Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Menghadapi Pasangan yang Punya Masa Lalu Berat, Harus Bijak!

ilustrasi pasangan kekasih sedang sedih (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi pasangan kekasih sedang sedih (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Kamu bukan penanggung jawab luka masa lalu pasangan, tapi sebagai pendukung yang proaktif.
  • Kamu bisa berempati dengan mendengarkan tanpa menginterupsi.
  • Tahan diri dari memberi opini atau solusi saat pasangan bercerita.

Menjalin hubungan dengan orang yang punya masa lalu berat bukanlah hal yang mudah, entah itu trauma, kegagalan besar, hubungan toksik, atau masa lalu kelam. Hal ini bisa menimbulkan tantangan tersendiri dalam hubungan. Bahkan, ini kadang membuatmu bertanya-tanya apakah kamu yakin kuat menjalaninya? 

Namun, cinta yang sehat bukan sekadar tentang masa lalu. Yang lebih penting ialah bagaimana dirinya saat ini dan masa depan kalian kelak. Jika saat ini kamu sedang menjalani hubungan serius dengan seseorang, tapi masa lalunya yang berat jadi tantangan bagi hubungan kalian, kamu bisa menerapkan tips berikut untuk menghadapinya.

1. Tanamkan pemikiran bahwa kamu tidak menjalin hubungan untuk menjadi penyelamatnya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Samson Katt)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Samson Katt)

Pertama-tama, kamu wajib menyadari bahwa kamu di sini bukan menjadi penyelamatnya, melainkan sebagai pasangan. Rasa ingin membantu pastinya ada, tapi jangan sampai kamu merasa bertanggung jawab penuh atas luka yang ia alami. Bagaimanapun juga, dia yang harus proaktif menyembuhkan dirinya, sementara kamu berperan sebagai pendukung.

Orang yang punya masa lalu berat butuh waktu dan ruang untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Kamu bisa menemani proses itu, tapi bukan sebagai pihak yang bertanggung jawab. Ingat, hubungan yang sehat lahir dari 2 orang yang sama-sama mau bertumbuh, bukan 1 yang selalu memperbaiki dan 1 yang terus diselamatkan.

2. Jangan terlalu cepat menghakimi

ilustrasi laki-laki dan perempuan sedang berbicara (pexels.com/Monstera)
ilustrasi laki-laki dan perempuan sedang berbicara (pexels.com/Monstera)

Kadang, saat pasangan mulai terbuka tentang masa lalunya, kamu akan kaget dan mungkin menunjukkan reaksi tertentu. Padahal, reaksi tersebut mungkin bikin doi merasa dihakimi dan gak mau terbuka lagi. Jadi, saat dia mulai bercerita, cobalah untuk mendengar tanpa menginterupsi. Tahan keinginan untuk langsung memberi opini atau solusi.

Berempati bukan berarti kamu harus setuju dengan semua hal yang dia lakukan pada masa lalu. Akan tetapi, cobalah tahan diri dan lihat dari sudut pandangnya. Lihat kenapa dia sampai mengalami hal tersebut dan bagaimana itu membentuk dirinya sekarang. Hal tersebut akan membantumu lebih memahami siapa dia hari ini.

3. Tetapkan batas yang sehat

ilustrasi pasangan kekasih sedang bersedih (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
ilustrasi pasangan kekasih sedang bersedih (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Walau ingin membantu, jangan sampai kamu mengorbankan kesehatan mentalmu. Jika masa lalu pasangan mulai memengaruhi hubungan kalian secara negatif, kamu punya hak untuk menetapkan batas. Pengalaman diselingkuhi, misalnya, membuat ia merasa insecure, posesif, dan selalu gak percaya. Kamu bisa mengatakan, “Aku ngerti kamu pernah disakiti, tapi aku juga butuh kepercayaan darimu supaya hubungan ini bisa berjalan sehat.” Komunikasi seperti ini bisa menjadi bentuk cinta yang matang.

4. Boleh bertanya, tapi jangan mengorek luka lama

ilustrasi pasangan kekasih sedang sedih (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi pasangan kekasih sedang sedih (pexels.com/RDNE Stock project)

Penting untuk membedakan antara kepedulian dan rasa ingin tahu yang terlalu jauh. Jika pasangan belum siap membahas masa lalunya secara detail, hargailah itu. Jangan mendesak atau mencari tahu lewat cara yang gak sehat, seperti membaca-baca pesan lama, stalking berlebihan, atau tanya-tanya ke teman lamanya. Biarkan dia yang memilih waktu dan cara untuk berbagi.

5. Fokus pada masa kini dan masa depan

ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Jeswin Thomas)
ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Jeswin Thomas)

Masa lalu memang bagian dari hidup, tapi gak lantas menentukan masa depan. Kalau terlalu fokus pada masa lalu, kamu bisa kehilangan momen indah yang sedang kalian bangun sekarang. Cobalah untuk mengapresiasi perubahan dan pertumbuhan pasanganmu. Alih-alih terus bertanya tentang masa lalunya, mulailah membahas mimpi-mimpi dan rencana ke depan. Dengan begitu, kamu dan pasangan bisa sama-sama menatap ke depan, bukan terus menoleh ke belakang.

6. Pertimbangkan bantuan profesional

ilustrasi berkonsultasi dengan psikolog (pexels.com/SHVETS Production)
ilustrasi berkonsultasi dengan psikolog (pexels.com/SHVETS Production)

Pertimbangkan untuk melibatkan psikolog atau konselor untuk membantu pasanganmu memaafkan masa lalu dan fokus pada masa depan. Ingat, berkonsultasi dengan psikolog bukan tanda kalian lemah, tapi justru bentuk keberanian untuk memperjuangkan hubungan yang lebih sehat. Agar pasanganmu gak merasa tersinggung, kamu bisa mengajaknya untuk datang ke profesional bersama alih-alih hanya menyuruh.

Menghadapi pasangan yang punya masa lalu berat memang gak mudah. Namun, kalau kamu bisa menghadapi itu dengan hati yang dewasa, empati, dan komunikasi yang jujur, hubungan kalian bisa jadi jauh lebih kuat. Ingat, hubungan yang sehat gak melulu yang mulus tanpa hambatan, melainkan yang bisa membuat semua pihak tumbuh bersama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us