6 Alasan Coba Membuat Mantan Menyesal Adalah Hal yang Sia-sia

12 Okt 2019, 22:19 WIB

Pixabay/DanaTentis

Putus hubungan merupakan salah satu hal yang paling menyakitkan bagi sebagian besar manusia. Tidak jarang bagi sebagian besar orang khususnya wanita, pada pasca putus hubungan umumnya kemudian menceritakan keluh kesah permasalahannya tersebut kepada teman terdekatnya.

Salah satu saran yang kemudian diajukan oleh teman dekat kita biasanya adalah mengajak kita untuk melakukan sesuatu perubahan dalam diri, yang salah satu tujuannya adalah untuk membuat mantan kekasih sedikit menyesal karena telah memutuskan hubungan.

Hal tersebut dapat dikatakan wajar jika dilakukan secara tidak berlebihan dan bahkan disarankan untuk melakukannya dengan cara yang elegan. Akan tetapi apakah kalian tahu bahwa saran tersebut tidak sepenuhnya benar?

Berikut ini alasan mengapa mencoba membuat mantan menyesal adalah hal yang sia-sia untuk dilakukan. Alangkah baiknya kita mencoba lebih tegar, ikhlas menerima dan take care of ourselves.

1. Bisa jadi kamu tidak tulus dalam melakukan perubahan untuk kebaikan dirimu sendiri

Pixabay/inno kurnia

Artinya, ketika kamu ingin melakukan perubahan yang besar dalam tubuh dan jiwamu, kamu melakukannya hanya untuk sekedar membuat mantan menyesal karena meninggalkanmu. Padahal seharusnya, kamu melakukan perubahan tersebut atas dasar kebutuhan dalam diri yang paling dalam dan ikhlas untuk menjadikannya pelajaran di masa depanmu.

2. Dapat dikatakan bahwa kamu belum bisa menghapus perasaanmu terhadap mantan kekasih

Ilustrasi merenung di tepi jendela. (Pixabay/Free-Photos)

Kamu belum sepenuhnya move on darinya. Maka dari itu, wajar jika kamu ingin membuatnya menyesal supaya dia ingin kembali lagi kepadamu.

3. Tetap tidak dapat menghilangkan indikasi 'api dendam'mu pada dirinya

Pixabay/Free-Photos

Bagaimana tidak? Perbuatannya kamu angggap sangat menyakiti dirimu, tidak heran jika kamu ingin dia juga merasakan hal yang sama denganmu. Hal itu menunjukkan bahwa dalam hatimu masih terbesit rasa dendam pada mantan walau sedikit.

4. Mungkin kamu perlu mencoba membuka perasaan pada sepotong hati yang baru

Pixabay/Matvevna

Selain belum move on, kamu juga belum menemukan seseorang lain yang dapat memberikan chemistry dan mengimbangimu atau melebihinya. Akan tetapi kamu juga sadar bahwa dalam hal mencari sepotong hati yang baru bukan lagi hanya untuk sekedar melampiaskan perasaanmu dari sakit hati yang lalu. Kamu bisa mengambil pelajaran untuk tidak akan sembarangan lagi dalam memilih pasangan di masa yang akan datang.

5. "Biarkan dia bersenang-senang sebelum karma menjemputnya"

Pixabay/5688709

Mindset tersebut masih tertanam pada otak kamu, dalam mindset tersebut kamu terlihat memberinya kebebasan untuk bergandengan dengan gadis manapun dan cenderung mendoakannya supaya mendapatkan karma pada suatu saat nanti, itu adalah salah satu perbuatan yang kurang baik.

6. Bisa jadi mantanmu sudah tidak ingin peduli dan tidak punya perasaan lagi

Pixabay/Sasin Tipchai

Alasan yang terakhir, mungkin bagi sebagian orang sangat antipati untuk mengakuinya walaupun dapat dikatakan benar adanya. Hal ini membuat hatimu runtuh dan tidak berdaya lagi. Di sisi lain, kamu ingin tetap mempertahankan rasa cintanya pada dirimu ataupun rasa cintamu pada dirinya. Sangat kontradiktif.

Walaupun begitu, alangkah lebih baiknya tanamkan rasa percaya diri dalam jiwamu bahwa kamu dapat melalui semua hal tersebut dengan baik. Seiring waktu berlalu, jiwamu lebih tegar dan akan menemukan cinta yang lebih berkelas.

Itulah 6 alasan mengapa mencoba membuat mantan menyesal adalah hal yang sia-sia untuk dilakukan, hal tersebut bukan berarti menutup persepsi kita untuk belajar mengintropeksi diri. Dalam hal ini, alangkah lebih baiknya jika kita tetap melakukan perubahan fisik dan psikis karena tulus untuk kebaikan diri sendiri bukan untuk membuat mantan kekasih menyesal pasca memutuskan hubungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.