Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Masalah yang Kerap Muncul jika Pacaran Beda Status Sosial, Berat!

ilustrasi sepasang kekasih
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Perbedaan gaya hidup sehari-hari bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan kurangnya keseimbangan dalam hubungan.
  • Tekanan dari keluarga dan lingkungan dapat menjadi penghalang serius, bahkan jika kedua pasangan sudah nyaman satu sama lain.
  • Perbedaan pandangan soal masa depan dan stereotip negatif dari orang luar juga bisa mengganggu hubungan pacaran beda status sosial.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pacaran memang sering dianggap sebagai urusan dua orang saja. Itu soal perasaan, kenyamanan, dan komitmen. Namun, nyatanya ada banyak faktor eksternal yang juga berdampak langsung pada hubungan. Salah satunya adalah perbedaan status sosial antara pasangan. Status sosial di sini bisa mencakup latar belakang ekonomi, pendidikan, gaya hidup, hingga lingkungan pergaulan.

Meski cinta bisa jadi pondasi yang kuat, perbedaan status sosial tetap bisa menghadirkan tantangan yang cukup rumit. Setidaknya ada lima masalah yang paling kerap muncul ketika menjalin hubungan dengan pasangan dari status sosial yang berbeda. Keep scrolling, Guys!

1. Perbedaan gaya hidup sehari-hari

ilustrasi selfie
ilustrasi selfie (pexels.com/Tommy Huang)

Pasangan dari latar belakang berbeda sering kali punya gaya hidup yang jauh, bahkan bisa bertolak belakang. Misalnya, yang satu terbiasa nongkrong di kafe mahal, sementara yang lain lebih nyaman makan di warung sederhana. Atau, yang satu terbiasa liburan ke luar negeri, sedangkan yang lain merasa liburan lokal sudah cukup menyenangkan.

Perbedaan semacam ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Jika tidak diatasi dengan komunikasi, salah satu pihak bisa merasa minder, sementara yang lain bisa merasa pasangan tidak bisa mengimbangi dirinya.

2. Tekanan dari keluarga dan lingkungan

ilustrasi meminta restu orang tua
ilustrasi meminta restu orang tua (pexels.com/cottonbro studio)

Keluarga dan lingkungan sekitar sering kali punya standar tersendiri dalam memilih pasangan. Orang tua dari status sosial lebih tinggi mungkin merasa gak cocok dengan pasangan anaknya yang dianggap “kurang setara.” Sementara, keluarga dari pihak yang lebih sederhana bisa merasa sungkan atau minder jika harus bergaul dengan lingkungan pasangan yang lebih mapan.

Tekanan ini sering jadi ujian berat. Bahkan, jika kedua orang sudah nyaman, restu keluarga dan pandangan orang sekitar bisa jadi penghalang serius. Dan kamu harus tahu, masalah restu orang tua karena perbedaan sosial ini kerap kali dialami pasangan.

3. Masalah kepercayaan diri dan minder

ilustrasi pasangan yang kurang percaya diri
ilustrasi pasangan yang kurang percaya diri (pexels.com/Trinity Kubassek)

Perbedaan status sosial bisa melahirkan rasa minder. Utamanya pada pihak yang merasa berada di posisi “lebih rendah.” Ketika pasangan sering bercerita tentang pengalaman atau hal-hal yang di luar jangkauannya, pihak lain bisa merasa dirinya tidak cukup layak.

Minder ini juga bisa memicu overthinking. Misalnya, takut tidak diterima oleh keluarga pasangan, khawatir dianggap hanya numpang, atau merasa selalu dibandingkan dengan standar yang lebih tinggi. Hal ini bisa merusak hubungan jika gak ada keterbukaan dan dukungan emosional dari kedua belah pihak.

4. Perbedaan pandangan soal masa depan

ilustrasi sepasang kekasih
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Viktoria Slowikowska)

Pasangan dari latar belakang berbeda biasanya juga punya rencana hidup yang gak selalu sejalan. Seseorang yang terbiasa hidup dengan kondisi serba cukup mungkin bercita-cita punya bisnis besar atau karier mapan. Sementara yang lain mungkin lebih realistis, cukup dengan hidup sederhana tapi stabil.

Perbedaan pandangan ini sering menimbulkan konflik dalam menentukan langkah ke depan. Mulai dari urusan tempat tinggal, pernikahan, hingga pola asuh anak nanti. Jika tidak dikompromikan sejak awal, hubungan bisa goyah karena arah hidup yang berbeda.

5. Stereotip dan persepsi negatif dari orang lain

ilustrasi menggosip
ilustrasi menggosip (pexels.com/Felicity Tai)

Pacaran beda status sosial sering mengundang komentar miring dari orang luar. Pihak yang lebih mapan mungkin dicurigai hanya dimanfaatkan hartanya. Sebaliknya, pihak yang lebih sederhana bisa dianggap gak pantas, “tidak selevel,” atau bahkan hanya mengejar materi.

Stereotip ini bisa menimbulkan tekanan psikologis. Padahal, orang luar biasanya gak tahu perjuangan dan ketulusan yang dijalani pasangan tersebut. Sayangnya, jika terus-menerus mendengar omongan orang, hubungan bisa terganggu karena kepercayaan mulai goyah.

Masalah-masalah di atas memang nyata ketika seseorang berpacaran dengan pasangan yang beda status sosial. Meski begitu bukan berarti mustahil untuk berhasil. Jika keduanya mampu berdiri di sisi yang sama, bukan soal siapa di atas atau di bawah, maka perbedaan status sosial justru bisa menjadi pembelajaran berharga untuk memperkuat hubungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us

Latest in Life

See More

6 Plus Minus Memilih Backdrop Ruangan dengan Bahan Kayu

04 Sep 2025, 19:42 WIBLife