Ada kalanya sebuah hubungan terasa seperti sudah di ujung jurang. Rasanya sudah tidak berbunga-bunga, sudah hilang rasa sayang dan sebagainya. Penyebabnya, entah karena kesalahan kedua belah pihak, ataupun salah satunya.
Pilihan terakhirnya adalah apakah kita menyerah dan memilih untuk berpisah, atau masih ingin mencoba dan bertahan dengannya? Kalau kamu merasa bimbang, coba simak tips di bawah ini.
Keinginan untuk putus, pasti datang karena adanya ketidaknyamanan yang kita rasakan terhadap pasangan. Nah, apakah penyebab rasa ketidaknyamanan itu? Pasangan membuatmu cemburu? apakah dia selingkuh? Memperlakukanmu dengan tidak baik?
Apa pun alasan itu, ketahuilah dengan jelas. Supaya nantinya ketika memutuskan sebuah pilihan, dilandasi dengan hal yang jelas. Jangan memutuskan pasangan hanya karena mengikuti saran orang lain, tanpa kamu sadari mengapa kamu menyetujuinya.
Jangan memutuskannya karena hanya masalah yang masih bisa kita ubah. Memang, setiap orang punya penilaiannya sendiri terhadap apa yang bisa dan tidak bisa diubah dari pasangannya. Hal yang akan sulit diubah, seperti prinsip hidupnya, kepribadiannya dan mungkin nilai-nilai yang dimilikinya.
Permasalahan seperti kebiasaan jorok, gaya potongan rambut yang tidak sesuai, atau selera fashion yang gak kekinian, sepertinya alasan yang kurang tepat untuk memutuskan pasangan begitu saja. Hal-hal tersebut masih bisa diubah dan berubah. Lagi pula, ketika dulunya kamu dan dia memutuskan untuk bersama, tidak hanya terbuai dari 'packaging' nya saja kan?
Jangan juga kamu merasa 'terpaksa' untuk tetap bertahan, hanya karena belum menemukan penggantinya. Keputusan semacam ini hanya akan menyiksa dirimu saja. Bagaimana jika kamu gak kunjung menemukan penggantinya? Apakah kamu tetap mempertahankan hubungan, lalu langsung melepas begitu saja ketika penggantimu datang? Bertahanlah ketika memang hal tersebut masih bisa dipertahankan.
Pikirkanlah, apakah kesalahan tersebut masih bisa diperbaiki? Jika kamu berada di posisi menjadi pihak yang tersakiti oleh pasangan, maukah kamu memberikan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahannya? Jangan hanya terjebak dengan rayuan atau janji manisnya saja. Pertanyaan keseriusannya untuk mengubah kebiasaan atau sikap yang dilakukannya.
Jika memang menurutmu sudah tidak bisa diubah, maka kamu bisa memilih untuk memutuskan hubungan ini. Sekali lagi, jangan memutuskan pilihan ini dengan mempertimbangkan ada tidaknya pengganti si dia. Jangan juga mempertimbangkan lamanya kalian menjalin hubungan. Jangan terbebani dengan dua hal ini, ya.
Mau bertahan ataupun putus, pilihan tersebut punya risikonya sendiri. Jika putus, maka bersiaplah untuk menyambut hari jomblomu. Begitu juga jika kamu memilih untuk bertahan, maka siaplah untuk membuka lembaran baru dan membesarkan hatimu saat kesalahan tersebut terulang kembali.
Selain itu, gak perlu minder ketika kamu pada akhirnya memutuskan untuk memutuskannya. Bukan berarti kamu orangnya mudah menyerah dalam menghadapi masalah dalam hubungan. Jangan minder jika kamu adalah pihak yang diputuskan oleh pacar. Bukan berarti kamu tidak layak dijadikan pasangan oleh siapa pun.
Jangan gegabah untuk memutuskan suatu hubungan. Pertimbangan dengan baik, supaya gak ada sesal di kemudian hari.