Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Pernikahan Itu Gak Gampang, Butuh Komitmen Tinggi!

ilustrasi menikah (pexels.com/Danu Hidayatur Rahman)

Cara pandang seseorang terhadap pernikahan bisa bermacam-macam. Ada yang memandang pernikahan sebagai tahapan natural setelah sekolah dan bekerja. Sebagian lain bahkan berpikir bahwa menikah merupakan pencapaian, sehingga merasa minder jika belum menjalaninya dan merasa bangga jika sudah menempuhnya.

Apa pun cara pandangnya bagi yang sudah menikah pasti sepakat bahwa pernikahan itu gak mudah. Dibalik berbagai keindahannya ternyata menyimpan banyak persoalan yang membutuhkan kedewasaan untuk menyikapinya. Hal ini pula yang menyebabkan gak sedikit yang menjalani pernikahan seumur jagung.

Lalu, apa saja sebenarnya yang membuat pernikahan itu gak segampang yang diperkirakan selama ini? Ada beberapa alasan yang perlu kamu tahu sehingga bisa lebih bijak lagi dalam memandang pernikahan. Yuk, mari disimak baik-baik.

1. Perbedaan ekspektasi antara pasangan

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro)

Salah satu hal yang bisa membunuh pernikahan, ialah perbedaan ekspektasi yang terlalu jauh antara masing-masing individu. Apalagi jika komunikasi berjalan kurang baik. Duh, makin semrawut, deh, jadinya.

Sebenarnya perbedaan ekspektasi itu wajar, dengan syarat masih realistis dan kalaupun ada gap yang besar bisa dibicarakan dengan baik-baik. Masalahnya, terkadang yang bikin runyam adanya sikap membandingkan dengan pasangan lain, dan ini dijadikan acuan. Ketika ekspektasi tersebut tidak terwujud, akhirnya timbul kekecewaan yang kemudian merusak keharmonisan pernikahan.

2. Perbedaan cara berkomunikasi

ilustrasi pasangan (pexels.com/Toa Heftiba Şinca)

Alasan selanjutnya kenapa menikah itu gak gampang, yaitu masalah komunikasi. Bagi pasangan yang dua-duanya terbiasa jujur, sih, gak masalah. Menjadi ruwet kalau yang satu talkative, sementara satunya lagi lebih sering diam ataupun berkomunikasi lewat kode-kode.

Meski persoalan komunikasi ini vital dan kerap jadi biang kerok rusaknya hubungan, bukan berarti gak ada solusi, lho. Cobalah untuk lebih mengenali pasangan satu sama lain, termasuk cara berkomunikasinya. Jika memang kesulitan, jangan cuma disimpan dalam hati. Beranilah untuk speak up supaya pasangan bisa sadar dan bisa sama-sama cari jalan keluarnya.

3. Konflik yang lebih kompleks

ilustrasi pasangan bahas keuangan (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi pasangan bahas keuangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Jika gak siap mental terhadap berbagai masalah yang kerap mengemuka saat sudah menikah bisa jadi kamu dan pasangan akan tergagap-gagap dengan berbagai persoalan yang silih berganti. Permasalahannya pun bisa jauh lebih kompleks daripada yang dihadapi selama ini.

Sebagai contoh, sebelum menikah kamu dan pasangan gak pernah menghadapi persoalan finansial. Setelah berumah tangga harus lihai mengatur pengeluaran untuk kebutuhan makan, listrik, bulanan untuk orangtua, hingga biaya melahirkan serta pendidikan anak.

Selain masalah finansial, kamu dan pasangan juga mesti menghadapi keluarga besar yang kadang gak sreg dengan pernikahan kalian berdua. Bisa dibayangkan, bukan, peliknya permasalahan yang mesti ditangani setelah menikah?

4. People change 

ilustrasi wanita menangis (pexels.com/Liza Summer)

Sebelum menikah pastinya kamu dan pasangan sedikit banyak sudah mengenal satu sama lain. Kendati demikian, jangan kaget jika pasca menikah banyak hal dari pasangan yang baru kamu tahu.

Selain itu, kamu pun mesti siap jika pasangan berubah. Dia yang dulunya penuh kasih, bisa jadi kini sering ketus. Dia yang dulu idealis, mungkin saja setelah berumah tangga jadi pragmatis. Di situlah butuh toleransi agar bisa bersikap lebih fleksibel menghadapi perubahan yang ada.

Dari uraian tadi bisa disimpulkan bahwa menikah tak berhenti sampai pengucapan janji suci, melainkan masih banyak proses yang mesti dilewati. Dibutuhkan komitmen tinggi dari kedua pihak supaya bisa menepati janji bersama tersebut.

Meski ada banyak kesulitan, gak berarti kamu harus paranoid dan enggan menikah. Dibalik berbagai lika-likunya, ada banyak hal baik, kok, dari pernikahan. Jadi, disikapi dengan bijak aja, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
L A L A .
EditorL A L A .
Follow Us