Tahukah kamu bahwa Saleh adalah seorang rasul dari Tuhannya?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami percaya kepada apa yang disampaikannya.”

Ayat 76

قَالَ الَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْٓا اِنَّا بِالَّذِيْٓ اٰمَنْتُمْ بِهٖ كٰفِرُوْنَ

qālallażīnastakbarū innā billażī āmantum bihī kāfirụn

"Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu percayai.”

Ayat 77

فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ اَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوْا يٰصٰلِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ اِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ

fa 'aqarun-nāqata wa 'atau 'an amri rabbihim wa qālụ yā ṣāliḥu`tinā bimā ta'idunā ing kunta minal-mursalīn

"Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya. Mereka berkata, “Wahai Saleh! Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang rasul.”

Ayat 78

فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَ

fa akhażat-humur-rajfatu fa aṣbaḥụ fī dārihim jāṡimīn

"Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka."

Ayat 79

فَتَوَلّٰى عَنْهُمْ وَقَالَ يٰقَوْمِ لَقَدْ اَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّيْ وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلٰكِنْ لَّا تُحِبُّوْنَ النّٰصِحِيْنَ

fa tawallā 'an-hum wa qāla yā qaumi laqad ablagtukum risālata rabbī wa naṣaḥtu lakum wa lākil lā tuḥibbụnan-nāṣiḥīn

"Kemudian dia (Saleh) pergi meninggalkan mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat.”

Ayat 80

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ

wa lụṭan iż qāla liqaumihī a ta`tụnal-fāḥisyata mā sabaqakum bihā min aḥadim minal-'ālamīn

"Dan (Kami juga telah mengutus) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini)."

Ayat 81

اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ

innakum lata`tụnar-rijāla syahwatam min dụnin-nisā`, bal antum qaumum musrifụn

"Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”

Ayat 82

وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهٖٓ اِلَّآ اَنْ قَالُوْٓا اَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ قَرْيَتِكُمْۚ اِنَّهُمْ اُنَاسٌ يَّتَطَهَّرُوْنَ

wa mā kāna jawāba qaumihī illā ang qālū akhrijụhum ming qaryatikum, innahum unāsuy yataṭahharụn

"Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, “Usir lah mereka (Lut dan pengikutnya) dari negerimu ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci.”

Ayat 83

فَاَنْجَيْنٰهُ وَاَهْلَهٗٓ اِلَّا امْرَاَتَهٗ كَانَتْ مِنَ الْغٰبِرِيْنَ

fa anjaināhu wa ahlahū illamra`atahụ kānat minal-gābirīn

"Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal."

Ayat 84

وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَّطَرًاۗ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِيْنَ

wa amṭarnā 'alaihim maṭarā, fanẓur kaifa kāna 'āqibatul-mujrimīn

"Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu."

2. Kandungan surat Al-A'raf ayat 73-84

Ilustrasi berdoa (Shutterstock)
Ilustrasi berdoa (Shutterstock)

Berikut ini kandungan dari surat Al-A’raf ayat 73-84 antara lain:

