Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Bijak Memaafkan Diri bila Pernah Menyakiti Pasangan

ilustrasi hubungan (pexels.com/Athena)
ilustrasi hubungan (pexels.com/Athena)

Namanya manusia gak ada yang luput dari kesalahan. Termasuk dengan hubungan sama pasangan, kamu mungkin pernah membuatnya kecewa karena satu dua hal. 

Memaafkan orang lain barangkali lebih mudah bagimu ketimbang menerima kenyataan bahwa kamu telah bersikap jahat pada pasangan. Maka dari itu, berikut IDN Times berikan lima cara bijak memaafkan diri bila pernah menyakiti pasangan

1. Kendalikan diri dengan kontrol emosi

ilustrasi hubungan orang memegang ponsel (pexels.com/Katerina Holmes)
ilustrasi hubungan orang memegang ponsel (pexels.com/Katerina Holmes)

Untuk pertama kalinya kamu mengatakan sesuatu yang melukai pasangan, kekecewaan yang kamu rasakan mungkin bukan hanya padanya tetapi juga dirimu. Sepertinya, kamu tanpa sengaja telah membesarkan nyala api yang sudah membara.

Namun, otak punya cara sendiri untuk menyembuhkan emosi negatif dengan memaafkan diri. Dalam studi oleh Ricciardi dan teman peneliti lain, regulasi emosional dalam mengendalikan kemarahan dan kebencian berperan ampuh dalam hal memaafkan.

Makanya, penting dalam hal ini buat dirimu mempersilakan emosi yang hadir. Kesalahan, rasa belum cukup baik pada pasangan, atau apa pun emosi negatif itu, sadari dan kendalikan mulai sekarang.

2. Mengakui kesalahan yang kamu perbuat sama pasangan

default-image.png
Default Image IDN

Kalau kamu orangnya toksik dalam hubungan dan baru menyadarinya, ini bukanlah akhir dari segalanya. Kamu masih bisa mengubah kebiasaan dengan berusaha mengakui dan hadir secara penuh. Karena sejatinya, hubungan adalah tentang dua orang yang mau berusaha saling berbenah. 

Dilansir Healthline, terapis Jordan Pickell mengatakan salah satu cara buat memaafkan kesalahan adalah merelakan dan mengakui serta belajar dari pengalaman. Menurutnya, ketika kamu memberi kesempatan dirimu sekali lagi, pada saat yang sama kamu belajar dari konsekuensi pilihan yang kamu ambil. 

3. Beri waktu dirimu untuk memproses yang terjadi

default-image.png
Default Image IDN

Bahkan, nasi yang telah jadi bubur pun gak langsung berubah seketika. Sederhanya, bukan masalah ketika kamu memerlukan waktu buat mencerna yang terjadi di antara kalian. 

Jika kamu membuat kesalahan tetapi sulit buat melupakan, Pickell dalam hal ini menyarankan untuk visualisasi pikiran dan perasaan ke dalam wadah layaknya stoples atau kotak. Kemudian, katakan pada dirimu bahwa kamu akan mengesampingkan stoples itu sekarang dan mengingat kembali hanya ketika kamu membutuhkannya. 

4. Menebus kesalahan dengan bersikap lebih baik pada pasangan

ilustrasi hubungan(pexels.com/Vladimir Kudinov)
ilustrasi hubungan(pexels.com/Vladimir Kudinov)

Membuat segalanya menjadi jelas adalah langkah awal yang perlu kamu ambil setelah menyakiti pasangan. Coba tentukan waktu yang tepat buat meminta maaf atau cara menebus kesalahan.

Dalam jurnal yang berjudul Tipping the scales: Conciliatory behavior and the morality of self-forgiveness oleh Carpenter dan rekannya tahun 2014, peneliti menemukan bahwa memaafkan diri sendiri karena menyakiti orang lain lebih mudah apabila kamu menebus kesalahan terlebih dulu. Ini lebih dari sekadar meminta maaf pada pasangan, akan tetapi juga tentang memperbaiki diri.

5. Ingat bahwa kebahagiaanmu adalah tanggung jawab dirimu sendiri

default-image.png
Default Image IDN

Dilansir Psychology Today, pendiri ADHDmarriage Melissa Orlov memberi arahan dalam memulihkan hubungan berantakan menjadi lebih sehat. Salah satunya adalah dengan menyadari bahwa kebahagiaanmu adalah tanggung jawab dirimu. Menurutnya, kamu mungkin akan merasakan pengalaman menyenangkan bersama pasangan, tapi hal itu berbeda dengan bagaimana kamu menikmati hubungan itu sendiri. 

Orlov menambahkan bila kamu menemukan empati untuk memaafkan kesalahan diri atau pasangan, itu akan membuka jalan secara konstruktif buat gak mengulangi kesalahan kedua kali. Sebaliknya, ketika kamu menyimpan kemarahan dan kebencian sendiri, itu akan menjadi penghalang kalian buat bergerak maju.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita Dewi
Agustin Fatimah
Fajar Laksmita Dewi
EditorFajar Laksmita Dewi
Follow Us