5 Hal yang Patut Dihindari Saat Bersosialisasi, Jangan Anggap Remeh!

Dilansir The Expert Editor, eye contact merupakan salah satu aspek dasar dalam berkomunikasi. Melalui tatapan mata, seseorang dapat menunjukkan ketertarikan, perhatian, serta kesan menghargai orang yang ada di hadapannya.

Menghindari tatapan mata saat berbicara dapat disalahartikan sebagai sikap tak acuh yang bisa membuat lawan bicara merasa tak nyaman hingga tersinggung. Orang yang merasa canggung dalam berinteraksi dengan orang lain biasanya sulit untuk menjaga kontak mata. Untuk itulah kita perlu belajar menatap lawan bicara agar kita bisa terhindar dari kesalahpahaman dan komunikasi bisa berjalan lancar.

Saat ini, perkembangan teknologi semakin melaju pesat. Ponsel pintar yang setiap hari ada dalam genggaman membuat kita dapat terkoneksi dengan dunia lebih luas. Di satu sisi, penggunaan ponsel pada waktu yang kurang tepat juga rawan memutuskan koneksi kita dengan orang yang saat ini ada di hadapan.

Hindari memeriksa ponsel terlalu sering saat sedang berinteraksi dengan orang-orang di hadapanmu. Ponsel dapat menjadi penghalang nyata di antara kalian. Sering mengecek ponsel saat sedang bersama orang lain dapat menimbulkan kesan bahwa kamu bosan dan sama sekali tidak tertarik dengan lawan bicaramu. Hal ini juga termasuk tindakan tidak sopan yang dapat membuat orang lain menjadi enggan untuk berkomunikasi denganmu lagi.

Bersosialisasi bukan hanya bertukar kata-kata semata. Saat berkomunikasi dengan orang lain, kita juga perlu memerhatikan hal-hal seperti gestur, intonasi, hingga ekspresi wajah. Ketika kita tidak peka dengan hal-hal di luar ucapan seseorang, kita bisa terjebak dalam kesalahpahaman dan membuat situasi menjadi canggung.

Misalnya, kita secara tidak sengaja membicarakan hal yang sebenarnya bersifat sensitif bagi lawan bicara. Lawan bicara kita mungkin saja tidak menolak obrolan itu secara terang-terangan, ia tetap membiarkan kita berbicara tetapi raut wajahnya tidak lagi terlihat antusias seperti sebelumnya. Pada saat seperti inilah kita perlu mencoba memahami situasi.

Ketidakmampuan seseorang dalam membaca situasi dapat memengaruhi hubungan sosialnya. Sebab itulah, diperlukan latihan kepekaan diri seperti lebih memperhatikan reaksi lawan bicara, serta latihan berempati.

Masih berkaitan dengan hal yang sensitif, ternyata kita juga perlu memerhatikan cara kita melempar candaan kepada lawan bicara. Jangan sampai hal yang menurut kita sebuah lelucon, justru menyinggung perasaan orang lain.

Jangan memaksakan lelucon dengan menggunakan kata-kata yang kurang pantas saat bercanda, seperti mencela kekurangan seseorang atau hal-hal yang sifatnya terlalu personal hingga membuat lawan bicara merasa kurang nyaman dan enggan berbicara lagi.

Orang yang super seringkali dianggap sebagai seseorang yang senang berbicara dan berinteraksi dengan orang lain. Kenyataannya, banyak orang yang senang berteman dengan orang yang supel karena karakternya yang ramah, senang berinisiatif mengajak bicara, serta antusias dalam mendengarkan lawan bicaranya.

Kamu tentunya bisa melatih skill bersosialisasi dengan melempar sebuah topik yang kamu senangi untuk dibicarakan bersama orang lain. Ciptakan interaksi dengan lawan bicara agar terjadi timbal balik dalam pembicaraan itu. Jangan biarkan dirimu terlena dan asyik sendiri saat berbicara, orang lain bisa saja menganggapmu seorang yang self-centered.

Jangan lupa jadilah pendengar yang baik. Menurut Science of People, orang akan senang ketika dirinya merasa terlibat dalam sebuah percakapan. Jadi, jangan lupa persilakan orang lain untuk turut serta berbicara dan didengarkan. 

Kemampuan bersosialisasi adalah sesuatu yang harus dilatih, bukan anugerah yang terlahir bersamaan ketika kita lahir ke dunia. Tidak masalah jika kita mengalami momen canggung saat mencoba membangun relasi sosial dengan orang lain. Kesalahan adalah hal yang wajar, namun perlu diperhatikan pula bahwa ada baiknya kita mengevaluasi diri kita agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi di kemudian hari.