Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Perbedaan Nutty Relationship dan Toxic Relationship, Cek Hubunganmu!

ilustrasi pasangan berbincang (pixabay.com/Surprising_Shots )

Tidak semua pasangan menjalani hubungan yang tenang, membahagiakan, dan memberi rasa aman. Terkadang, hubungan asmara yang dijalani mungkin terasa unik, penuh drama, bahkan menyakitkan. Nutty relationship adalah hubungan yang penuh dengan dinamika, terkadang terlihat aneh di mata orang lain, namun tetap memberikan kebahagiaan bagi yang menjalaninya. Sedangkan toxic relationship adalah hubungan yang penuh dengan konflik tidak sehat, manipulasi, dan perasaan tertekan.

Secara sekilas, perbedaan antara nutty relationship dan toxic relationship mungkin tak terlihat. Akibatnya, banyak orang yang terjebak dalam hubungan beracun tanpa menyadarinya. Oleh karena itu, kamu perlu memahami apakah drama dalam sebuah hubungan masih bisa dianggap wajar, atau justru sudah di tahap toxic. Berikut adalah beberapa perbedaan nutty relationship dan toxic relationship. Kamu wajib baca, biar paham!

1. Sifat hubungan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Nutty relationship adalah hubungan yang unik dan mungkin terlihat aneh di mata orang lain, tetapi tetap menyenangkan bagi pasangan yang menjalaninya. Dalam hubungan ini, kedua belah pihak memiliki cara komunikasi yang tidak biasa, seperti sering bercanda dengan humor ekstrem, memiliki kebiasaan aneh bersama, atau berinteraksi dengan cara yang nyeleneh. Meski begitu, hubungan tetap didasari oleh perasaan saling menghormati dan tidak ada niat untuk saling menyakiti.

Sebaliknya, toxic relationship adalah hubungan yang dipenuhi dengan pola interaksi yang merugikan salah satu atau kedua pihak. Hubungan ini sering kali diwarnai oleh perilaku manipulatif, kecemburuan berlebihan, kurangnya rasa hormat, bahkan kekerasan emosional dan psikologis.

Dalam toxic relationship, seseorang bisa merasa terjebak, kehilangan kepercayaan diri, atau terus-menerus mengalami stres karena pasangan mereka menciptakan lingkungan yang tidak sehat. Meskipun terkadang pasangan dalam hubungan ini tetap bertahan dengan harapan situasi akan membaik, toxic relationship cenderung semakin memburuk seiring waktu.

2. Komunikasi dalam menghadapi konflik

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Pasangan dalam nutty relationship memiliki cara  komunikasi yang unik dalam menghadapi konflik, mereka mungkin akan menggunakan sindiran ringan atau berdebat dengan gaya yang nyeleneh. Meskipun menghadapi perbedaan pandangan, mereka tetap berusaha terbuka dan mencari solusi bersama untuk masalah yang dihadapi.

Dalam nutty relationship, konflik terjadi biasanya karena kurangnya kedewasaan dan perbedaan cara pandang antara kedua pasangan. Namun tidak ada niat untuk menyakiti dan menyerang pasangan.

Sebaliknya, dalam toxic relationship, komunikasi saat konflik sering kali dipenuhi dengan emosi negatif, seperti kemarahan berlebihan, saling menyalahkan, atau bahkan diam dalam waktu lama sebagai bentuk hukuman emosional (silent treatment). Salah satu atau kedua pasangan mungkin menggunakan manipulasi, seperti gaslighting atau playing victim, yang membuat penyelesaian konflik menjadi semakin sulit.

Alih-alih mencari solusi, konflik dalam toxic relationship justru semakin memperburuk keadaan dan meninggalkan luka emosional. Bahkan setelah konflik dianggap selesai, sering kali masih ada perasaan tidak nyaman atau dendam yang membuat hubungan semakin tidak sehat.

3. Keseimbangan dan kontrol

ilustrasi pasangan (pexels.com/RODNAE Productions)

Dalam nutty relationship, kedua pasangan tetap merasa bebas untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi. Bahkan jika salah satu pasangan memiliki karakter yang lebih dominan, hubungan ini tetap berjalan dengan kesepakatan dan saling pengertian, bukan karena paksaan atau manipulasi. Meskipun salah satu atau kedua pasangan memiliki ketergantungan, tidak ada upaya dari salah satu pasangan untuk mendominasi atau mengontrol yang lain secara berlebihan.

Sebaliknya dalam toxic relationship, keseimbangan sering kali tidak ada karena salah satu pasangan cenderung mendominasi atau mengontrol yang lain. Bentuk kontrol ini bisa berupa membatasi pergaulan, mengatur cara berpakaian, mengekang kebebasan, atau bahkan menggunakan ancaman emosional untuk mendapatkan keinginannya. Salah satu pihak mungkin merasa kehilangan identitasnya karena harus selalu menyesuaikan diri dengan keinginan pasangannya. Ketidakseimbangan ini membuat hubungan menjadi tidak sehat, melelahkan, dan bisa berdampak buruk pada kesehatan mental serta kebahagiaan individu yang terjebak di dalamnya.

4. Cara orang lain melihat hubungan

ilustrasi pasangan berbincang (pixabay.com/5688709)

Nutty relationship seringkali dianggap sebagai hubungan yang tidak wajar bagi orang lain. Pola komunikasi yang nyeleneh, kebiasaan tidak umum, hingga bercandaan ekstrem membuat orang disekitar menganggap hubungan ini unik. Meskipun orang lain mungkin tidak selalu memahami dinamika hubungan ini, mereka tetap melihat bahwa pasangan tersebut bahagia dan tidak mengalami tekanan yang merugikan.

Toxic relationship sering kali terlihat sebagai hubungan yang bermasalah bahkan bagi orang luar. Mereka biasanya melihat adanya pola hubungan yang tidak sehat, seperti salah satu pasangan terlalu mengontrol, sering meremehkan, bahkan mempermalukan pasangannya di depan umum. Dalam banyak kasus, orang-orang di sekitar bisa merasakan bahwa hubungan tersebut merugikan, meskipun pasangan yang terlibat mungkin tidak langsung menyadarinya atau mencoba menutupi kenyataan bahwa mereka berada dalam hubungan yang beracun.

Tidak semua pasangan menjalani hubungan yang tenang, membahagiakan, dan memberi rasa aman. Terkadang, hubungan asmara yang dijalani mungkin terasa unik, penuh drama, bahkan menyakiti. Dengan memahami perbedaan nutty relationship dan toxic relationship, kamu bisa memahami tentang apa yang sedang kamu jalani. Apakah drama yang terjadi dalam sebuah hubungan masih di tahap wajar atau sudah mengarah ke toxic.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rinda Septiana
EditorRinda Septiana
Follow Us