5 Tipe MBTI yang Cenderung Jadi People Pleaser, Hati-hati Lelah!

Tidak semua orang nyaman untuk menolak permintaan orang lain. Ada tipe-tipe kepribadian tertentu yang cenderung mengutamakan kebutuhan orang lain dibandingkan kebutuhan diri sendiri. Dalam kerangka MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), beberapa tipe lebih rentan terjebak dalam pola perilaku people pleaser. Meskipun terlihat baik, terlalu sering menyenangkan orang lain bisa membuat lelah secara emosional maupun mental.
Tipe-tipe ini sering kali merasa bersalah saat menolak permintaan atau tidak mampu memenuhi ekspektasi orang lain. Mereka punya dorongan kuat untuk menciptakan harmoni dalam hubungan sosial, bahkan jika itu berarti harus mengorbankan kenyamanan pribadi. Jika terlalu sering dilakukan tanpa disadari, kecenderungan ini bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan rasa percaya diri. Karena itu, penting untuk mengenali tanda-tandanya dan mulai menetapkan batas sehat dalam relasi sosial.
1. ISFJ

ISFJ dikenal sebagai pribadi yang penuh perhatian, setia, dan hangat. Mereka sangat menghargai hubungan personal dan merasa bertanggung jawab untuk merawat orang-orang di sekitar. Karena itu, mereka mudah terjebak dalam kebiasaan menyenangkan orang lain, bahkan ketika hal itu mengganggu rutinitas atau prioritas pribadi. Mereka sering merasa tidak enak hati jika harus mengatakan “Tidak,” meskipun hal itu akan membuatnya kelelahan secara fisik maupun emosional.
Selain itu, ISFJ biasanya tidak menunjukkan rasa lelah atau marah secara terang-terangan. Mereka lebih memilih menyimpan semuanya sendiri agar tidak menciptakan konflik. Meskipun terlihat kuat, sisi lembut mereka bisa membuat ISFJ sangat mudah dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kecenderungan ini membuat mereka perlu belajar untuk menyeimbangkan kepedulian terhadap orang lain dengan menjaga kebutuhan pribadi.
2. INFJ

INFJ termasuk tipe yang sangat empatik dan intuitif terhadap perasaan orang lain. Mereka mampu membaca suasana hati orang di sekitarnya dan kerap merasa perlu menjadi penengah dalam situasi yang tegang. Sifat ini membuat INFJ rentan menjadi people pleaser karena mereka merasa bertanggung jawab untuk menjaga kedamaian emosional orang lain. Ketika ada konflik atau ketidakseimbangan dalam hubungan, INFJ bisa merasa gagal secara pribadi.
Di sisi lain, INFJ sering kali memendam kebutuhan dan keinginan sendiri karena takut membuat orang lain kecewa. Meskipun punya prinsip yang kuat, mereka tidak selalu mengekspresikannya secara langsung karena tidak ingin terlihat terlalu keras. Akibatnya, INFJ sering kali mengabaikan diri sendiri demi memenuhi harapan orang lain. Jika ini dibiarkan, bukan hanya rasa lelah yang muncul, tetapi juga kebingungan terhadap identitas diri.
3. ESFJ

Sebagai pribadi yang sangat sosial dan perhatian, ESFJ dikenal sebagai pendukung yang hebat dalam kelompok. Mereka sangat peka terhadap kebutuhan orang lain dan sering merasa paling bahagia ketika bisa membantu. Namun, karena kebutuhan untuk merasa dibutuhkan sangat besar, ESFJ sering kali kesulitan menetapkan batasan. Mereka merasa khawatir dianggap tidak peduli jika menolak permintaan, bahkan ketika kondisi fisik atau emosional sedang tidak memungkinkan.
ESFJ cenderung mengukur harga diri berdasarkan seberapa berguna mereka bagi orang lain. Hal ini membuat mereka sangat rentan terhadap kelelahan emosional karena terus-menerus merasa harus memberikan bantuan. Jika tidak belajar menetapkan batas, ESFJ bisa kehilangan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan sosial. Mereka perlu memahami bahwa menolak bukan berarti berhenti peduli, tapi bagian dari menjaga diri.
4. ENFP

ENFP dikenal sebagai sosok yang ramah, antusias, dan terbuka terhadap banyak pengalaman. Mereka mudah membangun hubungan dan sangat peduli terhadap perasaan orang lain. Karena ingin menjaga hubungan tetap hangat dan harmonis, ENFP cenderung menghindari konflik dan lebih memilih menyenangkan orang lain. Meskipun kelihatan percaya diri, ENFP sering merasa tidak nyaman jika membuat orang kecewa.
Ketika keinginan untuk menyenangkan semua orang menjadi kebiasaan, ENFP bisa merasa kehilangan arah. Mereka mulai menyesuaikan diri dengan ekspektasi orang lain dan perlahan melupakan apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Keinginan untuk selalu terlihat menyenangkan membuat mereka kelelahan tanpa disadari. ENFP perlu belajar bahwa mengekspresikan batasan tidak akan membuat mereka kehilangan koneksi sosial.
5. INFP

Sebagai tipe yang sangat idealis dan peduli terhadap nilai-nilai kemanusiaan, INFP punya dorongan kuat untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Mereka sangat empatik dan mudah terhubung dengan penderitaan orang lain. Karena kepekaan inilah, INFP sering merasa bersalah jika tidak bisa membantu atau menyenangkan orang lain. Mereka cenderung menunda kebutuhan pribadi demi memastikan orang lain merasa lebih baik.
Sayangnya, INFP juga sering memendam emosi dan tidak menyuarakan ketidaknyamanan secara langsung. Mereka takut dianggap egois jika menolak atau mengatakan sesuatu yang bisa menyinggung perasaan. Ketika kebiasaan menyenangkan orang lain sudah terlalu sering terjadi, INFP bisa merasa kosong dan kewalahan. Untuk menghindari kelelahan emosional, INFP perlu memberi ruang bagi diri sendiri untuk tumbuh tanpa terus-menerus menyesuaikan diri dengan orang lain.
Terlalu sering menjadi people pleaser bukanlah tanda kebaikan semata, tetapi juga bisa menjadi cerminan ketidaknyamanan dalam menetapkan batas. Mengenali kecenderungan ini bisa menjadi langkah awal untuk menjaga kesehatan mental dan emosional. Menyenangkan orang lain memang penting, tetapi jangan sampai melupakan kebutuhan pribadi yang juga butuh dihargai.