Catat! 3 Alasan yang Bikin Kamu Mudah Bosan Saat Jalin Hubungan Sehat

- Hubungan yang membosankan bisa jadi pertanda hubungan sehat.
- Fenomena intermittent reinforcement dapat membuat hubungan stabil terasa membosankan.
- Pola hubungan masa kecil memengaruhi persepsi atas hubungan romantis.
Pernahkah kamu merasa merasa sedang berada di hubungan yang penuh cinta, perhatian, dan saling terhubung dengan baik, namun kamu merasa semua itu membosankan? Kamu mungkin bertanya-tanya alasanmu merasa seperti ini. Padahal, pada dasarnya hubungan sehat tersebutlah yang kamu inginkan, bahkan butuhkan. Mungkin, kamu mengingat trauma akan hubungan yang tidak aman di masa lalu. Di sisi lain, ini pertama kalinya kamu merasakan berada di dalam hubungan aman secara emosional.
Banyak orang berpikir, saat mereka berada di dalam hubungan yang membosankan, itu adalah pertanda bahwa hubungan tersebut harus segera diakhiri. Padahal, hubungan yang terasa membosankan juga bisa berarti jika kamu dan pasangan menjalin hubungan sehat. Jika kamu merasa bosan, bisa jadi itu karena pola hubungan. Misalnya, saat kamu tidak memiliki orang dewasa di sekitar yang bisa jadi panutan dalam menjalin hubungan yang sehat. Jadi, saat hubunganmu terasa membosankan, coba cari tahu lebih dahulu alasannya di bawah ini!
1. Kamu terbiasa berada dalam hubungan yang emosinya terasa naik turun

Jika sebelumnya kamu cenderung berada pada hubungan dengan pasang surut, kamu mungkin mengalami fenomena bernama intermittent reinforcement. Dalam fenomena yang mencerminkan penguatan terputus-putus ini kamu mungkin sering mengalami kecemasan, karena terus menebak-nebak kapan deburan ombak akan datang kembali dalam hubungan. Ketika di dalam hubungan tersebut ada banyak pasang surut, kamu mungkin akan merasa adrenalin dalam hubungan terasa terpacu.
Itulah mengapa, hubungan yang stabil dan konsisten kamu anggap biasa saja. Otak kamu telah terbiasa dengan kegembiraan yang datang pada hubungan baru. Saat kamu berada dalam hubungan yang memiliki banyak rollercoaster emosional, akibat ketidakpastian yang akan terjadi. Perasaan ketika hubungan sedang pasang tersebut biasanya sering kali disalahkartikan sebagai kegembiraan, gairah, dan chemistry yang kuat. Jadi, pada hubungan sehat, kamu bisa jadi keliru suasana yang lebih stabil terasa seperti tak punya chemistry dengan pasangan.
2. Kamu belajar sejak awal harus bekerja keras dan berkorban dalam hubungan

Jika kamu dibesarkan dalam keluarga dengan orang tua yang sering kali hanya memberi hadiah, ketika kamu berhasil juara kelas, kamu mungkin memahami jika untuk mendapatkan cinta perlu pengorbanan diri. Jadi, kamu merasa perlu membuktikan diri seberapa besar perjuanganmu terhadap hubungan tersebut agar bertahan lama. Pola ini dapat berdampak saat menjadi orang dewasa, kamu merasa wajar bersikap berhati-hati saat berhadapan dengan pasangan.
Saat kamu melakukan pola hubungan yang terinspirasi dengan orang dewasa sekitar saat kamu tumbuh, perasaan akrab pun muncul, dan merasa situasi itu benar. Akibatnya, saat kamu menemukan hubungan sehat dan seimbang, di mana kamu tidak harus bertindak berlebihan, mulanya hubungan baru ini akan terasa membosankan. Alasannya, pada hubungan tersebut alam bawah sadar kamu menyadari bahwa kamu tidak perlu menjadi penyelamat atau membuktikan harga diri kamu kepada pasangan.
3. Kamu telah menanamkan pandangan jika hubungan konsisten itu membosankan

Kamu pernah berada pada hubungan romantis yang melibatkan banyak ketidakpastian? Pengalaman tersebut dapat jadi penyebab kamu lebih tertarik pada tipe pasangan yang secara emosional tidak dapat selalu hadir untukmu. Itulah mengapa, kamu selalu merasa perlu mendorong pasangan yang tidak tersedia secara emosional, menjadi tersedia. Jika tidak, kekhawatiran akan pasangan meninggalkanmu akan semakin besar. Lantas, bagaimana jika pasangan dalam hubungan sehat selalu ada untukmu fisik atau emosional?
Pada hubungan yang sehat dan konsisten, kamu mungkin tak akan lagi mengulangi dinamika yang sama. Kamu mungkin akan merasa ada sesuatu yang "hilang", tidak ada lagi ketegangan yang muncul di dalam hubungan saat ini. Akibatnya, kamu dengan cepat berasumsi hubungan sehat ini membosankan, karena tidak menimbulkan tingkat kecemasan dan ketidakpastian, di mana biasanya kamu temukan dalam hubungan terdahulu.
Beberapa alasan seseorang menganggap hubungan sehat membosankan di atas bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Tetapi, intinya kamu tidak bisa cepat-cepat mengasumsikan hubungan yang sehat dan baik secara keseluruhan itu membosankan. Secara ideal, jika kamu ingin memperoleh hubungan langgeng, hubungan dengan komunikasi yang baik, tingkat keterhubungan yang konsisten, serta ketersediaan emosional yang saling mendukunglah yang pasti dibutuhkan.