Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Penyebab Kencan Mirip Wawancara Kerja, Tegang dan Boring

ilustrasi kencan (pexels.com/Mike Jones)
ilustrasi kencan (pexels.com/Mike Jones)

Kencan selalu meninggalkan kesan. Namun, kesannya bisa positif atau negatif tergantung jalannya kencan. Bila pertemuanmu dengan gebetan berlangsung menyenangkan, tentu kencan itu menjadi positif di matanya. Sebaliknya kalau kencan kalian mirip sesi wawancara kerja yang bikin tegang dan bosan, kesannya cenderung negatif.

Jika kencan sampai terasa buruk bagi gebetan, mungkin gak bakal ada lagi kencan selanjutnya. Oleh sebab itu, kamu kudu bisa menciptakan suasana yang lebih santai sekaligus akrab selama berkencan dengannya. Setegang apa pun dirimu sebenarnya, jangan sampai kencan menyerupai sesi interview.

Menciptakan suasana kencan yang rileks gak terlalu susah, kok. Pun upaya serupa pasti juga datang darinya dan tidak cuma kamu yang mengusahakannya. Hindari enam hal ini yang bikin suasana kencan mirip wawancara kerja dan waktu terasa lambat sekali. Bukannya senang, gebetan justru merasa tersiksa serta ingin segera pulang.

1. Terlalu banyak pertanyaan

ilustrasi kencan (pexels.com/Nadin Sh)
ilustrasi kencan (pexels.com/Nadin Sh)

Bertanya memang sangat membantu untuk membuka obrolan. Pertanyaan juga dapat memperjelas hal-hal yang belum kamu ketahui tentangnya. Akan tetapi jika percakapan didominasi pertanyaan darimu lalu dia tinggal menjawab, ini persis wawancara. Merespons obrolan gebetan gak harus dengan bertanya.

Misalnya, dia bercerita mengenai kejadian siang tadi yang membuatnya sedih. Kalau penggambaran peristiwanya sudah cukup detail, kamu tak perlu menanyakan sesuatu lagi. Tanggapi dengan kalimat penuh empati seperti, "Iya sih, aku juga pasti sedih kalau di situasi yang sama." Pernyataan ini tidak hanya untuk menghindarkanmu dari sibuk bertanya.

Namun juga memvalidasi perasaannya sehingga ia merasa dipahami serta didukung olehmu. Bertanya tidak dilarang daripada dirimu keliru memahami perkataannya. Akan tetapi, saling menyahut dengan kalimat pernyataan lebih seru. Obrolan bakal terasa mengalir.

2. Kalimatmu seperti bahasa tulis dengan kata baku

ilustrasi kencan (pexels.com/Jonathan Borba)
ilustrasi kencan (pexels.com/Jonathan Borba)

Kamu gak lagi bikin karya ilmiah sehingga gunakan bahasa percakapan sehari-hari saja. Dalam komunikasi lisan sehari-hari, tata bahasa tidak perlu terlalu dipikirkan. Terpenting kalian sama-sama paham. Bahkan bila pekerjaanmu menuntut pemakaian bahasa yang baik dan benar seperti customer service atau guru bahasa, saat berkencan jangan terlampau kaku menerapkannya.

Contoh kalimat yang kurang enak didengar ketika kencan, "Setelah ini, kita hendak ke mana lagi? Apakah kamu punya ide?" Makin kaku bahasamu makin terasa ada sekat di antara kalian yang sukar ditembus oleh gebetan. Alih-alih segera menjawab pertanyaanmu, gebetan barangkali justru mematung untuk sesaat.

Kalimat yang sama lebih nyaman didengar bila menjadi, "Habis ini enaknya ke mana lagi, ya? Ada ide gak?" Dengan bahasa lisan yang santai, gebetan pun ikut rileks. Dia tak perlu terlalu berpikir dan takut salah bicara. Kalian bakal lebih cepat merasa dekat. Memang berbahasa erat kaitannya dengan kebiasaan. Namun, kamu pasti bisa menggunakan bahasa sesuai dengan tempat dan suasana.

3. Penampilan terlalu formal

ilustrasi kencan (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi kencan (pexels.com/RDNE Stock project)

Menjaga penampilan agar tetap rapi memang penting. Terlebih kamu hendak bertemu dengan gebetan. Namun, rapi di sini tidak berarti dirimu seperti hendak pergi bekerja. Ketimbang mengenakan setelan kerja dengan lengan kemeja panjang terkancing, pakai kaus berkerah pun tidak apa-apa.

Sama-sama dirimu ingin mengenakan kemeja, pilih kemeja lengan pendek. Atau, buka seluruh kancing kemeja dan gunakan kaus putih sebagai inner. Begitu pula untuk perempuan, celana jogger dan kardigan pun bagus. Bahkan bila kalian berkencan di restoran yang cukup mahal, penampilan santai tetap cocok.

