Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Sebab Perempuan Fatherless Jadi Sasaran Asmara Laki-laki Matre

ilustrasi pasangan (pexels.com/Budgeron Bach)
Intinya sih...
  • Anak perempuan fatherless merasa haus akan kasih sayang ayah, rentan jadi korban asmara laki-laki matre yang memanfaatkan kelemahan emosionalnya.
  • Kehausan cinta membuat anak perempuan mudah jatuh cinta pada laki-laki matre yang menawarkan kasih sayang, padahal sebenarnya ada maunya.
  • Anak perempuan fatherless rela menukar apa pun demi mempertahankan cinta dari laki-laki matre, tanpa memiliki gambaran pasangan ideal yang seharusnya didapat dari figur ayah.

Siapa sih yang ingin terlahir sebagai anak yang harus mengalami fatherless. Ya, tumbuh dengan tanpa hadirnya sosok ayah secara fisik maupun finansial itu terasa berat, begitu menyakitkan. Gak hanya menyiksa semasa anak-anak, saat dewasa pun begitu terasa dampaknya.

Apalagi, jika korban fatherless ialah anak perempuan. Ia akan tumbuh dewasa dengan rasa haus akan kasih sayang lawan jenis. Kehausan cinta yang seharusnya sedari kecil sudah terisi penuh, ya didapatkan dari hadirnya sosok ayah. Hal inilah yang membuat perempuan fatherless rentan jadi korban asmara dari laki-laki matre. Sebagai bahan evaluasi, berikut sederet alasan maupun sebab perempuan fatherless jadi sasaran asmara laki-laki matre.

1. Tidak punya sosok cinta pertama yang selayaknya didapatkan dari ayah

ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Sejatinya, seorang anak berhak punya kehidupan yang layak lengkap dengan cinta, kasih, dan sayang dari sosok ayah. Berbeda halnya dengan anak yang fatherless, ia tumbuh tanpa hadirnya sosok ayah, baik secara fisik maupun emosional. Apalagi, jika korban fatherless ialah sosok perempuan yang selayaknya punya ayah sebagai cinta pertamanya. Alhasil, fatherless bikin seorang cewek merasa haus akan kasih sayang lawan jenis yang tidak terpenuhi oleh ayahnya.

Apa hubungannya dengan laki-laki matre? Jelas kamu akan dimanfaatkan dengan tahu situasi yang menjadi kelemahanmu. Laki-laki matre model ini akan dengan mudahnya cosplay jadi sosok orang paling tulus sedunia. Alih-alih punya rasa cinta yang seluas samudra, padahal aslinya ada maunya. Yakni, menjual cintanya dengan materi yang kamu miliki. Kalau kamu sedang terjebak dengan laki-laki matre yang seperti ini. Coba pikirkan, mana ada orang tulus yang minta balasan materi? Tulus itu memberi tanpa meminta.

Terlebih, cinta yang tulus itu bukan perihal transaksi jual beli. Sebagai perempuan, kamu gak perlu bayar uang untuk ditebus dengan pemberian cinta kepadamu. Pasangan yang benar-benar tulus mencintaimu itu gak akan meminta imbal balik dalam bentuk apa pun.

2. Kamu mudah jatuh cinta berbalut haus kasih sayang laki-laki

ilustrasi pasangan (pexels.com/Katerina Holmes)

Bak kehausan di tengah teriknya padang pasir yang berlangsung lama. Lalu, gelasmu yang semula kosong tiba-tiba muncul sumber air yang begitu deras, tentu kamu akan mendekat, melekat, lengket, gak bisa lepas darinya. Logis? Bahkan, bukan lagi perihal kamu yang dikejar selayaknya laki-laki sejati tengah mendekati perempuan incaran atau idamannya. Tapi, kamu yang tengah haus cinta ini mengejar laki-laki potensial yang bisa berikan kasih dan sayang.