  • Ayat 73 menjelaskan kisah Nabi Saleh dan kaumnya yang bernama kaum Tsamud yang mengajarkan ajaran tauhid yakni mengingatkan mereka untuk menyembah Allah dan seekor unta betina sebagai pertanda kenabian khusus untuk mereka.
  • Ayat 74 menjelaskan Nabi Saleh mengingatkan kaum Tsamud dengan nikmat-nikmat Allah supaya mereka patuh dan taat kepada-Nya. 
  • Ayat 75 menjelaskan sikap sombong dan angkuh yang ditunjukkan oleh para pemuka atau pembesar kaum Tsamud setelah mendengar peringatan Allah yang telah disampaikan oleh Nabi. Bahkan mereka berkata dengan mengejek Nabi Saleh untuk menanamkan keraguan pada orang-orang yang dianggap lemah yakni orang yang beriman.
  • Ayat 76 menjelaskan mereka menyombongkan diri dengan mengejek dan menolak terhadap apa yang diimani oleh kaum lemah tersebut. kemudian menghindari untuk menyatakan ingkar terhadap apa yang dibawa oleh Nabi Saleh, karena mereka khawatir akan ada kesan bahwa mereka mengakui kerasulannya.
  • Ayat 77 menjelaskan kaum Tsamud membuktikkan keingkarannya melalui perbuatan berupa menyembelih dan memotong kaki unta betina, kemudian mereka dengan angkuh mengabaikan tuntunan Allah yang melarangnya untuk menyakiti unta-Nya.
  • Ayat 78 menjelaskan Allah memberikan azab kepada kaum Tsamud akibat kesombongan dan perbuatannya yang sudah melampaui batas berupa gempa dan petir yang sangat dahsyat. Azab tersebut sudah menghancurkan bangunan dan mereka mati dengan bergelimpangan dalam reruntuhan puing-puing rumahnya.
  • Ayat 79 menjelaskan Nabi Saleh meninggalkan kaumnya dengan berat hati, sedih dan rasa haru sambil berkata dengan rasa penuh penyesalan dan iba “Wahai kaumku! Sungguh aku telah menyampaikan amanat dari Tuhanku berupa pesan dan peringatan-Nya dan aku sudah cukup menasihati kamu dengan melarangmu melakukan perbuatan yang dilarang. Tetapi kamu tidak menghiraukan seruanku, bahkan tidak menyukai orang yang telah memberi nasihat.”
  • Ayat 80 menjelaskan kisah Nabi Luth bersama kaumnya di mana kaumnya sudah melakukan kedurhakaan besar yakni perbuatan keji berupa homoseksual yang belum pernah dilakukan oleh satu orang pun di zaman sebelumnya.
  • Ayat 81 menjelaskan bagaimana homoseksual terjadi pada kaum Luth yakni mereka benar-benar melampiaskan syahwatnya kepada sesama jenis (lelaki) dengan memasukkan mereka dari duburnya, bukan kepada perempuan yang seharusnya mereka lakukan. Mereka sudah benar-benar menjadi kaum yang melampaui batas yakni sangat keji, rendah dan durhaka.
  • Ayat 82 menjelaskan tanggapan kaum Luth terkait peringatan keras tersebut yakni menyuruh Nabi Luth dan para pengikutnya untuk keluar dari negeri mereka.
  • Ayat 83 menjelaskan Allah menyelamatkan Nabi Luth bersama pengikutnya yang beriman, terkecuali bagi istrinya yang tidak beriman dan tidak mau keluar dari negeri tersebut. Dia (istri Nabi Luth) adalah orang-orang yang tertinggal dan dibinasakan bersama dengan kaumnya yang ingkar.
  • Ayat 84 menjelaskan Allah menurunkan siksaan dan azab-Nya kepada kaum Luth yang ingkar setelah menyelamatkan Nabi Luth dan pengikutnya. Allah menghujani negeri mereka dengan hujan batu yang membinasakan dan meluluhlantakan negerinya. 

3. Keutamaan surat Al-A'raf

Freepik/Rawpixel
Freepik/Rawpixel

Adapun keutamaan-keutamaan dalam membaca surat Al-A’raf yang harus kita ketahui sebagai berikut:

  1. Sebagai orang yang tidak akan dihisab saat hari kiamat. Orang tersebut adalah orang yang membaca surat Al-A’raf pada hari Jum’at.
  2. Di hari kiamat, surat Al-A’raf akan menjadi saksi bagi orang yang membacanya.
  3. Sedangkan bagi orang yang membaca surat ini setiap bulannya, maka dia adalah orang yang tidak termasuk kedalam yang dipenuhi rasa takut dan bersedih hati pada hari kiamat.

Demikian arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Al-A'raf ayat 73 sampai 84. Semoga kita bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh kaum Tsamud dan kaum Nabi Luth. Amin. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Cynthia Nanda Irawan
EditorCynthia Nanda Irawan
Follow Us