Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pertimbangan Sebelum Menikah dengan Pria Berstatus Duda 

ilustrasi duda (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Membahas soal menikah memang gak pernah sesederhana kelihatannya. Di balik semua euforia pesta dan janji suci, ada banyak hal penting yang perlu kamu pikirkan matang-matang. Apalagi kalau calon pasanganmu adalah seorang duda. Status pernikahan sebelumnya bisa membawa dinamika yang jauh berbeda dibanding menikah dengan pria lajang.

Bukan berarti menikah dengan duda selalu penuh masalah, tapi tetap aja ada beberapa hal yang gak bisa diabaikan. Kamu perlu lebih jeli, lebih sensitif, dan tentu aja lebih realistis.

Biar gak terjebak dalam ekspektasi kosong, penting banget buat tahu pertimbangan apa aja yang perlu kamu pikirkan sebelum memutuskan untuk menjalani hidup bersama pria yang pernah menikah sebelumnya.

1.Kesiapan emosional dari kedua belah pihak

ilustrasi pasangan (pexels.com/Anna Pou)

Menikah dengan duda berarti kamu harus siap menghadapi masa lalunya. Bukan untuk diungkit-ungkit, tapi buat dipahami bahwa masa lalunya bisa mempengaruhi caranya melihat dan menjalani hubungan baru.

Bisa jadi dia pernah kecewa atau bahkan trauma, dan ini bisa terbawa dalam hubungan kalian nanti. Makanya, penting banget memastikan kalau dia benar-benar sudah selesai dengan masa lalunya.

Dari sisi kamu sendiri juga gak kalah penting. Apakah kamu benar-benar siap menerima bahwa dia pernah punya kehidupan rumah tangga sebelumnya? Kalau ada anak dari pernikahan terdahulu, apakah kamu bisa bersikap dewasa menghadapi situasi itu?

Jangan sampai perasaan cemburu atau insecure justru menghancurkan hubungan yang seharusnya jadi awal baru. Semua butuh kejujuran dan kesiapan dari dua arah.

2.Hubungan dengan anak dari pernikahan sebelumnya

ilustrasi keluarga (pexels.com/Gustavo Fring)

Kalau pria yang kamu cintai punya anak dari pernikahan sebelumnya, ini jadi pertimbangan besar. Anak bisa membawa dinamika tersendiri dalam rumah tangga, apalagi kalau dia masih tinggal bersama ayahnya. Gak semua anak mudah menerima kehadiran ibu tiri, jadi kamu perlu sabar dan penuh empati.

Membangun hubungan dengan anak dari pasangan bukan hal instan. Perlu waktu, pendekatan hati, dan tentu aja keikhlasan. Tapi, kalau kamu bisa membangun kepercayaan secara perlahan, hubungan itu bisa tumbuh jadi sesuatu yang sangat berarti. Kuncinya adalah tulus dan gak memaksakan kehendak.

3.Posisi mantan istri dalam hidupnya

ilustrasi mantan istri (pexels.com/cottonbro studio)

Pernikahan yang kandas bukan berarti mantan istri langsung hilang dari kehidupannya. Apalagi kalau mereka masih harus berkomunikasi karena alasan anak atau urusan hukum lainnya. Apakah kamu bisa menerima kalau mantan istrinya masih hadir sesekali dalam kehidupan pasanganmu?

Situasi ini bisa rumit kalau kamu gak siap. Jangan buru-buru menuntut putus kontak atau membuat aturan yang justru memperkeruh suasana. Yang penting adalah memastikan batas-batas jelas dan saling menghargai. Hubungan masa lalu gak perlu jadi ancaman kalau kamu dan pasangan bisa saling percaya dan terbuka.

4.Stabilitas finansial dan tanggung jawab yang sudah ada

ilustrasi finansial (pexels.com/Mikhail Nilov)

Duda bisa jadi sudah punya banyak tanggung jawab finansial, entah itu biaya hidup anak, nafkah mantan istri, atau cicilan rumah tangga sebelumnya. Hal ini perlu kamu pertimbangkan karena akan berpengaruh pada keuangan keluarga baru kalian. Jangan sampai kamu baru tahu soal tanggungan itu setelah menikah.

Diskusi soal uang memang sering dianggap tabu, tapi dalam kasus ini sangat penting. Apakah dia punya tanggungan jangka panjang? Apakah pemasukan dan pengeluarannya seimbang?

Kalau kamu juga bekerja, diskusikan bagaimana kalian akan membagi tanggung jawab. Menikah itu soal tim, dan tim yang baik harus tahu cara mengelola sumber daya bersama.

5.Pandangan dan komitmen yang baru

ilustrasi pasangan (pexels.com/Artem Podrez)

Pria yang pernah gagal dalam pernikahan bisa punya pandangan berbeda soal komitmen. Mungkin dia jadi lebih hati-hati, atau malah jadi kurang yakin dengan konsep pernikahan. Di sinilah kamu perlu pastikan, apakah dia melihat hubungan kalian sebagai kesempatan baru untuk tumbuh, atau hanya pelarian dari masa lalu?

Tanya pada dirimu sendiri, apakah kalian punya visi yang sama tentang masa depan? Apakah dia siap membangun lagi dari awal denganmu? Karena menikah bukan sekadar mengganti peran dalam hidup seseorang, tapi juga soal menciptakan perjalanan baru yang sehat dan saling mendukung. Pastikan kamu dan  pasangan berada pada pandangan yang sama soal rencana jangka panjang.

Menikah dengan duda bukan hal yang salah. Tapi, perlu ada pertimbangan ekstra biar kamu gak terjebak dalam hubungan yang ternyata lebih rumit dari perkiraan.

Pahami bahwa hubungan seperti ini butuh pondasi yang lebih kuat, karena kamu bukan hanya membangun rumah tangga, tapi juga menyatukan cerita dari dua masa lalu yang berbeda. Ingat, tujuan akhirnya bukan sekadar jadi istri, tapi jadi pasangan yang bisa saling menguatkan dan bertumbuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us