Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Memelihara Hewan Ternak di Area Urban yang Terbatas

ilustrasi peternakan ayam (freepik.com/freepik)
ilustrasi peternakan ayam (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Pahami aturan memelihara hewan ternak di kota setempat
  • Pilih hewan ternak kecil dan gak menimbulkan kebisingan
  • Buat desain kandang dan sanitasi yang optimal
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memelihara hewan ternak di daerah perkotaan punya aturan yang sangat ketat. Hewan ternak bisa menimbulkan kebisingan dan gangguan dari bau kotoran. Oleh sebab itu, gak boleh sembarangan memelihara ternak di wilayah yang padat.

Namun, memelihara hewan ternak masih bisa jadi pilihan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pangan secara mandiri. Ini akan jadi hobi yang mengasyikkan bila kamu melakukannya dengan perencanaan yang matang. Berikut beberapa tips memelihara hewan ternak di area kota dengan lahan yang terbatas.

1. Pahami aturan memelihara hewan ternak di kota setempat

ilustrasi peternakan bebek (freepik.com/freepik)
ilustrasi peternakan bebek (freepik.com/freepik)

Memelihara hewan ternak di wilayah perkotaan diatur dalam Undang-Undang nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan diubah menjadi Undang-Undang nomor 41 tahun 2014. Dalam pasal 19 ayat (2) menyebutkan bahwa untuk mendirikan hewan ternak, khususnya untuk kepentingan usaha harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, dan sosial budaya.

Bila tujuanmu memelihara untuk sekadar hobi atau memenuhi pangan mandiri, setidaknya melaporlah ke RT/RW untuk meminta izin. Kamu juga perlu menyiapkan lokasi yang layak dan gak menimbulkan kebisingan bagi orang lain. Mencari informasi ke Dinas Peternakan setempat adalah inisiatif terbaik untuk mendapatkan informasi regulasi, persyaratan, dan tips memelihara hewan ternak.

2. Pilih hewan ternak kecil dan gak menimbulkan kebisingan

ilustrasi peternakan ikan (pexels.com/quang-nguyen-vinh)
ilustrasi peternakan ikan (pexels.com/quang-nguyen-vinh)

Hewan ternak yang cocok untuk daerah perkotaan adalah hewan-hewan berukuran kecil dan gak menimbulkan kebisingan. Misalnya unggas seperti ayam petelur, puyuh, atau bebek. Ikan-ikan tawar seperti lele, nila, dan gurame adalah yang paling populer. Karena hewan ikan cenderung mudah dirawat dan minim suara bising.

Hindari memelihara hewan yang mengeluarkan suara berisik seperti ayam jantan yang bisa mengganggu kenyamanan warga setempat. Hindari juga hewan-hewan berukuran besar seperti sapi dan kerbau. 

Perhatikan juga jumlah hewan ternak, khususnya unggas. Semakin banyak jumlah hewan, maka lokasi yang dibutuhkan semakin luas dan potensi mengeluarkan suara bising semakin besar.

3. Buat desain kandang dan sanitasi yang optimal

ilustrasi kandang ayam (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi kandang ayam (pexels.com/cottonbro)

Desain kandang dan sanitasi gak hanya penting untuk menjamin kesejahteraan hewan, tetapi juga untuk pencegahan penyakit dan efisiensi lahan. Desain kandang harus disesuaikan dengan ukuran hewan ternak dan iklim. Misalnya dengan memasang ventilasi dan menghadap ke timur atau barat untuk meminimalkan paparan sinar matahari di siang hari.

Pilih lantai kandang yang mudah dibersihkan dan gak mudah menyerap air. Tambahkan lantai sela (slat floor) untuk mengurangi kontak hewan dan kotoran. Buat juga saluran drainase khusus untuk mengalirkan kotoran cair. Pastikan juga ada fasilitas makan dan minum yang mudah diakses oleh hewan.

Lakukan pembersihan rutin, seperti membersihkan pakan dan kotoran setiap hari. Lakukan pemberisihan kandang secara menyeluruh untuk rentang mingguan/bulanan. Hal yang paling adalah pemberian disenfektan secara rutin untuk memastikan lingkungan kandang sehat.

4. Kelola bau dan kotoran hewan dengan baik

ilustrasi hewan ternak ayam (pexels.com/magda-ehlers)
ilustrasi hewan ternak ayam (pexels.com/magda-ehlers)

Bau dan kotoran hewan ternak jadi tantangan utama dalam beternak. Kotoran hewan yang gak dikelola dengan baik bisa menimbulkan bau menyengat dan menimbulkan penyakit. Mengompos adalah solusi terbaik untuk mengelola kotoran hewan. Limbah kotoran dicampurkan dengan bahan organik seperti sekam, serbuk kayu, atau daun-daun kering yang sudah dicacah.

Untuk mengurangi penyebaran bau, pembersihan rutin dan penyemprotan disinfektan masih jadi kunci. Kamu bisa menambahkan beberapa tanaman yang bisa mengaburkan bau gak sedap dan menyaring udara. Misalnya lidah mertua, lidah buaya, bunga melati, dan kamboja.

5. Komunikasikan dengan tetangga tentang kehadiran hewan ternak

ilustrasi peternakan itik dan ayam (pexels.com/valentin-cvetanoski)
ilustrasi peternakan itik dan ayam (pexels.com/valentin-cvetanoski)

Pastikan kamu memberitahu tetanggamu tentang keberadaan hewan ternak di rumahmu. Dengarkan masukan tetangga dan kekhawatiran mereka. Sangat penting untuk menjaga hubungan baik dengan tetangga demi kenyaman bersama.

Jika hasil ternak berlebih, kamu bisa membagikannya sebagian hasil pada mereka. Ini bisa jadi cara untuk memperkuat hubungan antar tetangga. Tawarkan bantuan bila tetangga ikut tertarik beternak di rumah.

Merawat hewan ternak di daerah kota memang penuh tantangan dan peraturan. Untuk itu, kamu perlu memahami peraturan beternak dan tahu cara beternak dengan efisien. Aktivitas ini penuh dengan manfaat, khususnya secara ekonomis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us