Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Alasan Tak Selingkuh meski Ada Kesempatan, Tipe Pasangan Setia

ilustrasi bersama teman-teman (pexels.com/Pragyan Bezbaruah)
ilustrasi bersama teman-teman (pexels.com/Pragyan Bezbaruah)

Ada kondisi-kondisi yang lebih membuka kemungkinan seseorang akan berselingkuh. Seperti menjalani hubungan jarak jauh, pasangannya dalam kondisi sakit, sering ditugaskan ke luar kota bersama rekan lawan jenis, dan sebagainya. Namun, tidak semua orang kemudian benar-benar berselingkuh bahkan bila ia berada dalam ketiga situasi di atas.

Pasangan yang setia ternyata masih ada. Kesetiaannya bisa berarti ia sama sekali tak memikirkan perselingkuhan. Atau dia pernah terpikir untuk melakukannya, tetapi dengan penuh kesadaran mengurungkan niat berselingkuh. Keberuntungan besar kalau kamu berpasangan dengan orang yang tidak mudah tergoda oleh lawan jenis lain.

Sebaliknya ada pula orang yang gak LDR, pasangannya menarik dan baik-baik-baik saja, serta tak pernah ditugaskan ke luar kota bareng teman kantor lawan jenis tapi tetap berselingkuh. Di bawah ini delapan alasan seseorang tetap memilih setia sekalipun kesempatan buat serong terbilang besar. Faktor tekat dalam dirinya serta kemampuan berpikir jernih amat berpengaruh.

1. Sangat mencintai dan menghargai pasangannya

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Viktoria Slowikowska)
ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Viktoria Slowikowska)

Kalau rasa cinta pada pasangan sudah begitu besar, semenarik apa pun lawan jenis di sekitarnya tak mendorong seseorang menjadi ingin berselingkuh. Pikirannya hanya dipenuhi oleh sosok yang dicintainya. Dia juga amat menghargai pasangannya, tidak terkecuali perasaannya. Oleh sebab itu, ia tak mau menyakiti perasaan pasangan dengan cara berselingkuh.

Satu pasangan sudah cukup buatnya. Dia merasakan ketenangan hidup dalam kebersamaan mereka. Ia tidak lagi merasa perlu mencari-cari sumber kebahagiaan dari lawan jenis lain. Rasa cinta dan menghargai terhadap pasangan ini juga dapat makin dalam dari waktu ke waktu. Usia pernikahan gak menggerus rasa cintanya dan menggantinya dengan keinginan untuk berselingkuh.

2. Tahu rasanya menjadi korban perselingkuhan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)

Korban perselingkuhan tidak hanya berarti ia pernah diselingkuhi oleh mantannya ketika mereka masih bersama. Jika perselingkuhan terjadi dalam rumah tangga, anak-anak pun disebut sebagai korban perselingkuhan. Sebab saat salah satu atau kedua orangtuanya berselingkuh, tentu kebahagiaan dan kesejahteraan anak dikorbankan.

Anak menjadi kekurangan perhatian, sering mendengar pertengkaran di antara orangtuanya, ditelantarkan, sampai melihat sendiri aksi perselingkuhan tersebut. Rasa trauma yang ditanggung oleh korban perselingkuhan melahirkan empati yang lebih besar terhadap pasangannya. Ia gak mau berselingkuh karena tahu betul betapa tidak enaknya menjadi korban perselingkuhan.

3. Takut hanya dimanfaatkan oleh selingkuhan

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Abhishek)
ilustrasi seorang pria (pexels.com/Abhishek)

Jika hanya mengejar sensasi menjalin hubungan dengan orang yang berbeda, selingkuh memang menjanjikan kesenangan. Akan tetapi, kebanyakan orang yang mau dijadikan selingkuhan juga memiliki kepentingan tertentu. Salah satu yang paling sering adalah kebutuhan akan uang. Ini menyebabkan perselingkuhan selalu makan biaya tinggi.

Perasaan dimanfaatkan oleh selingkuhan menjadi hal yang tak diharapkan. Seseorang masih sadar penuh bahwa di rumah ada pasangan yang lebih tulus dalam mencintainya. Berhubungan dengan pasangan resmi tak membuatnya seperti diperah untuk memberikan kemewahan hidup. Sulit mengharapkan cinta yang tulus dengan cara berselingkuh.

4. Berhadapan dengan lawan jenis yang harga dirinya tinggi

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Chuot Anhls)
ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Chuot Anhls)

Perselingkuhan selalu melibatkan dua orang. Sekalipun seseorang sangat ingin berselingkuh, jika lawan jenis yang diincarnya menolak tentu tak akan terjadi perselingkuhan. Orang yang didekatinya mempunyai harga diri tinggi sehingga tidak sudi dijadikan selingkuhan.

