Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta tentang Pasangan Beda Status Sosial yang Rentan Putus, Pahami!

ilustrasi bertengkar (freepik.com/Drazen Zigic)
ilustrasi bertengkar (freepik.com/Drazen Zigic)

Pasangan dengan latar belakang status sosial berbeda sering kali menghadapi tantangan yang tidak ringan. Meski cinta adalah fondasi utama, realita kehidupan sehari-hari tetap bisa mempengaruhi hubungan mereka. Dari tekanan lingkungan hingga ketidakcocokan nilai hidup, semua bisa menjadi pemicu retaknya hubungan.

Penting bagi pasangan semacam ini memahami bahwa perbedaan status juga menyangkut gaya hidup, pola pikir, dan harapan masa depan. Jika tidak diantisipasi dengan bijak, konflik kecil pun bisa membesar karena latar belakang yang berbeda. Yuk, simak beberapa fakta yang menunjukkan kenapa pasangan beda status sosial rentan mengalami hubungan yang kandas.

1. Perbedaan ekspektasi soal masa depan

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi bertengkar (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pasangan dengan status sosial yang berbeda sering kali memiliki ekspektasi berbeda soal masa depan. Misalnya, pihak yang berasal dari keluarga berada mungkin terbiasa dengan gaya hidup mapan, sedangkan pihak lainnya lebih realistis dan sederhana. Perbedaan ekspektasi ini bisa menimbulkan gesekan, terutama saat membicarakan pernikahan, tempat tinggal, atau gaya hidup.

Jika tidak diatasi dengan komunikasi terbuka, perbedaan tersebut bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Pihak yang lebih berada bisa merasa terbebani menjadi penopang, sementara pihak lainnya bisa merasa minder. Akibatnya, hubungan bisa terasa tidak seimbang dan memicu keinginan untuk mengakhiri hubungan.

2. Tekanan dari keluarga dan lingkungan sekitar

ilustrasi berbicara (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi berbicara (pexels.com/Kindel Media)

Faktor eksternal seperti keluarga dan lingkungan sekitar sering menjadi tantangan terbesar bagi pasangan beda status sosial. Keluarga dari pihak yang lebih berada biasanya memiliki harapan tinggi soal pasangan yang setara. Sedangkan, keluarga dari pihak lainnya mungkin merasa khawatir akan adanya perlakuan yang tidak adil.

Tekanan semacam ini bisa membuat pasangan merasa terjepit dan bingung harus memihak siapa. Kondisi ini kerap memicu konflik batin yang berujung pada kerenggangan hubungan. Jika pasangan tidak kompak menghadapi tekanan ini, hubungan bisa cepat runtuh.

3. Rasa inferior dan superior yang tak terhindarkan

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Timur Weber)
ilustrasi bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Dalam hubungan beda status sosial, sering muncul rasa inferior dari pihak yang merasa kurang mampu. Sebaliknya, pihak yang lebih berada bisa tanpa sadar menunjukkan sikap superior. Meski tidak selalu disadari, kondisi ini bisa mempengaruhi dinamika hubungan.

Perasaan tidak setara ini lambat laun bisa memunculkan ketidaknyamanan. Salah satu pihak bisa merasa terus-menerus harus membuktikan diri, sementara pihak lainnya merasa perlu menjaga image. Jika dibiarkan, perasaan ini bisa menjadi bom waktu dalam hubungan.

4. Masalah komunikasi yang sering terabaikan

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Perbedaan status sosial juga bisa mempengaruhi cara pasangan berkomunikasi. Misalnya, dalam cara menyampaikan pendapat, cara bercanda, atau menyelesaikan konflik. Jika kedua pihak tidak mau saling belajar dan menyesuaikan diri, komunikasi bisa menjadi sumber masalah yang serius.

Komunikasi yang buruk bisa membuat pasangan sulit mengutarakan perasaan secara jujur. Hal ini bisa menyebabkan salah paham yang akhirnya berujung pada pertengkaran. Tanpa komunikasi yang sehat, hubungan beda status sosial bisa cepat rapuh.

5. Perbedaan nilai hidup yang mendasar

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Alena Darmel)
ilustrasi bertengkar (pexels.com/Alena Darmel)

Status sosial sering mempengaruhi nilai hidup seseorang, mulai dari prioritas, prinsip, hingga cara memandang kehidupan. Pihak yang lebih berada mungkin lebih menomorsatukan kenyamanan, sementara pihak lainnya lebih fokus pada stabilitas atau kebersamaan.

Jika kedua pihak tidak saling memahami dan menghormati nilai hidup masing-masing, konflik akan terus bermunculan. Tidak jarang, pasangan merasa sudah tidak sejalan lagi dan memutuskan untuk berpisah. Nilai hidup yang tidak sejalan sering menjadi alasan klasik hubungan semacam ini kandas.

6. Kecemburuan sosial yang bisa memicu konflik

ilustrasi cemburu (freepik.com/Freepik)
ilustrasi cemburu (freepik.com/Freepik)

Kecemburuan sosial sering kali menjadi akar permasalahan dalam hubungan beda status sosial. Pihak yang berasal dari status sosial lebih rendah bisa merasa iri dengan kehidupan pasangannya. Sedangkan pihak yang lebih berada bisa merasa lelah menghadapi rasa tidak aman pasangan.

Perasaan ini jika tidak dikendalikan bisa berubah menjadi konflik besar. Pasangan bisa mulai saling menyalahkan, merasa tidak dihargai, hingga kehilangan kepercayaan. Kecemburuan sosial menjadi faktor pemicu retaknya hubungan jika tidak ditangani dengan kedewasaan.

7. Kesulitan beradaptasi dengan dunia masing-masing

ilustrasi bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Setiap pihak dalam hubungan beda status sosial biasanya punya lingkungan sosial yang sangat berbeda. Salah satu pihak mungkin merasa asing atau tidak nyaman saat harus berinteraksi dengan teman atau keluarga pasangannya. Hal ini bisa memunculkan rasa terasing dan tidak diterima.

Kesulitan beradaptasi ini bisa membuat hubungan terasa berat dan melelahkan. Jika kedua pihak tidak berusaha saling membuka diri dan menerima, hubungan mereka akan terasa semakin jauh. Pada akhirnya, keinginan untuk mengakhiri hubungan bisa muncul karena rasa lelah yang menumpuk.

Penyesuaian dalam hubungan beda status sosial memang membutuhkan usaha ekstra dari kedua pihak. Komunikasi yang terbuka, kejujuran, serta kemampuan menerima perbedaan menjadi kunci utama agar hubungan tetap berjalan sehat. Jika keduanya bisa saling mendukung dan berkomitmen, perbedaan status sosial bukan lagi penghalang, melainkan kekuatan yang memperkaya hubungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us

Latest in Men

See More

5 Zodiak yang Paling Cocok Jadi Pasangan Cowok Virgo

06 Sep 2025, 20:02 WIBMen