Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Memaafkan Pasangan yang Telah Menyakiti Hatimu, Ikhlas!

ilustrasi wanita bersedih (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi wanita bersedih (pexels.com/Pixabay)

Dalam menjalani hubungan asmara, kamu dan pasangan mungkin pernah berbuat kesalahan. Akan tetapi, jika kamu merasa pasanganmu telah melakukan kesalahan yang dianggap fatal sehingga menyakiti hatimu, kamu mungkin akan lebih sulit untuk memaafkannya.

Dikutip Psychology Today, April Eldemire, LMFT, seorang psikoterapis, menyebut, penelitian menunjukkan bahwa kemampuan memaafkan pasangan merupakan komponen penting dari hubungan yang sehat dan bahagia. Meskipun begitu, memaafkan orang lain dengan tulus adalah sebuah anugerah yang memiliki tantangan besar untuk bisa melakukannya.

Ketika kamu memendam rasa sakit, kekecewaan, dan kemarahan yang terlalu lama, percayalah itu hanya akan membuang-buang waktu dan energi dirimu sendiri. Belum lagi hal tersebut juga bisa berdampak buruk pada kondisi kesehatanmu, baik secara fisik maupun mental.

Oleh karenanya, jika kamu ingin memaafkan pasanganmu dengan sepenuh hati, maka tips berikut bisa kamu coba terapkan. Yuk, simak sampai habis!

1.Validasi dan terima perasaanmu

ilustrasi seorang perempuan bersedih (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi seorang perempuan bersedih (pexels.com/Alex Green)

Tidak ada yang merasa baik-baik saja ketika mengetahui bahwa seorang pasangan telah melakukan pengkhianatan, ingkar janji, dan sebagainya terhadap pasangannya. Namun, untuk bisa memaafkan dirinya, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memvalidasi dan menerima perasaanmu dulu.

Penting diketahui, dalam proses penyembuhan, membiarkan emosi mengalir akan sangat membantu. Menyadari perasaanmu bisa memudahkan kamu dalam mengekspresikan diri untuk menghindari lebih banyak rasa sakit hati dan frustasi. Di samping itu, membiarkan emosimu mengalir juga akan membantu mengetahui apa yang sebenarnya kamu butuhkan saat ini.

Gunakanlah jurnal sebagai perantara untuk menuangkan segala emosi yang terpendam. Selain itu, bicarakan masalahmu kepada seseorang yang dapat dipercaya untuk melegakan isi hati, seperti kepada sahabat, anggota keluarga, atau ahli kesehatan mental.

2.Bicarakan secara terbuka mengenai apa yang terjadi

ilustrasi pasangan sedang bicara (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)
ilustrasi pasangan sedang bicara (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Masalah apa pun tidak akan berakhir tanpa adanya upaya untuk menyelesaikannya. Dalam hal ini, komunikasi yang jujur adalah kunci untuk mewujudkan kembali hubungan yang harmonis. Dilansir Brides, Daryl Johnson, konselor profesional dan terapis pasangan berlisensi, mengatakan bahwa memahami seluruh persoalan yang terjadi sekaligus penyebabnya merupakan bagian dari langkah penting untuk menyelesaikan suatu masalah.

Jika pasanganmu ketahuan selingkuh, dorong dia untuk mengakui dan menceritakan mengapa ia melakukannya. Jika pasanganmu sering mengeluh tentang kamu di belakangmu, tanyakan mengapa ia tidak mampu mengungkapkan rasa frustasinya secara langsung kepadamu.

Ketika proses pembicaraan terbuka terjadi, kasih sayang juga sangat dibutuhkan. Jangan biarkan emosimu meledak-ledak, begitupun dengan pasanganmu. Tetaplah tenang agar kamu bisa mengambil jalan tengah terbaik untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

3.Tetap berpikir kritis dalam keadaan apa pun

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea pIacquadio)
ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea pIacquadio)

Ketika pasanganmu melakukan kesalahan yang menimbulkan rasa sakit hati, kamu mungkin akan tergoda untuk memutuskan hubungan dan pergi meninggalkannya. Namun, penting diingat bahwa seseorang akan mudah membuat keputusan apa pun tanpa berpikir terlebih dahulu ketika sedang marah. Jadi, semarah apa pun kamu, seburuk apa pun situasinya, berusaha untuk berpikir kritis adalah hal yang penting.

“Selalu ada dorongan untuk berpisah atau diam sendiri-sendiri, tapi melakukan itu tidak akan menghasilkan apa pun,” kata Johnson.

“Justru itu akan lebih banyak mendatangkan kerugian daripada manfaatnya,” imbuhnya.

Daripada terburu-buru memutuskan untuk berpisah atau bersikap silent treatment, Johnson menyarankan untuk berhenti sejenak ketika situasi sudah berada di luar kendali. Kemudian, carilah bantuan konselor hubungan profesional untuk membantumu dalam menavigasi percakapan yang mungkin terasa sulit untuk dilakukan hanya berdua dengan pasanganmu.

