Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tanda Social Anxiety yang Sering Keliru Disangka Pemalu

ilustrasi wanita mengekspresikan kecemasan (pexels.com/alexgreen)
ilustrasi wanita mengekspresikan kecemasan (pexels.com/alexgreen)

Banyak orang mengira rasa canggung di situasi sosial hanyalah tanda sifat pemalu. Padahal, ada kondisi yang terlihat mirip tapi sebenarnya lebih kompleks dan bisa berdampak besar pada kehidupan sehari-hari. Sayangnya, perbedaan ini sering kali tidak disadari, sehingga orang yang mengalaminya kerap dianggap hanya butuh “lebih percaya diri.”

Kenyataannya, ada sinyal-sinyal tertentu yang membedakan antara sekadar malu dengan kondisi yang lebih serius. Mengenali tanda-tandanya bisa membantu kita lebih memahami diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita. Yuk, cari tahu apa saja tanda social anxiety yang sering keliru disangka pemalu!

1. Ingin bersosialisasi tapi merasa tertahan

ilustrasi menghibur teman yang sedih (pexels.com/karolinagrabowska)
ilustrasi menghibur teman yang sedih (pexels.com/karolinagrabowska)

Dilansir SELF, menurut Chloe Carmichael, PhD, psikolog asal New York City, orang dengan social anxiety sebenarnya ingin terhubung dengan orang lain. Namun, rasa takut dihakimi atau ditolak membuat mereka sulit melangkah, sehingga tampak pasif meski dalam hati ingin berinteraksi.

Hal sederhana seperti mengirim pesan ajakan nongkrong bisa terasa berat. Pikiran mereka dipenuhi rasa takut terlihat clingy atau berlebihan. Bukan karena tidak mau bergaul, tapi karena ada hambatan internal yang kuat.

2. Tampak supel tapi merasa gak nyambung

ilustrasi menyapa teman (pexels.com/amina-filkins)
ilustrasi menyapa teman (pexels.com/amina-filkins)

Tanda social anxiety gak selalu terlihat jelas lewat sikap pendiam atau suka menghindari keramaian. Faktanya, ada juga orang dengan kondisi ini yang justru tampak supel, cerewet, dan terlihat nyaman saat berada di tengah banyak orang. Dari luar mungkin tampak percaya diri, tapi di dalam hati mereka sedang berjuang dengan rasa cemas yang kuat.

“Kamu bisa saja seorang ekstrovert yang mengalami social anxiety,” jelas Ellen Hendriksen, PhD, psikolog di Boston University, dilansir SELF

Meski terlihat asyik berinteraksi, mereka sering merasa tidak benar-benar diterima oleh lingkungannya. Akibatnya, setelah pulang dari acara, mereka bisa terus memikirkan setiap ucapan atau khawatir kalau sebenarnya teman-teman tidak menginginkan kehadirannya.

3. Tubuh bereaksi meski pikiran mencoba tenang

ilustrasi dua wanita berdisukusi (pexels.com/tirachardkumtanom)
ilustrasi dua wanita berdisukusi (pexels.com/tirachardkumtanom)

Tanda social anxiety juga bisa terlihat dari reaksi fisik. Dilansir SELF, menurut Angela Neal Barnett, PhD, direktur PRADAA di Kent State University, tubuh bisa bereaksi bahkan sebelum pikiran sempat menenangkan diri. Itulah kenapa meski seseorang terlihat tenang dari luar, jantungnya bisa saja berdegup kencang karena rasa cemas yang datang tiba-tiba.

Selain overthinking yang bikin pikiran berputar ke arah negatif, tubuh juga sering memberi sinyal tanpa disadari. Jantung bisa langsung berdebar saat melihat teman-teman tertawa tanpa melibatkanmu, atau perut terasa mual menjelang acara networking meski sudah mencoba menenangkan diri.

4. Takut dihakimi, bahkan setelah acara selesai

ilustrasi perempuan sedang menghadapi stress (pexels.com/mart-production)
ilustrasi perempuan sedang menghadapi stress (pexels.com/mart-production)

Kalau orang pemalu biasanya rasa canggungnya hilang setelah suasana mencair, lain halnya dengan penderita social anxiety. Mereka tetap sibuk memikirkan kesalahan kecil yang mungkin dilakukan. Bahkan, setelah acara selesai pun, rasa khawatir itu masih membayangi.

Contohnya, setelah kencan yang berjalan menyenangkan, mereka masih memikirkan apakah terlalu banyak bicara atau terlihat aneh. Hal ini menimbulkan beban tambahan yang membuat mereka sulit menikmati pengalaman sosial.

“Ada kekhawatiran terus-menerus bahwa orang lain menilai kamu,” jelas Dr. Ellen Hendriksen. “Entah karena salah bicara, penampilan kurang oke, atau dianggap membosankan dan gak menarik,” tambahnya.

5. Gak pernah benar-benar merasa nyaman

ilustrasi wanita Jepang (pexels.com/satoshi)
ilustrasi wanita Jepang (pexels.com/satoshi)

Wajar kalau seseorang terlihat canggung atau diam di awal suasana sosial, tapi biasanya rasa itu akan hilang setelah obrolan mengalir. Berbeda dengan penderita social anxiety, ketidaknyamanan mereka tetap bertahan meski sudah cukup lama berada di ruangan. Alih-alih merasa rileks, mereka justru terus waspada dengan apa yang dikatakan atau bagaimana orang lain memandangnya.

Menurut Dr. Neal Barnett, masalahnya bukan sekadar butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi. Social anxiety berakar pada ketakutan mendalam akan ditolak atau dipermalukan, sehingga rasa tegang tidak serta-merta hilang. Bahkan ketika bersama orang yang sudah dekat, perasaan was-was itu tetap mengikuti dan bikin mereka sulit merasa benar-benar nyaman.

6. Menghindari kesempatan penting

ilustrasi wanita duduk menyendiri (pexels.com/karolinagrabowska)
ilustrasi wanita duduk menyendiri (pexels.com/karolinagrabowska)

Orang dengan social anxiety sering kali melewatkan peluang besar karena rasa cemas yang berlebihan. Misalnya, menolak promosi karena takut harus berbicara di depan orang banyak. Atau bahkan memilih absen di acara ulang tahun sahabat karena cemas bertemu orang baru.

Kalau pemalu biasa mungkin hanya butuh sedikit dorongan untuk ikut, penderita social anxiety bisa benar-benar menolak kesempatan itu. Padahal, peluang tersebut bisa membawa dampak positif bagi kehidupan mereka. Demikian, social anxiety bukan sekadar sifat, tapi bisa menjadi hambatan nyata yang membatasi potensi seseorang.

Social anxiety sering disangka sekadar pemalu, padahal dampaknya lebih serius. Jika rasa cemas bikin kamu sulit berinteraksi atau melewatkan peluang, penting untuk mengenali tandanya dan mencari bantuan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Aroma Terapi Pilihan untuk Mengurangi Stres Setelah Seharian Kerja

24 Sep 2025, 18:15 WIBLife