5 Kebiasaan Buruk Dating App yang Harus Dihindari, Waspada!

Kebiasaan buruk dalam menggunakan aplikasi kencan sering kali berhubungan dengan cara kita berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Banyak pengguna yang cenderung hanya mencari kesenangan instan tanpa mempertimbangkan perasaan atau niat serius dalam menjalin hubungan. Selain itu, ada pula yang sering terjebak dalam perbandingan berlebihan, menganggap penampilan fisik sebagai faktor utama, dan bahkan terkadang mengabaikan kesopanan serta batasan-batasan yang seharusnya ada dalam sebuah percakapan.
"Dengan aplikasi kencan, itu memungkinkan orang bersembunyi, berpura-pura, mempermainkan kita, tidak pernah menghubungi kita kembali, memberi tahu kita bahwa mereka mencari sesuatu yang berbeda dari apa yang sebenarnya mereka inginkan, dan hanya menciptakan rasa kewalahan dan kebingungan," kata Claudia de Llano, seorang terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, melansir Verywell Mind.
Kalau kamu sedang ada di aplikasi kencan, kamu wajib mengenali beberapa kebiasaan buruk yang mungkin akan terjadi, agar kamu bisa mewaspadainya. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
1. Ghosting

Ghosting pada dasarnya terjadi ketika seseorang tiba-tiba memutuskan semua komunikasi tanpa penjelasan apa pun. Misalnya, kamu telah mengobrol dengan seseorang selama berminggu-minggu, atau bahkan berkencan dengannya, lalu tiba-tiba orang tersebut menghilang, mengabaikan panggilan dan pesanmu.
"Ghosting bisa sangat menyakitkan. Ghosting membuatmu merasa ditolak, bingung, dan bertanya-tanya apa kesalahanmu. Kalau kamu pernah di-ghosting , kamu mungkin tergoda untuk percaya bahwa orang lain tidak cukup menghargaimu untuk memberikan penyelesaian," kata Dr. Sabrina Romanoff, seorang psikolog klinis.
2. Breadcrumbing

Selanjutnya, breadcrumbing. Ini adalah ketika seseorang memberimu perhatian yang cukup untuk membuatmu tetap tertarik tetapi tidak pernah benar-benar berkomitmen. Mereka mungkin sesekali mengirim pesan genit atau menyukai gambarmu, tetapi setiap kali kamu mencoba membuat rencana, kemungkinan besar mereka dengan mudahnya melupakan atau membatalkan janji pada menit terakhir.
"Breadcrumbing bisa sangat membuat frustrasi karena kamu tidak yakin di mana posisimu dengan orang tersebut. Sering kali terasa seperti rollercoaster ketegangan, di mana rasa gembira saat orang tersebut melakukan kontak denganmu membuatmu terus mencari-cari remah-remah kasih sayang yang diberikan orang tersebut kepadamu," kata Dr. Romanoff.
3. Love bombing

Love bombing mungkin sudah familiar di telingamu. Situasi ini terjadi saat seseorang membanjirimu dengan kasih sayang, pujian, dan janji yang berlebihan di awal untuk mendapatkan kepercayaanmu dengan sangat cepat. Kalau kamu orangnya suka baper, kamu bisa saja jatuh di situasi love bombing ini.
Meskipun mungkin tampak menyanjung pada awalnya, love bombing adalah taktik manipulatif yang digunakan untuk mendapatkan kendali. Hal ini sering kali mengarah pada manipulasi emosional atau kekecewaan ketika orang tersebut menarik dirinya secara tiba-tiba.
4. Benchwarming

Benchwarming adalah saat seseorang menjadikanmu sebagai opsi cadangan sambil mengejar orang lain dengan lebih serius. Misalnya, orang tersebut mungkin hanya mengirimi kamu pesan teks, entah saat mereka bosan atau saat orang yang ia suka sedang tidak ada. Perilaku ini dapat membuat kamu merasa tidak dihargai, seolah-olah kamu bukan prioritas tetapi hanya sekadar pengisi waktu dalam kehidupan kencan mereka.
"Kamu mungkin tidak diberi peran utama dalam kehidupannya, tapi juga tidak sepenuhnya disingkirkan. Kamu berada di zona abu-abu, tidak cukup penting untuk jadi pasangan, tapi cukup dekat untuk dijadikan cadangan jika hubungan utama gagal atau jika dia butuh perhatian. Seolah-olah kamu diberi harapan, padahal tidak pernah diajak dalam hubungan yang nyata," kata de Llano.
5. Ghost-lighting

Ini merupakan gabungan antara ghosting dan gaslighting , di mana seseorang mengabaikanmu dan kemudian berpura-pura hal itu tidak pernah terjadi jika mereka muncul lagi di kemudian hari. Hal ini dapat membuatmu merasa dimanipulasi dan mempertanyakan persepsimu sendiri tentang situasi tersebut.
"Hubungan menjadi tidak sehat atau toxic ketika satu individu memiliki kekuatan lebih besar daripada yang lain, kesetaraan perlu ada dalam suatu hubungan sehingga setiap individu merasa mandiri," kata terapis hubungan, Ailey Jolie, melansir laman Cosmopolitan.
Pada akhirnya, kebiasaan buruk dalam menggunakan dating app tidak hanya menciptakan hubungan yang dangkal, tetapi juga dapat menyakiti banyak hati yang berharap akan koneksi yang tulus. Ketika interaksi dipenuhi manipulasi, ketidakjujuran, dan niat yang tidak jelas, pengalaman berkenalan pun kehilangan makna sejatinya. Oleh karena itu, penting bagi setiap pengguna untuk lebih sadar, jujur, dan bertanggung jawab dalam menjalin komunikasi, agar dating app tidak lagi jadi ladang permainan, melainkan jembatan menuju hubungan yang sehat dan saling menghargai.