Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Potensi Masalah yang Dihadapi Setelah Menikah

Soo Young dan Choi Tae Joon di So I Married an Anti-Fan (dok. Naver TV/So I Married an Anti-Fan)

Judul di atas bukan bermaksud menakut-nakuti atau membuat down orang yang mau menikah. Dengan melakukan preparation yang matang oleh kedua belah pihak, maka kita bisa mendapat gambaran kira-kira apa yang berpotensi mengguncang perjalanan pernikahan. Nah, kira-kira apa saja, sih, potensi masalah?

1. Sifat asli pasangan

ilustrasi pleasure gap (pexels.com/Cottonbro)

Mungkin ini adalah faktor yang pertama kali akan kita dapatkan sesaat setelah melakukan pernikahan, tidak asing lagi kan saat mendengar teman dekat atau kerabat kita curhat bahwa pasangannya berubah setelah menikah, tidak seperti dulu waktu masih pacaran.

Hey, sebenarnya pasanganmu itu tidak berubah, hanya saja dia menunjukkan karakter atau watak aslinya. Jadi yang perlu diingat adalah jangan kaget bila merasa kok pasangan berubah, selama perubahan perilakunya bisa dikatakan hal yang minor, maka kita tidak perlu bersedih hati, cukup komunikasikan dan terima dengan hati terbuka apa yang sudah menjadi pilihan kita.

2. Kultur keluarga besar

ilustrasi keluarga besar berkumpul (Pexels.com/August de Richelieu)

Saat masa pendekatan atau pacaran, rasanya semua berjalan lancar ya, tak terkecuali saat pertama kali bertemu dan dikenalkan dengan keluarga besarnya, semua menerima dengan tangan terbuka dan oke-oke saja. Namun, mengapa saat sudah menikah ada saja masalah-masalah yang terjadi? Entah gesekan pendapat atau masalah - masalah yang tadinya sepele justru menjadi besar? 

Pernikahan di budaya kita tidak hanya menikahi pasangan kita saja, namun juga keluarganya. Jadi, sebelum menikah pastikan kita juga merasa klik dan selaras dengan kultur, nilai-nilai atau kebiasaan keluarganya. Bagaimana bila sudah terlanjur? Kan tidak mungkin mengganti keluarganya? Bila sudah demikian maka kita hanya bisa menjaga setiap ucapan dan perbuatan kita agar tidak menimbulkan gesekan dan juga menjaga jarak aman dengan keluarga bila dirasa terlalu banyak konflik saat sering bersama.

3. Hubungan mertua dan menantu

ilustrasi menantu dan ibu mertua (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Well, kita memang tidak  pernah tahu karakter asli manusia itu seperti apa, yang dulu baik bisa berubah tidak baik dan juga sebaliknya. Menyikapi hal ini kita juga harus bisa membaca karakter calon mertua kita nantinya sehingga setiap tindak tanduk kita bisa lebih terukur.

Karena bagaimanapun juga tidak etis bila harus berkonflik dengan mertua sehingga bila kita sudah paham adanya potensi masalah, maka kita bisa mencari cara preventif untuk menghindarinya, salah satunya dengan tidak tinggal satu atap dengan mertua maupun orang tua kita sendiri untuk menghindari intervensi yang berlebihan.

4. Ipar yang ikut campur

ilustrasi adik kakak ipar (Pexels.com/Rheza Aulia)

Tidak semua adik atau kakak ipar suka ikut campur ya, ada juga ipar yang sangat pengertian dan bisa saling menjaga privasi keluarga masing-masing. Bila kita mendapat ipar yang bisa dikatakan cukup menguji, ya, sebisa mungkin kita juga jangan terlalu terprovokasi.

Lebih baik dikomunikasikan dengan pasangan supaya pasangan kita yang menjadi penengah karena bagaimanapun juga kan mereka saudara kandungnya, dari segi komunikasi seharusnya lebih bisa nyambung.

5. Keuangan

ilustrasi pasangan dan masalah keuangan (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Masalah keuangan menjadi masalah nomor satu penyebab perceraian berdasarkan suatu hasil survei. Nah, untuk itu perlu sekali sebelum menikah kita bisa terbuka dalam membicarakan masalah keuangan agar tidak menjadi bom waktu dan gelembung yang pecah di tengah jalan.

Bila dirasa membicarakan masalah uang ini masih tabu atau masih sungkan, maka kita harus prepare jauh-jauh hari saat kita mendapatkan ujian ini. Kedua pasangan juga harus sama-sama mau untuk diajak komunikasi terbuka  karena ada juga loh tipe orang yang kurang suka bila diajak ngobrol masalah uang.

Bila kita sedang menghadapi masalah keuangan, yang pertama harus dilakukan adalah jangan emosi dan saling menyalahkan dulu, duduk dan bicarakan baik-baik.

6. Orang asing yang usil

ilustrasi orang ketiga (Pexels.com/Ron Lach)

Selain kelima masalah di atas yang mostly berasal dari internal keluarga inti maupun keluarga besar, ada juga masalah yang kerap ditimbulkan oleh orang atau pihak di luar keluarga seperti dari lingkungan pertemanan, bisnis dan circle-circle yang kita masuki maupun pasangan. Kepercayaan atau trust sangat berperan dalam hal ini.

Bijak dengan cara tidak terlalu mengumbar potret kehidupan rumah tangga di sosial media juga bisa menjadi salah satu benteng untuk meminimalkan orang lain kepo dengan kehidupan pribadi kita. So, stay private untuk urusan yang ini.

Masalah di atas yang harus kita antisipasi sebelum melangkah atau mungkin yang sudah berada di dalam pernikahan. Apa pun ujiannya saat kita dan pasangan masih sehati dan sejalan pemikirannya maka semua masalah di atas masih bisa diatasi dan dicari jalan keluarnya bersama, jadi pastikan kualitas dan bonding kita dan pasangan yang bukan menjadi masalahnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us