Memasuki Tahun ke-14, Ini Kriteria UOB Painting of The Year!

Jakarta, IDN Times – Melalui program Painting of The Year, UOB terus memperluas kontribusinya dalam dunia seni. Program ini diadakan setiap tahun dan menawarkan kesempatan bagi seniman, baik pendatang baru maupun mereka yang sudah berpengalaman, untuk menampilkan karya mereka.
Dengan membagi kategori berdasarkan emerging dan established, UOB memberikan ruang bagi seniman muda untuk berkarya dan berkompetisi di ranah seni. Setiap tahunnya, UOB menyediakan 1.000 slot untuk pendaftar, dan masing-masing peserta diperbolehkan mengirimkan hingga tiga karya untuk dinilai oleh para juri.
Tahun ini, banyak seniman muda yang ikut serta, dan beberapa dari mereka bahkan berhasil lolos sebagai finalis. Bagi kamu yang tertarik ikut serta di UOB Painting of The Year, simak di bawah ini beberapa kriteria penting yang dipertimbangkan saat menilai karya.
1. Pertama, kejujuran merupakan kunci yang perlu dipegang oleh para pendaftar

Melati Suryodarmo, salah satu Dewan Juri UOB Painting of The Year 2024, menekankan bahwa kejujuran adalah kunci utama yang harus dipegang oleh setiap peserta. Dengan maraknya penggunaan teknologi dalam seni, Melati menegaskan pentingnya kreativitas murni tanpa campur tangan AI yang direkayasa.
“Yang paling penting itu kejujuran. Kami akan melakukan cross check untuk memastikan bahwa setiap karya benar-benar hasil dari tangan sang seniman sendiri. Hal ini juga akan terlihat jelas pada tahap wawancara,” ujar Melati dalam konferensi pers UOB Painting of The Year 2024 pada Rabu (16/10/2024).
Melati berharap para peserta hanya mengajukan karya seni yang sepenuhnya hasil karya tangan mereka, bukan manipulasi teknologi yang ditimpa dengan cat atau medium lain. Selain soal teknologi, kejujuran juga menjadi penilaian penting dalam orisinalitas karya yang mereka tampilkan.
2. Konsep di balik karya juga merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara matang

Tahun ini, para peserta UOB Painting of The Year menampilkan beragam konsep dan ide yang menginspirasi, salah satunya adalah lukisan yang mengangkat kisah dan mitos Raden Saleh, yakni Balung Buto.
Agung Hujatnikkojennong, salah satu Dewan Juri, menyebut lukisan ini sebagai karya yang menarik karena sang seniman menggabungkan sejarah dan seni, serta mengeksplorasi sisi lain dari Raden Saleh sebagai arkeolog.
“Lukisan ini menarik karena bercerita tentang Raden Saleh yang memiliki ketertarikan mendalam pada arkeologi,” ujar Agung saat mengajak media tur karya seni tersebut.
Melalui riset sejarah dan narasi yang kuat, Agung menilai bahwa karya ini memperkaya khazanah budaya Indonesia dengan elemen kepercayaan lokal. Oleh karena itu, untuk menciptakan karya yang berkesan di mata para Dewan Juri, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk menggabungkan unsur sejarah, mitos, atau latar belakang tokoh ke dalam konsep senimu.
3. Berbicara tentang seni, skill juga merupakan unsur yang harus diperhatikan

Dengan adanya tahapan wawancara, Dewan Juri pun melihat lebih lanjut bagaimana sang pendaftar memiliki teknik yang mumpuni ketika mereka menuangkan ide di atas kanvas. Teknik yang dijadikan pertimbangan pun tak lepas dari sisi eksperimental, melalui bagaimana sang pelukis mencoba berbagai cara maupun material baru.
“Dari wawancara, kita kan bertanya kepada para pendaftar ketika mereka mencoba ragam teknik baru. Kita minta mereka untuk menjelaskan ‘mengapa kamu sebut itu sebagai lukisan?’ dan itulah yang ingin kita gali,” pungkas Agung.
Misalnya seperti teknik cipratan di atas benang yang dikirim oleh salah satu pendaftar, alasan si seniman menggunakan teknik dan bagaimana hasilnya itulah yang akan dijadikan pertimbangan.
Meskipun Agung paham bahwa itu merupakan teknik yang terdapat di dunia seni, ia pun ingin melihat penjelasan sang seniman dan apa yang menjadi konsep atau ide di baliknya.
4. Selalu mencari yang fresh dan unik, eskperimen dan eksplorasi juga jadi pertimbangan

Tahun ini, Agung pun melihat banyak pendaftar yang memiliki sisi eksploratif dengan bereksperimen dari sisi material. Sebagai Dewan Juri, unsur ini pun merupakan salah satu pertimbangan karena membawakan sudut pandang baru dan angin kesegaran yang tampak personal.
“Tahun ini lebih banyak yang eksploratif ya. Menurutku, pameran seni itu ya yang belum familiar untuk dilihat di art fair atau exhibition yang dibawahi oleh galeri. Itu jadi pertimbangan kami juga sih,” tutur Agung.
Ditunjuk sebagai salah satu Dewan Juri, Agung pun melihat program UOB ini sebagai cara menarik yang juga perlu dicoba oleh para nama-nama baru.
Karena tidak terpaku oleh salah satu tema layaknya kompetisi lain, program ini pun membebaskan setiap seniman untuk mencoba eksplorasi art work yang disuka dan cara mereka menyampaikannya kepada publik.
5. Berikut tahapan seleksi Painting of the Year oleh UOB

Pada program ini, terdapat 3 tahapan yang perlu dilalui. Dengan jumlah pendaftar sebanyak 1.000 orang, tiap Dewan Juri pun menyeleksi setiap karya dengan matang dan penuh pertimbangan. Berikut beberapa tahapan UOB Painting of The Year yang perlu kamu ketahui:
1. Tahap pertama: Di tahap pertama, semua juri menyeleksi karya para pendaftar satu persatu melaui pertimbangan di atas.
2. Tahap kedua: Tahap kedua, para Dewan Juri menyeleksi sebanyak 50 finalis yang kemudian akan diseleksi kembali melalui video statement tentang karya seni yang dikirim.
3. Tahap ketiga: Di tahap terakhir, para Dewan Juri pun akan melakukan wawancara secara daring, menjadi tahapan yang paling ditunggu-tunggu oleh Dewan Juri untuk meliihat sejauh mana eksplorasi dan gagasan yang lebih luas.
Itu dia pertimbangan serta tahapan mengenai program UOB Painting of The Year yang bisa kamu jadikan referensi. Tertarik mencobanya di tahun depan?