Hubungan cinta memang penuh onak dan duri, tak hanya berisi indahnya pelangi. Butuh usaha bersama agar asmara yang sedang kamu dan dia jalani bisa terus bertahan di tengah berbagai ujian.
Namun bukan berarti dalam proses memperjuangkan cinta, kamu harus mengorbankan kebahagiaanmu sendiri. Jika suatu hubungan tak membuatmu bahagia, untuk apa dipertahankan. Terutama jika dia yang kamu sayang telah melakukan hal-hal berikut ini yang tidak bisa kamu toleransi. Apa saja?
Hubungan yang sehat, bisa terlihat dari pasangan yang saling suportif. Jika dia justru menunjukkan perangai yang sebaliknya, selalu merendahkan atau mengecilkan usaha-usahamu, klaim cinta yang dia ungkapkan, patut kamu pertanyakan.
Karena orang yang mengaku cinta, tak akan menyakiti hati pasangannya dengan melakukan kekerasan verbal seperti itu. Alih-alih menghina, pasangan yang ‘sehat’ justru akan selalu menyemangati dan kalaupun mengkritik karena ingin melihatmu lebih baik lagi, akan dia lakukan dengan cara yang baik tanpa membuatmu jadi tersinggung.
Sebaiknya jangan ditoleransi perilakunya yang sering merendahkanmu ini. Karena jika dibiarkan, bisa menghancurkan rasa percaya diri dan membuatmu merasa seperti orang yang gak penting atau tak layak dicintai.
Sekali pasangan melakukan kekerasan fisik, harusnya sudah jadi red flag bagi hubunganmu dengan dia. Karena hal itu sudah jadi bukti yang terang-benderang, bahwa dia bukanlah sosok yang baik.
Apalagi kalau hubungan kalian masih dalam tahap pacaran, tapi dia telah berani melakukan hal demikian. Inilah yang kelak jadi cikal bakal tindakan kekerasan dalam rumah tangga.
Ketika sudah berkomitmen terhadap seseorang untuk disayang dan dicintai, maka secara otomatis hati dan mata harus dijaga untuk tetap setia.
Apabila dia kedapatan melakukan flirting atau menggoda lawan jenis, tanda bahwa dia tak menghormatimu sebagai pasangan, dan bukan tak mungkin, dia akan melakukan perselingkuhan di kemudian hari.
Bagi yang telah menikah, pasangan akan jadi orang terdekat setelah keluarga atau teman. Tapi bukan berarti memberikannya hak untuk mengatur-atur hubunganmu dengan keluarga atau temanmu sendiri.
Melarang kamu bertemu mereka tanpa ada alasan yang jelas, hanya karena ia tak suka saja, bisa jadi pertanda bahwa dia adalah pasangan yang toksik. Berusaha mendominasi kamu, agar kamu bergantung padanya. Dan tahap awal untuk bisa mencapai itu, adalah dengan membuatmu terkucilkan dari lingkungan sekitarmu (keluarga dan teman).
Kamu pun perlu mempertanyakan jika tiap kali menyambangi keluarga atau temanmu, terlihat sekali mereka yang tak suka dengan pasanganmu. Bisa jadi, mereka mengetahui bahwa pasanganmu bukanlah orang baik, sementara kamu tak bisa melihatnya akibat tertutup oleh rasa cinta.
Flirting saja sudah salah, apalagi sampai melakukan perselingkuhan. Memang, ada orang yang bisa berubah total setelah selingkuh menjadi pasangan yang lebih baik lagi dan setia. Hanya saja, lebih banyak tidak.
Mengutip Psychology Today, berdasarkan hasil penelitian tahun 2017 ditemukan bahwa, pasangan yang memiliki riwayat berselingkuh di hubungan sebelumnya, memiliki kemungkinan besar untuk selingkuh lagi pada hubungan berikutnya.
Karena itulah, ada baiknya perbuatan selingkuh ini tak ditoleransi. Kecuali jika kamu memang berani untuk ambil risiko.
Jika si dia telah melakukan hal-hal di atas, maka pilihan untuk berpisah jauh lebih baik. Apalagi kalau masih dalam tahap berpacaran. Sebelum terlanjur sayang dan susah dilepaskan, maka segeralah putuskan untuk tak melanjutkan hubungan. Karena hanya dia yang layak dipertahankan, patut untuk diperjuangkan!