Bagimu, nomor satu ialah bisa berikan cinta yang penuh, mengisi hatimu dengan warna-warni cinta, urusan lainnya belakangan, bahkan gak masalah rugi. Nah, bak aji mumpung, umpan yang kamu tebar dalam membidik laki-laki ini akan dengan sigap ditangkap laki-laki matre yang ingin hidup enak bermodal cinta.

Dengan kata lain, laki-laki matre yang gak modal, satu-satunya modal gratis yang bisa ia berikan sebagai wujud effort ialah kasih sayang. Kamu yang tengah haus akan kasih sayang pun otomatis mudah jatuh cinta dan auto leleh melihat cinta tulus dari sang laki-laki matre, padahal aslinya ia ada maunya. Renungkan.

3. Terlanjur cinta, jadi budak cinta, berujung rela menukar apa pun demi mempertahankan cinta

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Definisi sekali masuk perangkap bakal terjebak selamanya. Ibarat bunga layu yang kini disiram kasih sayang sederas air terjun, dipupuk cinta yang teramat indah. Alhasil, kamu pun jadi kecintaan ke sang laki-laki matre, cinta yang diberikan kepadamu itu bak jadi candu.

Ya, kamu kecanduan cintanya hingga rela menukar hal berharga apa pun. Termasuk materi untuk bisa mempertahankan rasa cinta yang ia berikan kepadamu. Pikirmu, asalkan dia terus di sini, memenuhi kebutuhan fisik dan emosional akan rasa cinta, gak apa untuk kamu membiayai seluruh kebutuhan hidupnya.

Alih-alih mikir apa yang kamu berikan itu seimbang, dia dapat uang, kamu dapat cinta, sama-sama punya kenyamanan hidup. Nyatanya, kamu tengah diperdaya, kamu jadi budak cinta yang merugikan dirimu sendiri. Coba jawab dengan jujur, memangnya siap lahir dan batin untuk jadi tulang punggung selamanya? Renungkan. Seumur hidup dengan sosok laki-laki matre yang gak modal apa pun itu akan terasa lama dan menyakitkan, lho.

4. Gak punya gambaran pasangan ideal yang seharusnya didapat dari figur ayah

ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Tentu sudah gak asing lagi dengan istilah punya standar pasangan yang tolak ukurnya ialah sosok seorang ayah. Sayangnya, itu semua hanya bisa didapatkan oleh anak perempuan yang punya figur ayah, yang ayahnya punya peran, hadir dalam hidupnya secara fisik maupun emosional. Kamu tidak punya figur ayah, alhasil kamu jadi gak punya patokan terkait pasangan laki-laki yang ideal itu seperti apa, sih. Jangankan mikir pasangan idaman yang tepat, sekali diberi perhatian sama lawan jenis saja rasanya langsung luluh.

Beda halnya dengan ayah yang hadir sedari anak perempuannya kecil. Menemani tumbuh dan kembang anaknya hingga dewasa. Dengan semua prodes perjalanannya dipenuhi cinta, kasih, dan sayang. Alhasil, sosok ayah yang seperri ini bikin kamu bisa punya batasan mana laki-laki yang baik dan buruk.

Pada akhirnya, sejatinya kamu yang tidak bisa memilih ingin terlahir sebagai anak dari sosok ayah yang seperti apa, rupanya juga berhak punya ayah yang baik, lho. Sayangnya, kamu justru menjadi korban fatherless yang bikin hidup jadi hampa, terasa begitu menyakitkan. Apalagi perempuan fatherless jadi sasaran asmara laki-laki matre.

Lantas, sekarang mau kembali jadi korban lagi, yakni korban laki-laki matre atau stop dengan bangkit berpikir pakai logika, nih? Gak apa untuk sekarang masih tetap sendiri. Daripada harus membayar mahal hanya untuk mengemis cinta ke sosok laki-laki yang salah. Sepakat?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us