Untuk alas kaki, simpan sepatu kerjamu. Gunakan sepatu kets atau sepatu sandal. Apalagi untuk kencan di kafe, taman, dan mal. Kenakan pakaian mainmu yang biasanya saja. Malah aneh kalau kamu telanjur datang dengan pakaian formal, sedangkan penampilan gebetan amat santai. Baik kamu maupun dia bakal sama-sama merasa salah kostum.

4. Duduk berhadapan dan tak pernah bersandar

ilustrasi kencan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi kencan (pexels.com/cottonbro studio)

Duduk dengan mencondongkan tubuh ke depan memang menunjukkan rasa antusias terhadap lawan bicara. Akan tetapi, kalau kamu duduk dalam posisi begini sepanjang kencan akan membuat suasana kurang santai. Manfaatkan sandaran kursi untuk merilekskan punggung. Ini sekaligus mengirimkan isyarat pada gebetan bahwa kamu nyaman mengobrol lama dengannya.

Kalau ada kursi lain di antara kalian, dirimu juga bisa memilih untuk duduk dengan posisi siku-siku. Jarak di antara dirimu dengan gebetan berkurang dan kalian akan merasa lebih intim. Bila kalian duduk berhadapan, kamu memang leluasa memandangnya. Namun, gebetan bisa merasa sedang dinilai olehmu sepanjang kencan.

Selain posisi duduk siku-siku, duduk bersebelahan juga lebih nyaman untuk membangun kedekatan. Guna menjaga kontak mata saat kalian mengobrol, dirimu cukup sesekali menengok padanya atau memiringkan posisi duduk agar agak menghadapnya. Bahkan dari posisi duduk bersisian, lirikan satu sama lain bisa memercikkan api cinta yang bikin kencan kian berkesan.

5. Obrolan seputar pekerjaan melulu

ilustrasi kencan (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi kencan (pexels.com/Ron Lach)

Banyak topik yang bisa mengisi kencan kalian. Topik pekerjaan cuma salah satunya. Dirimu boleh mengangkat topik ini biar satu sama lain mendapatkan gambaran dunia masing-masing. Namun, jangan lama-lama membahasnya seolah-olah kamu sedang menceritakan pengalaman kerjamu di depan interviewer.

Sekalipun pekerjaanmu mentereng, membahasnya panjang lebar gak menjamin dirimu terlihat lebih keren di mata gebetan. Boleh jadi itu malah menjadi penyebabnya merasa ilfeel. Kamu terkesan berusaha mati-matian membuatnya kagum dengan cerita tentang pekerjaan. Padahal, pekerjaannya sendiri dan kenalan-kenalannya juga gak kalah bagus.

Gebetan tahu apa pekerjaanmu saja sudah cukup. Selebihnya bicarakan hal-hal lain yang lebih seru seperti hobinya, pengalaman lucu masing-masing, atau daerah asalnya. Jika kamu workaholic, dirimu mesti memperluas wawasan di luar urusan pekerjaan. Biar saat kamu bercakap-cakap dengan gebetan tetap nyambung.

6. Kebanyakan berpikir sebelum bicara

ilustrasi kencan (pexels.com/Katerina Holmes)
ilustrasi kencan (pexels.com/Katerina Holmes)

Berbicara tanpa terlebih dahulu berpikir sama sekali tentu berbahaya. Ucapan spontanmu barangkali terdengar tidak sopan. Namun, terlalu lama berpikir sampai ada jeda panjang dalam percakapan kalian membuatnya mati gaya. Kalau ini terjadi, situasinya mirip dengan saat kamu mengikuti wawancara kerja. Gugup dan tidak tahu harus menjawab apa bikin dirimu terlalu lama diam.

Barangkali kamu begitu tegang sehingga pikiran sering tiba-tiba gak fokus. Tenangkan dirimu dengan tidak terlampau mengingat bahwa ini kencan dengan gebetan. Anggap saja dia teman biasa biar kamu tak terbebani mesti tampil sesempurna mungkin, termasuk ketika berbicara. Gak apa-apa sesekali dirimu salah mengucapkan sesuatu.

Toh, kamu bisa segera meralatnya. Gebetan tentu memaklumi karena hal seperti ini kerap terjadi dalam percakapannya dengan siapa pun. Kalaupun kamu benar-benar belum menemukan kata yang tepat, mainkan ekspresi wajahmu agar lawan bicara tahu. Gebetan bakal berusaha menebak pikiranmu. Dirimu tinggal mengoreksinya jika ada yang kurang tepat.

Apabila ini menjadi kencan pertamamu, ketegangan yang dirasakan tentu lebih kuat. Namun, tetaplah berusaha tampil santai baik dalam gaya berpakaian maupun berkomunikasi dengannya. Sebab, bila kencan mirip wawancara kerja dan berjalan amat menegangka, gebetan bisa gak tertarik lagi untuk pergi bersamamu berdua saja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us