4.Cobalah berempati

ilustrasi pasangan tidak mau bicara (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi pasangan tidak mau bicara (pexels.com/Pixabay)

Selain berpikir kritis, berempati juga merupakan salah satu upaya agar bisa memafkan pasanganmu. Cobalah untuk memandang situasi tidak hanya dari satu sisi. Beri kesempatan kepadanya untuk menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi. Sebab, kita semua terkadang melakukan kesalahan, meskipun niat kita bukan untuk menyakiti siapa pun.

Misalnya, jika pasanganmu mengabaikan sesuatu yang sangat penting bagimu, cobalah untuk membayangkan faktor-faktor apa yang menyebabkan hal itu terjadi. Mungkin ia sedang menjalani hari yang sangat panjang atau sedang melakukan beberapa hal yang juga penting, sehingga tanpa sengaja melewatkan momen bersamamu.

Menurut Everett L. Worthington, Ph.D., selaku profesor emeritus di departemen psikologi di Virginia Commonwealth University, dikutip Prevention, mencoba memahami apa yang menyebabkan pasanganmu melakukan kesalahan akan membantu kamu mengubah emosi negatif menjadi emosi positif. Jika kamu masih sulit untuk melakukannya, cobalah mengingat kembali kapan kamu juga telah dimaafkan atas sesuatu hal oleh dirinya.

5.Ingatlah bahwa memaafkan bukan berarti membenarkan perilakunya

ilustrasi perempuan termenung (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi perempuan termenung (pexels.com/Mikhail Nilov)

Ketika konflik terjadi dalam hubungan asmara, sudah memestinya itu menjadi tanggung jawab bersama. Dengan kata lain, setiap orang yang melakukan kesalahan yang berdampak pada konflik hubungan, maka orang tersebut wajib bertanggung jawab.

Menurut Dr. Eldemire, memaafkan pasangan bukan berarti membenarkan perbuatannya. Itu juga bukan berarti kamu bisa melupakannya. Bagaimanapun juga, kesalahan orang lain terhadap diri kita pasti akan menimbulkan luka, apalagi jika pelakunya adalah orang yang sangat kita cintai.

Ingatlah, bahwa kamu memaafkannya bukan semata-mata untuk dirinya, melainkan demi menciptakan kembali hubungan yang sehat. Kamu pun bisa memberikan batasan-batasan kepada pasangan untuk membangun kembali kepercayaan.

6.Ingatlah bahwa kamu memaafkannya untuk dirimu sendiri

ilustrasi perempuan merasa tenang (pexels.com/Hatice Baran)
ilustrasi perempuan merasa tenang (pexels.com/Hatice Baran)

Penerimaan maaf yang sejati, tentu hanya bisa terwujud ketika kamu mampu memaafkan seseorang secara sadar dan ikhlas. Menurut Dr. Eldemire, sebagian besar ahli kesehatan mental setuju, bahwa memaafkan orang lain bisa mendatangkan manfaat, baik bagi orang yang memaafkannya maupun orang yang menerimanya.

Pikirkan, bahwa kamu memaafkan pasanganmu, iu lantaran kamu peduli dengan dirimu sendiri. Dengan kata lain, ini lebih berkaitan dengan kesejahteraanmu bukan kesejahteraan pasanganmu. Apalagi jika ia tidak menyesali perbuatannya.

“Karena pada akhirnya, kamu tidak bisa mengendalikan perasaan atau tindakan orang lain. Tapi, kamu dapat mengendalikan emosi dan reaksi kamu sendiri. Untuk itu, pelajari cara memaafkan seseorang dari dalam dirimu dengan mengenali upaya kamu untuk melupakan semuanya. Bersikap baiklah pada diri sendiri dan belajar dari pengalaman negatif,” jelasnya.

7.Jangan terburu-buru memaafkan

ilustrasi seorang perempuan bersedih (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi seorang perempuan bersedih (pexels.com/RDNE Stock project)

Terakhir, tapi juga penting adalah tidak memberikan maaf dengan terburu-buru. Ingatlah bahwa pengampunan adalah proses pribadi yang tak dapat dipaksakan.

Jika kamu memang belum siap secara mental untuk memaafkan pasanganmu, tidak apa-apa. Bagaimanapun, pengampunan membutuhkan waktu. Selain itu, memaksakan diri  untuk memaafkan seseorang sebelum kamu benar-benar siap dapat memperburuk keadaan.

Setiap hubungan, apalagi hubungan asmara, tentu tidak lepas dari kendala yang timbul dikarenakan berbagai sebab. Tidak ada hubungan yang sempurna, begitu juga dengan manusia.

Intinya, memaafkan tidak selalu mudah, tapi itu merupakan tindakan yang sangat berharga. Apa pun yang mengorbankan kedamaian dirimu pastilah merupakan hal yang sangat mahal dan dengan memendam amarah atau kebencian, kamu hanya menyia-nyiakan kedamaian dirimu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us