Teruntuk Sahabat di Masa Muda: Mendewasalah Tanpa Bertambah Tua

Artikel ini merupakan hasil karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.
Tidak pernah ada yang menyangka bahwa sebuah pertemuan dapat begitu memiliki arti. Hari itu, kita masih begitu lucu dengan seragam putih biru yang bahkan belum berganti menjadi abu-abu. Kita masih begitu asing dan kurang begitu berminat untuk saling menyapa bahkan bertukar cerita. Sebuah momentum bersejarah yang hingga hari ini masih selalu membuatku tersenyum ketika mengingatnya.

Seiring berjalannya waktu peristilahan ‘aku’ dan ‘kamu’ pun berganti menjadi ‘kita’. Sebuah kesatuan yang tak terpisahkan dari sekian banyak muda-mudi yang sedang berada dalam pencarian jati diri. Bersama-sama menuntut ilmu untuk sebuah masa depan yang wujud dan rupanya pun belum tentu kita ketahui.
Bangunan sekolah tidak hanya menjadi latar muda-mudi yang datang untuk menuntut ilmu. Banyak memori indah yang terukir dan hingga kini masih terpatri di dalam hati. Berbagai kenakalan pun tidak terhindarkan untuk kita lakukan sebagai bentuk pencarian jati diri. Begitu konyol namun juga menghadirkan arti bagi diri kita sendiri saat ini.
Tidak pernah kita bayangkan waktu itu bahwa pengalaman merupakan buah ilmu yang begitu berarti. Melewatkan 3 tahun terindah dalam kehidupan dengan memperkaya pengalaman karena kita belum dihadapkan dengan kerasnya kehidupan. Dunia seolah hanya wahana bermain bagi kita yang sedang bergumul dalam berbagai euforia dan fantasi masa muda.

Hari itu pun tiba, sorak-sorai dan riuh suara kita pun menggema karena kemenangan kita bersama dalam menuntaskan kewajiban bangku putih abu-abu. Kita begitu tenggelam dengan riuhnya upacara kelulusan. Begitu gembira karena semakin dekat dengan hari-hari sebagai seorang mahasiswa. Sorak-sorai pun meredup perlahan karena kita tersadar bahwa telah dihadapkan dengan sebuah perpisahan. Kita pun saling berjabat tangan dan saling mengucap janji untuk menjaga persahabatan ini tetap abadi.

Setelah perpisahan itu, kita pun mulai beradu dengan kehidupan yang baru di bangku perkuliahan. Sekian waktu telah berlalu, paras kita pun mulai menua menyesuaikan diri dengan waktu dan kondisi di sekitar. Bibir gadis-gadis yang dulu hanya dihias oleh senyum pun mulai dibalut gincu. Begitupun para lelaki kini telah dibalut oleh kumis yang kian hari semakin lebat.
Hari, tahun, bahkan presiden pun telah berganti hingga kita dihadapkan pada posisi kita saat ini. Hari ini, kita telah menjadi pribadi yang mulai menemukan arah jati dirinya. Kita mulai menemukan pandangan tentang kemana hidup harus mulai diarahkan. Beberapa dari kita mulai lulus dan dihadapkan dengan ganasnya peraduan dalam mencari penghidupan.
Wahai sahabat masa muda di bangku SMA, aku hanyalah bagian kecil dari cerita masa mudamu yang kini juga masih berproses dan berjuang seperti yang kalian lakukan. Hari ini mungkin sesekali kita masih bisa bertatap muka walau dengan suasana yang cukup berbeda dengan sekian tahun yang lalu. Kita yang kini masih berada di satu kota pun bahkan mulai kesulitan untuk saling bertatap muka. Aku pun mulai tersadar bahwa suatu hari nanti bertemu dengan kalian setahun sekali pun menjadi hal yang belum pasti.

Beberapa waktu lagi, aku yakin bahwa kita akan mulai disibukkan dengan pekerjaan, pernikahaan, cicilan rumah, bahkan biaya pendidikan untuk sang buah hati. Tidak pernah juga kita ketahui tentang seberapa jauh jarak yang mungkin terbentang dan memisahkan kita. Kita telah sampai pada waktu untuk mengejar mimpi-mimpi yang sedari dulu sering kita bagi.
Sahabat, tidak pernah kuharapkan dirimu untuk terjebak pada gejolak egoisme masa muda. Aku mengharapkan kalian untuk menjadi pribadi yang mandiri dan dewasa. Namun biarlah aku menuturkan sebuah harapan sebagai seorang yang pernah ada dalam kehidupan kalian.
Ukirlah namaku di sana, di dalam memori masa muda kalian. Aku tidak ingin terlupakan dalam derasnya pengalaman hidup kalian. Aku ingin kalian bertumbuh dewasa tanpa menjadi tua untuk kemudian terlupa dengan berbagai kenangan dan cerita yang kita jalin di masa muda.
Dari aku yang berharap untuk tetap melekat dalam memori masa mudamu.