Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Menghadapi Pasangan dengan Fearful-Avoidant Attachment Style

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Menurut teori yang dikembangkan oleh psikolog Mary Ainsworth dan psikiater John Bowlby pada 1950-an, gaya keterikatan atau attachment style dibentuk dan dikembangkan sejak kecil. Ini menjadi respon terhadap hubungan kita dengan orangtua atau pengasuh kita dulu.

Attachment style pun dibagi menjadi empat macam. Ada orang yang memiliki attachment style positif, yaitu secure. Namun, ada pula yang memiliki attachment style negatif, seperti anxious, avoidant, dan fearful-avoidant.

Walaupun terbilang sangat langka ditemukan, fearful-avoidant attachment style adalah yang paling berbahaya. Sebab orang dengan jenis attachment ini sangat takut melibatkan diri dalam suatu hubungan, cenderung pasif, dan memiliki isu kepercayaan tersendiri. Lebih sulit lagi, kalau ternyata pasangan kita memiliki attachment style yang satu ini. Sifatnya bisa mengganggu hubungan dan merugikanmu juga.

Tidak mudah memang untuk menghadapi pasangan yang memiliki fearful-avoidant attachment style, tapi kamu masih bisa menyelamatkan hubungan kalian. Caranya adalah dengan coba menerapkan lima cara berikut ini.

1. Tetapkan batasan dalam komunikasi

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/RODNAE Productions)

Orang yang memiliki attachment style ini sangat sulit terbuka tentang perasaannya. Hal ini terjadi karena dia tak mudah mempercayai orang lain, meskipun itu pasangannya sendiri. Butuh waktu yang lama dan tenaga ekstra untuk membuatnya bercerita tentang permasalahannya.

Hubungan tanpa keterbukaan memang sulit dijalani. Namun, kalau kamu sudah bisa membuatnya nyaman, pasanganmu pasti mulai terbuka untuk diajak diskusi. Setiap dia ada masalah, tanyakanlah apa yang terjadi dan bilang bahwa kamu benar-benar peduli padanya.

2. Selalu berkata jujur dan apa adanya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Trinity Kubassek)

Kejujuran adalah pondasi terpenting dalam membangun sebuah hubungan. Jika kamu terbiasa berbohong pada pasangan, walaupun itu demi kebaikan, dia akan selalu meragukan setiap tindakan yang kamu lakukan.

Selain takut dibohongi, dia juga takut dengan pendapat negatif karena bisa membuatnya merasa rendah diri. Maka dari itu, kamu harus berhati-hati dalam memilih kata agar tak menyinggung perasaannya. Serba salah memang, tapi lama-lama kamu akan terbiasa menghadapi sikapnya.

3. Jangan memaksanya untuk berkomitmen

ilustrasi pasangan berpelukan (pexels.com/Olya Kobruseva)

Setiap hubungan pasti membutuhkan komitmen agar bisa bertahan lama. Tapi, bagi orang yang memiliki fearful-avoidant attachment style, komitmen adalah suatu hal yang mengerikan. Mereka tidak suka terikat dalam suatu hubungan dan lagi-lagi hal ini disebabkan oleh isu kepercayaan.

Jangan memaksa pasanganmu untuk menyatakan komitmen. Kamu harus mengerti juga tentang masa lalu dan trauma yang mungkin pernah dia hadapi. Perbanyak diskusi dan deep talk mengenai masa depan hubungan kalian. Ajarkan juga pasanganmu hal-hal kecil yang mengarah pada komitmen, seperti menepati janji kencan atau tepat waktu saat bertemu.

4. Utamakan kesehatan mentalmu juga

ilustrasi tersenyum (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berhadapan dengan pasangan yang memiliki attachment style ini bisa berpengaruh juga terhadap kesehatan mentalmu. Entah akan membuatmu bersikap dewasa atau kamu malah mengadopsi sifatnya. Jika kemungkinan kedua yang terjadi, bukan hanya hubunganmu yang berantakan, tapi juga dirimu sendiri.

Maka dari itu, berhati-hatilah dan ingatkan dirimu untuk tetap jadi orang yang positif. Sesekali luangkan waktu untuk me time agar kamu lebih mengenal dirimu sendiri. Selain itu, ciptakan kebiasaan positif dan kehidupan sosial yang baik bersama teman-temanmu.

5. Jangan ragu untuk konsultasi ke psikolog

ilustrasi konsultasi psikolog (pexels.com/SHVETS production)

Jika sudah dirasa terlalu parah, tidak ada salahnya untuk membawa pasangan ke psikolog. Psikolog akan melihat permasalahan secara objektif dan memberi saran demi kebaikan kalian berdua. 

Katakan pada pasangan bahwa dia tidak perlu malu dan takut untuk pergi konsultasi, karena psikolog akan menjaga rahasia setiap pasiennya. Namun, jika kamu memiliki sahabat atau keluarga yang bisa dipercaya, mungkin kalian bisa mencoba untuk bercerita kepada mereka terlebih dahulu.

Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sama seperti pasanganmu yang memiliki fearful-avoidant attachment style. Tidak semua sifatnya buruk, kau hanya perlu sedikit bersabar dan lebih pengertian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Delweys Octoria
EditorDelweys Octoria
Follow Us