Mengenal Apa Itu Tough Love? Pengertian hingga Tips Melakukannya

- Tough love adalah cinta yang keras untuk mendorong perilaku bertanggung jawab
- Ciri-ciri tough love meliputi menetapkan batasan, memberikan konsekuensi, dan bersikap empati
- Tips melakukan tough love antara lain hindari kemarahan, dengarkan mereka, dan tawarkan dukungan
Pernahkah kamu berada dalam situasi di mana kamu tahu teman, pasangan, atau anggota keluarga melakukan kesalahan besar? Ini adalah posisi yang sulit, tetapi terkadang, satu-satunya cara untuk membantu adalah dengan bersikap jujur kepada mereka, meskipun itu menyakitkan.
Menurut kamus Merriam-Webster, tough love adalah cinta atau perhatian penuh kasih sayang yang diungkapkan dengan cara yang tegas, seperti melalui disiplin, terutama untuk mendorong perilaku yang bertanggung jawab. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, ciri-ciri, hingga bagaimana melakukan tough love yang baik. Yuk, simak selengkapnya!
1. Pengertian tough love

Dilansir laman Better Help, frasa tough love atau cinta yang keras diperkirakan dicetuskan oleh Bill Milliken dalam bukunya yang berjudul sama pada tahun 1968. Sejak saat itu, telah banyak buku dan artikel yang ditulis dengan judul yang sama dengan banyak pendapat tentang manfaat cinta yang keras dan bagaimana cinta yang keras harus diterapkan.
Mempraktikkan cinta yang keras bukan berarti bersikap kasar atau mengasingkan teman atau orang yang kita cintai. Namun, ketika orang yang kita sayangi terlibat dalam kebiasaan atau praktik yang tidak aman, sering kali perlu untuk mengadopsi pendekatan yang lebih serius untuk membantu mereka menjadi lebih baik.
2. Ciri-ciri tough love

Ciri-ciri tough love dapat berbeda-beda, tergantung pada situasi dan orang yang menerapkannya. Namun, beberapa ciri umumnya meliputi:
- Menetapkan batasan: Tough love melibatkan pengertian yang jelas tentang perilaku apa yang dapat diterima dan apa yang tidak. Batasan ini membantu individu memahami batasan mereka dan mendorong akuntabilitas pribadi.
- Memberikan konsekuensi: Ketika seseorang terlibat dalam perilaku negatif, tough love sering kali melibatkan pemberian konsekuensi untuk mencegah perilaku tersebut.
- Bersikap empati: Meskipun tough love mungkin tampak kasar, tough love ini sering kali berasal dari rasa empati dan perhatian terhadap kesejahteraan individu. Tough love tidak dimaksudkan untuk menjadi kejam atau tidak berperasaan, tetapi untuk mendorong perubahan positif.
- Mendorong pertumbuhan: Tujuan utama dari tough love adalah untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Tough love tidak dimaksudkan untuk mengecilkan hati atau menghukum, tetapi untuk membimbing individu menuju pilihan dan perilaku yang lebih sehat.
- Menyeimbangkan disiplin dengan dukungan: Tough love bisa jadi menantang, jadi penting bagi mereka yang menerapkannya untuk juga memberikan dukungan emosional dan pengertian. Keseimbangan antara disiplin dan empati ini penting untuk menjaga hubungan yang sehat.
3. Tips melakukan tough love

Dilansir laman Verywell Mind, berikut adalah tips melakukan tough love:
- Hindari menyerang mereka dengan kemarahan: Saat kamu melakukan percakapan, penting untuk mengendalikan perasaanmu agar tidak agresif. Claudia de Llano, seorang terapis pernikahan dan keluarga, mengatakan, "Nada bicara dan kata-kata yang mendukung mereka dapat menunjukkan kepada mereka bahwa niatmu adalah untuk menjaga mereka, dirimu sendiri, atau orang lain tetap aman".
- Dengarkan mereka: Berikan kesempatan kepada orang tersebut untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Perhatikan apa yang mereka katakan dan cobalah untuk memahami sudut pandangnya.
- Tawarkan dukungan: Beri tahu orang tersebut bahwa kamu ada untuknya, apa pun hasilnya. Tawarkan bantuan jika mereka membutuhkan dukungan.
4. Kapan kamu bisa menunjukkan tough love?

Kamu dapat melakukan tough love pada saat-saat berikut ini:
- Saat orang tersebut berperilaku merusak dirinya sendiri: Jika orang tersebut memiliki kebiasaan buruk, tough love dapat menjadi cara untuk kesejahteraan jangka panjangnya.
- Mereka mengabaikan kesehatan mereka: Jika orang tersebut telah mengabaikan kesehatannya terlalu lama, dorongan tegas mungkin diperlukan. Bergantung pada kondisi kesehatan yang mereka miliki, mengabaikannya bisa jadi berbahaya dan tough love mungkin bisa membuat perbedaan besar pada hasilnya.
- Mereka tidak bahagia dan tidak mau merubah apa pun: Saat orang tersebut terus-menerus mengeluh tentang pekerjaannya, situasi kehidupannya, hubungan, atau kehidupan secara umum tetapi tidak pernah berusaha mengubahnya, melakukan tough love dapat membantunya menghadapi kenyataan. Hal ini mendorong mereka untuk berhenti membuat alasan dan mulai mengambil tindakan
5. Waktu kamu harus menahan diri

Kamu juga harus tahu kapan waktu untuk menahan diri dari memberikan tough love kepada orang lain, seperti:
- Saat mereka sedang berduka: Jika orang tersebut baru saja kehilangan orang yang dicintai atau sedang mengalami putus cinta yang hebat, ini mungkin bukan saat yang tepat untuk bersikap keras. Saat ini, mereka mungkin membutuhkan dukungan emosional, bukan seseorang yang memberi tahu mereka cara memperbaiki keadaan. Alih-alih campur tangan, cukup hadirlah dan temani mereka.
- Mereka hanya melampiaskan kekesalan, bukan mencari nasihat: Kita semua terkadang perlu melampiaskan kekesalan. Jika mereka tidak benar-benar mencari solusi, cinta yang keras mungkin bukan yang mereka butuhkan. Kamu dapat menawarkan diri untuk mendengarkan tanpa memberikan nasihat yang tidak diminta.
- Mereka melakukan yang terbaik yang mereka bisa: Sabrina Romanoff, seorang psikolog klinis mengatakan, "Jika mereka sudah melakukan yang terbaik yang mereka bisa dan masih berjuang, dukungan mungkin lebih membantu".
- Masalah yang dialami adalah masalah pribadi: Terkadang mereka mungkin membuat pilihan yang belum tentu kamu buat, tetapi mereka tidak merugikan diri mereka sendiri atau orang lain. Selama mereka tidak dalam bahaya, sebaiknya biarkan mereka menjalani hidup mereka sendiri.
- Kamu tidak memiliki saran yang membantu: Jika kamu tidak yakin tentang tindakan terbaik bagi mereka, mungkin lebih baik untuk tidak memberikan saran. Sebaliknya, kamu dapat menawarkan diri untuk mendengarkan mereka dan memberikan dukungan emosional.
Pada akhirnya, menunjukkan tough love bukanlah tentang bersikap kasar, namun ini lebih tentang kepedulian yang cukup untuk bersikap jujur, bahkan ketika kebenaran itu sulit diungkapkan. Memang tidak selalu mudah, tetapi terkadang melakukan tough love dapat menjadi solusi untuk semua orang jadi lebih baik.