6 Pelajaran Cinta dari Kisah Minke & Annelies dalam Film Bumi Manusia

Tak hanya sisi romantisme saja, film Bumi Manusia yang diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer memang kental dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan mengamati berbagai perangai manusia dalam masa penjajahan, bakal membuatmu mengerti seperti apa budi pekerti yang luhur.
Begitu pun dengan kisah cintanya yang menyentuh antara Minke dan Annelies, banyak petuah yang bisa kamu petik dari getirnya perjuangan mereka menyatukan cinta di tengah kekuasaan hukum kolonial Belanda. Berikut pelajaran cinta dari novel sekaligus film Bumi Manusia yang membuka mata hati.
1. Mencintai berarti siap menanggung segala risiko di baliknya, termasuk dipandang sebelah mata
Kita memang gak bisa menentukan jatuh cinta kepada siapa. Seperti Minke yang tercuri hatinya oleh Annelies, putri cantik dari seorang Nyai yang pada masa itu punya imej buruk di mata publik. Nyai hanya dianggap barang simpanan laki-laki Belanda yang gak ada harganya karena gak terikat secara sah.
Tapi putri seorang Nyai sekali pun layak untuk dicintai cowok baik-baik, dan Minke hadir untuk membuktikan hal itu. Kita gak pernah tahu apa yang melatarbelakangi seorang wanita mau dijadikan Nyai oleh para penjajah. Seperti kisah memilukan Nyai Ontosoroh -ibu kandung Annelies- yang ternyata dijual ayahnya sendiri pada Belanda demi kedudukan.
Cinta Minke yang besar pada Annelies tak membuatnya gusar saat teman dan gurunya di sekolah HBS memandang rendah dan menggunjingnya, bahkan ia dikeluarkan karena dianggap merusak citra pendidikan. Tapi Minke tak patah semangat, ia tetap menunjukkan kemampuan terbaik di bidangnya dan malah membuktikan cintanya pada Annelies dengan menikahinya.