Jangankan ia didekati oleh orang yang sudah memiliki pasangan. Seorang jomlo saja gak mudah untuk mendapatkan perhatiannya. Ajakan untuk menjadi selingkuhan seseorang justru bakal membuatnya sangat marah dan mengakhiri hubungan kerja atau pertemanan. Kalau niat seseorang untuk berselingkuh bertemu dengan lawan jenis yang mau saja menjadi kekasih gelap, terjadilah perbuatan serong.

5. Menjaga nama baik diri sendiri

ilustrasi pasangan (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Thirdman)

Orang yang masih sadar tentang pentingnya menjaga nama baik diri sendiri niscaya berpikir seribu kali sebelum berselingkuh. Nama baik yang telanjur tercoreng akan sulit untuk dibersihkan kembali. Walaupun perselingkuhan sudah berakhir, citranya tetap buruk di mata orang-orang yang mengetahuinya.

Padahal bila dia kehilangan nama baik sama dengan selalu direndahkan oleh orang lain. Itu bakal menjadi sanksi sosial yang berat sekali seumur hidupnya. Cerita perselingkuhannya tersebar ke mana-mana, bahkan bisa diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Keponakan-keponakannya misalnya, tak akan menghormatinya bila akhirnya mereka tahu tentang perselingkuhan itu dari orangtua masing-masing.

6. Menghindari masalah dengan pasangan resmi seseorang

ilustrasi pasangan (pexels.com/August de Richelieu)
ilustrasi pasangan (pexels.com/August de Richelieu)

Saat seseorang yang sudah berpasangan tertarik pada lawan jenis yang juga telah memiliki pasangan, masalahnya menjadi jauh lebih rumit. Sudah pasti pasangannya tidak akan tinggal diam apabila merasakan ada yang gak beres di antara mereka. Kian besar pengaruh pasangan calon selingkuhannya, kian seseorang tidak berani mengambil risiko.

Daripada ia dilabrak bahkan dihajar oleh pasangan resmi seseorang yang ditaksirnya, lebih baik mencari aman dengan tidak berselingkuh. Tak semua orang yang berani berselingkuh akan berani juga ketika berhadapan dengan pasangan resmi selingkuhannya. Ia yang kurang bernyali dengan risiko ini mengurungkan niatnya mendekati lawan jenis yang sudah punya pasangan, sama seperti dirinya. 

7. Fokus dengan hal lain seperti pekerjaan

ilustrasi bekerja (pexels.com/Edmond Dantès)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Edmond Dantès)

Apa yang diprioritaskan oleh seseorang akan sangat memengaruhi pilihan-pilihan yang diambilnya. Sekalipun ia tinggal jauh dari pasangan, kalau fokusnya lebih pada pekerjaan kecil kemungkinan dia akan berselingkuh. Baginya, pengorbanan berjauhan dengan pasangan semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan membangun masa depan.

Setiap ada kelonggaran dari padatnya pekerjaan, prioritasnya selanjutnya adalah pulang untuk bertemu pasangan. Bukan main-main gak jelas apalagi mencari kesempatan buat berselingkuh dengan siapa pun. Ketika seseorang mencintai pekerjaannya serta punya rasa tanggung jawab yang tinggi pada komitmen bersama, menjaga fokus tetap hanya ke pekerjaan bukanlah hal sulit. Bahkan seperti sudah otomatis dilakukannya.

8. Khawatir kehilangan keluarganya

ilustrasi hidup yang kacau (pexels.com/Lucas Andrade)
ilustrasi hidup yang kacau (pexels.com/Lucas Andrade)

Kehilangan keluarga sama dengan kehilangan segalanya dalam hidup. Apalagi jika itu terjadi karena kesalahan pribadi dengan melakukan perselingkuhan. Sering kali kehancuran keluarga mendatangkan penyesalan besar sepanjang hidup. Terlebih bila hubungan dengan selingkuhan pun menemui jalan buntu.

Gara-gara kesenangan sesaat, keluarga maupun hidupnya sendiri menjadi berantakan. Anak-anak yang mengetahui perselingkuhan tersebut juga biasanya sulit didekati kembali. Dengan kesadaran tinggi akan betapa berharga rumah tangganya, seseorang tidak akan mau mengorbankannya demi apa pun. Ia meminta maaf dengan segala cara pada pasangannya, belum tentu bakal dimaafkan.

Jika hanya memperturutkan hawa nafsu, berselingkuh bukan hal sulit. Seseorang bisa menjalani cinta terlarang dengan siapa pun meski pasangannya nyaris sempurna. Namun, baik pria maupun perempuan juga dapat memilih setia dengan delapan alasan di atas. Ada kesempatan untuk berbuat serong tak berarti bakal dipakai seseorang untuk benar-benar melakukannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us