Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tanda Persahabatanmu Sudah Gak Sehat Lagi, Waktunya Melepaskan!

ilustrasi persahabatan (pexels.com/ Matheus Ferrero)
ilustrasi persahabatan (pexels.com/ Matheus Ferrero)

Setiap orang pasti pernah berharap bisa memiliki sahabat yang setia hingga tua. Tapi ada kalanya, persahabatan gak berjalan seperti apa yang kita harapkan. Entah karena perbedaan prinsip, nilai-nilai yang berubah, sampai pengkhianatan. Sayangnya, kita kerap berusaha untuk memaklumi, bertahan, bahkan mengorbankan banyak hal hanya demi tetap disebut teman baik. Padahal, gak semua hubungan harus dipertahankan, termasuk persahabatan.

Ketika persahabatan gak lagi membawa kebaikan, yang ada kamu malah merasa capek secara emosional. Menyadari bahwa persahabatanmu mungkin sudah gak sehat lagi, bukan berarti kamu jahat. Justru itu adalah bentuk kepedulianmu terhadap diri sendiri. Nah, biar kamu gak terus terjebak, cek 6 tanda kalau persahabatan mungkin sudah gak sehat lagi, supaya kamu bisa membuat keputusan terbaik untuk dirimu.

1. Kamu selalu merasa lelah setelah bertemu mereka

ilustrasi persahabatan (pexels.com/ Marta Klement)
ilustrasi persahabatan (pexels.com/ Marta Klement)

Pernah gak, selesai nongkrong sama teman, bukannya happy, tapi kamu malah merasa capek banget. Itu bisa jadi tanda kalau energimu lebih banyak tersedot daripada diisi ulang. Pertemanan yang sehat seharusnya bikin kamu merasa nyaman, diterima, dan tenang. Kalau sebaliknya, bisa jadi hubungan itu sudah gak lagi selaras.

Kalau kamu selalu pulang dengan perasaan kosong atau malah penuh tekanan, itu adalah alarm yang gak boleh diabaikan. Memaksakan diri untuk tetap ada buat sahabatmu, malah bisa bikin kamu semakin jauh dari diri sendiri. Ingat, energi emosionalmu itu berharga, jadi jangan sembarangan dikuras habis.

2. Hanya kamu yang berusaha menjaga hubungan

ilustrasi persahabatan (pexels.com/ Elina Fairytale)
ilustrasi persahabatan (pexels.com/ Elina Fairytale)

Persahabatan gak bisa berjalan kalau cuma satu pihak yang berjuang. Kalau kamu selalu yang mulai chat duluan, yang ngajak ketemu, atau yang terus kompromi, itu artinya hubungan kalian sudah gak seimbang. Ketidakseimbangan kayak gini yang bikin kamu kehilangan rasa dihargai.

Teman sejati seharusnya sama-sama peduli dan berusaha. Kalau kamu sudah mencoba berkali-kali tapi mereka tetap gak menanggapi, mungkin waktunya berhenti memaksa. Karena hubungan yang sehat itu bukan tentang siapa yang lebih sering hadir, tapi bagaimana dua orang saling ada ketika dibutuhkan.

3. Mereka lebih sering menjatuhkan daripada mendukung

ilustrasi persahabatan (pexels.com/ Helena Lopes)
ilustrasi persahabatan (pexels.com/ Helena Lopes)

Kritik yang membangun memang sehat, tapi kalau tiap kata-kata mereka terasa seperti menjatuhkan, itu adalah tanda bahaya. Teman yang baik akan mengingatkan dengan cara yang tulus, bukan bikin kamu merasa kecil dan gak berharga. Kalau kamu sering merasa insecure setelah ngobrol, coba deh evaluasi ulang persahabatanmu.

Ingat, support system bukan berarti harus selalu setuju denganmu, tapi selalu ada di pihakmu baik itu kamu benar atau salah. Mereka boleh menasihatimu ketika kamu bertindak keliru. Tapi kalau yang disampaikan hanya sindiran, perbandingan, atau komentar merendahkan, itu lebih mirip racun daripada dukungan. Jangan biarkan hubungan seperti ini merusak cara kamu melihat dirimu sendiri.

4. Nilai dan prinsip hidup kalian sudah sangat berbeda

ilustrasi sahabat (pexels.com/ George Pak)
ilustrasi sahabat (pexels.com/ George Pak)

Seiring bertambahnya usia, wajar banget kalau prioritas orang berubah. Tapi ada titik di mana perbedaan bisa bikin hubungan jadi renggang. Misalnya, ketika kamu mulai fokus ke karier dan kesehatan, sementara temanmu masih sibuk mengajak gaya hidup yang gak sesuai denganmu.

Beda arah hidup bukan berarti harus langsung memutuskan hubungan. Tapi kalau perbedaan itu bikin kamu merasa bersalah pada pilihanmu sendiri, ini tanda hubungan sudah gak lagi sehat. Kamu berhak punya lingkungan yang mendukung perjalananmu, bukan yang terus menarikmu mundur.

5. Mereka sering melanggar batas yang kamu pasang

ilustrasi persahabatan (pexels.com/ Helena Lopes)
ilustrasi persahabatan (pexels.com/ Helena Lopes)

Setiap orang punya batasan pribadi, entah itu soal waktu, privasi, atau hal lainnnya yang gak bisa diganggu orang lain. Kalau temanmu berkali-kali melanggar batas itu meski kamu sudah bilang dengan jelas, berarti mereka gak menghargaimu. Hubungan seperti ini bisa bikin kamu kehilangan kendali atas dirimu sendiri.

Teman sejati akan paham bahwa batasan itu bukan tembok, melainkan pagar pelindung. Kalau mereka tetap nekat melewati pagar itu, mungkin mereka hanya peduli pada kenyamanan mereka sendiri. Saat itu terjadi, penting banget buat kamu bersikap tegas dan mulai menjaga jarak.

6. Kamu lebih tenang saat tidak bersama mereka

ilustrasi sahabat (pexels.com/ George Pak)
ilustrasi sahabat (pexels.com/ George Pak)

Ini mungkin tanda paling sederhana tapi paling jujur: kalau kamu merasa lebih damai saat gak bersama mereka, berarti hubungan dengan mereka sudah gak memberi energi positif lagi. Teman yang sehat seharusnya bikin kamu merasa ringan, bukan lega karena akhirnya berpisah. Jangan abaikan perasaanmu sendiri hanya demi mempertahankan status sahabat. Kenyamanan batin adalah indikator yang gak bisa dibohongi. Kalau kamu merasa lebih hidup tanpa mereka, mungkin itu saatnya benar-benar melepas.

Melepaskan seorang teman bukan berarti kamu gagal menjaga hubungan. Karena terkadang, kita memang harus berani membuat pilihan terbaik untuk diri sendiri. Gak semua orang ditakdirkan untuk ada di setiap bab kehidupanmu, dan itu wajar banget. Persahabatan yang sehat itu soal saling menguatkan, bukan saling menguras.

Jadi kalau kamu sudah melihat tanda-tanda di atas, jangan takut untuk jujur pada dirimu sendiri. Karena pada akhirnya, kamu butuh orang-orang yang mampu mendukung dan memelihara persahabatan bersama-sama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Ide Dekorasi Rumah dengan Barang Bekas yang Tetap Estetik

09 Sep 2025, 23:12 WIBLife