Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kecerdasan Emosional Kamu Menurun, Waktunya Self-Check!

ilustrasi bekerja (pexels.com/Gustavo Fring)
Intinya sih...
  • Perubahan emosi yang cepat terhadap hal-hal kecil bisa jadi tanda penurunan kecerdasan emosional.
  • Kesulitan dalam mengendalikan emosi, kurangnya empati, dan kesadaran diri yang menurun adalah indikator EQ yang menurun.
  • Penurunan kemampuan komunikasi dan ketidakmampuan mengelola stres juga merupakan tanda-tanda penurunan kecerdasan emosional.

Pernah gak sih merasa emosimu kayak roller coaster yang gak bisa dikontrol akhir-akhir ini? Mungkin kamu jadi lebih gampang tersinggung sama hal-hal sepele, sulit fokus, atau malah jadi super sensitif terhadap kritik kecil. Kalau iya, ini mungkin tanda bahwa kecerdasan emosional kamu sedang mengalami penurunan.

Kecerdasan emosional atau Emotional Intelligence (EQ) adalah kemampuan kita untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi, baik emosi diri sendiri maupun orang lain. Sama seperti kemampuan lainnya, EQ bisa naik-turun tergantung kondisi mental, fisik, dan lingkungan kita. Nah, supaya gak terlanjur berdampak negatif ke kehidupan sehari-hari, yuk cek tanda-tanda penurunan EQ yang perlu kamu waspadai sekarang juga!

1. Kamu jadi lebih mudah terpicu emosi negatif dalam waktu singkat

ilustrasi bekerja (pexels.com/SHVETS production)

Kalau sebelumnya kamu termasuk orang yang santai menghadapi masalah, tapi sekarang jadi cepat marah atau kesal karena hal-hal kecil, ini pertanda EQ-mu sedang menurun. Misalnya, kamu langsung sewot saat ada teman yang terlambat 5 menit, atau langsung defensive saat mendapat masukan dari atasan di kantor.

Perubahan ini terjadi karena kemampuan self-regulation kamu sedang melemah. Padahal, kunci kecerdasan emosional adalah kemampuan mengendalikan emosi dan gak membiarkan perasaan sesaat mengambil alih logika. Coba perhatikan seberapa cepat kamu bereaksi terhadap situasi-situasi yang memicu stres atau ketidaknyamanan. Kalau reaksimu terasa lebih intens dibanding biasanya, ini saatnya melakukan evaluasi diri.

2. Sulit berempati dan memahami sudut pandang orang lain

ilustrasi bercermin (pexels.com/cottonbro studio)

Empati adalah komponen penting dalam kecerdasan emosional. Ketika EQ menurun, kamu mungkin kesulitan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan hanya fokus pada perspektifmu sendiri. Akibatnya, diskusi jadi lebih sering berujung konflik karena kamu merasa pendapatmu yang paling benar.

Coba ingat-ingat, apakah akhir-akhir ini kamu jadi lebih cuek sama perasaan orang lain? Atau mungkin kamu sering gak peduli saat teman atau pasangan mencoba berbagi cerita? Mungkin juga kamu jadi lebih sering memotong pembicaraan dan gak sabar mendengarkan orang lain sampai selesai bicara. Semua ini bisa jadi tanda bahwa kemampuan empatimu sedang gak dalam kondisi terbaiknya.

3. Kurang aware terhadap perasaan sendiri dan gak tau penyebabnya

ilustrasi bercermin (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Kesadaran diri atau self-awareness adalah dasar dari kecerdasan emosional. Ketika EQ menurun, kamu mungkin kesulitan mengenali apa yang sebenarnya kamu rasakan. Kamu tau kalau mood lagi jelek, tapi gak tau kenapa. Atau malah gak sadar sama sekali kalau sikapmu sudah berubah, sampai ada orang lain yang mengingatkan.

Penurunan kesadaran diri ini bikin kamu jadi kesulitan mengidentifikasi pemicu emosi negatif. Akibatnya, kamu kesulitan untuk mencari solusi atau strategi coping yang tepat. Kamu mungkin jadi lebih sering mengambil keputusan yang kurang optimal atau bereaksi berlebihan terhadap situasi tertentu tanpa tau alasan sebenarnya. Padahal, mengenali emosi sendiri adalah langkah pertama untuk mengelolanya dengan sehat.

4. Komunikasi jadi lebih sering berujung konflik atau kesalahpahaman

ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat kecerdasan emosional menurun, kemampuan komunikasi biasanya ikut terganggu. Kamu mungkin merasa orang lain jadi lebih sulit dimengerti, atau pesan yang ingin kamu sampaikan sering disalahartikan. Padahal, mungkin cara kamu mengekspresikan pikiran dan perasaanlah yang berubah.

Perhatikan apakah kamu jadi lebih sering menggunakan kata-kata yang terlalu tajam atau intonasi yang lebih tinggi saat berbicara. Atau mungkin kamu jadi lebih pasif-agresif dan sering menyindir alih-alih mengutarakan apa yang kamu rasakan secara langsung. Ini semua bisa jadi tanda bahwa EQ-mu perlu diasah kembali. Komunikasi yang efektif membutuhkan kemampuan untuk mengendalikan emosi sekaligus memahami emosi lawan bicara.

5. Merasa kewalahan dan gak mampu mengelola stres

ilustrasi stres (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tanda klasik dari penurunan kecerdasan emosional adalah ketidakmampuan mengelola stres. Kalau biasanya kamu bisa mengatasi deadline atau tekanan pekerjaan dengan tenang, tapi sekarang jadi gampang panik atau bahkan lumpuh gak bisa berbuat apa-apa, ini pertanda bahwa ketahanan emosionalmu sedang menurun.

Stres memang bagian normal dari kehidupan, tapi orang dengan EQ yang baik biasanya punya strategi coping yang efektif. Mereka bisa memisahkan antara hal yang bisa dikontrol dan yang di luar kendali. Kalau sekarang kamu merasa hidup jadi lebih berat dan gak tau cara mengatasinya, mungkin ini saatnya melakukan reset pada kecerdasan emosionalmu.

Mengenali tanda-tanda di atas adalah langkah penting dalam perjalananmu untuk memulihkan kecerdasan emosional. Ingat, mengalami penurunan kecerdasan emosional bukan berarti kamu gagal atau lemah. Justru, dengan menyadarinya, itu menunjukkan bahwa kamu punya self-awareness yang baik. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us