Kita nggak bisa tahu kapan cinta itu akan datang dan dari mana asalnya, nggak salah juga jika banyak yang bilang jika cinta itu misteri. Lantas, bagaimana rasanya jika punya pacar yang datang dari dekat rumah alias tetangganya sendiri? Tentunya itu punya cerita dan rasanya sendiri.
Nah, ini dia beberapa hal yang bakal kamu rasakan ketika jika menjalin hubungan dengan tetanggamu sendiri.
Tentu saja, keluarga sudah saling mengenal. Kamu sudah mengenal keluarganya dan sebaliknya, jadi nggak perlu ada kontak atau mengenalkannya. Justru, akan aneh jika tetangga nggak mengenal satu sama lain. Untuk ke depan, jika nantinya jodoh, tentu akan lebih mudah untuk urus ini-itu.
Tapi ada juga dampak negatif yang bisa timbul, karena sudah mengenal satu sama lain. Bisa jadi antara keluarga yang nggak akrab dan bahkan bermusuhan. Selain itu, nggak cuman hal baik saja yang diketahui, hal buruk juga bisa tercium baunya.
Dan hal itu bisa jadi pertimbangan keluarga terhadap kelanjutan hubungan. Akankah dilanjutkan atau terhenti?
Untuk sekedar "ngapel" saja bisa dengan berjalan kaki, nggak perlu menggunakan motor dan bisa menghemat duit untuk beli bahan bakar. Kecuali, ada keinginan untuk berkencan di luar rumah. Selain itu, nggak perlu telepon atau sms, karena bisa langsung datang ke rumahnya. Jika dia nggak ada, maka bisa langsung pulang.
Bandingkan jika rumah pacar ada di tempat yang jauh, untuk sampai ke sana harus menggunakan kendaraan. Belum lagi jika nggak bisa berjumpa, kebutuhan pulsa dan kuota akan membengkak. Karena, sering menelepon atau melakukan video call.
Inilah tantangannya, ketika pertama kali memulai hubungan merasa nggak nyaman jika bertemu tetangga di jalan. Misalnya, ingin mengantar pulang ke rumah setelah berkencan, bingung mau lewat jalan mana. Apakah harus memutar atau menunggu waktu untuk keadaan desa sepi. Itu salah satu yang paling membuat deg-degan.
Kemudian, ingin posting status atau foto tentang "berdua" juga takut dicurigai oleh tetangga yang mempunyai akun medsos. Misalnya, nggak sengaja postingannya sama dengan dia. Lalu, postinganmu dan dia lewat di beranda medsos mereka (tetangga lainnya) dan mulai curiga.
Apapun yang diperbuat tetangga akan menjadi perhatian tetangga lain. Terutama, jika itu adalah sesuatu yang istimewa atau buruk. Begitu juga dalam hal berpacaran dengan tetangga. Setiap pergerakan akan selalu menjadi bahan gosip, terutama para ibu-ibu.
Untuk yang satu ini, bisa jadi hal yang nggak menyenangkan. Karena, gosip akan selalu dilebih-lebihkan dari kenyataan. Apalagi, jika ternyata hubungan cinta yang nggak langgeng alias putus dengan dia. Pasti akan muncul pertanyaan dari tetangga, "Kenapa jarang terlihat lagi dengan dia? Sudah putus?"
Cukup menyebalkan, tapi itu memang salah satu risiko pacaran dengan tetangga.
Kamu tentu nggak mau tetangga tahu mengenai hubungan kalian dengan dia. Lantas, mencari cara supaya nggak ketahuan. Tapi, rasanya percuma melakukan segala hal untuk menutupi hubungan kalian. Karena, akan ketahuan juga.
Misal, sedang jalan bersama di suatu tempat wisata, kemudian nggak sengaja ketemu dengan tetangga. Beruntung jika satu atau dua orang saja yang mengetahui. Jika yang tahu sekampung, karena kebetulan sedang melakukan wisata bareng, gimana? Rasanya tengsin dan ingin mati saja.
Waktu pertama menjalin hubungan, ambil contoh saja untuk ngobrol bareng di suatu pertemuan saja terasa sungkan. Ingin pergi bersama dan bertemu juga enggan. Tapi, setelah semua orang tahu, nggak ada yang perlu diragu-ragukan. Malah, semakin menikmati hubungan.
Karena, nggak perlu takut lagi ketahuan, dicurigai, main kucing-kucingan dan dijadikan bahan gosip.
Ketahuilah, karena dekat maka nggak ada istilah malam mingguan, bahkan di siang hari juga seperti itu, semua sama saja. Kapanpun bisa datang untuk "ngapel" tanpa harus menunggu malam minggu. Jika perlu, seperti minum obat, bisa ke rumahnya 3 kali sehari. Konsekuensi yang diakibatkan oleh kondisi seperti itu tentunya bisa bosan dengan cepat.
Memang nggak ada jaminan jika faktor kedekatan rumah atau intensitas "ngapel" bisa menjamin kebosanan dalam suatu hubungan. Itu semua tergantung dengan diri masing-masing, tapi tentunya dengan kondisi ini maka risiko bosannya akan semakin besar.
Namanya putus hubungan akan membutuhkan waktu untuk sendiri dan move on. Tapi, dalam kasus seperti ini, mungkin adalah hal yang sulit. Karena, lokasi rumah yang berdekatan. Jika perpisahan itu baik-baik, mungkin nggak terlalu jadi masalah dan kamu masih bisa hidup berdampingan lagi sebagai tetangga.
Tapi, jika putusnya dengan kondisi yang buruk, itu juga akan mempengaruhi hubungan tetangga kalian. Inilah risiko terbesar yang harus dihadapi jika menjalin hubungan dengan tetangga sendiri.
Bagaimana, masih mau menjalin cinta dengan tetangga sendiri?