6 Tipe Domestic Abuse, Tanda Hubungan Rumah Tangga yang Tidak Baik

Domestic abuse biasanya terjadi antara dua orang atau lebih dalam hubungan asmara atau kehidupan rumah tangga. Jika yang kamu bayangkan hanyalah berupa kekerasan fisik, kamu salah besar. Sayangnya, kekerasan yang mungkin terjadi dalam hubungan yang seharusnya bersifat intim ini, muncul dalam berbagai tipe dan bentuk tindakan.
Berikut ini adalah enam tipe domestic abuse dan tanda-tanda yang bisa kamu pelajari, agar terhindar dari situasi yang dapat merugikan hingga membahayakan dirimu.
1. Kekerasan fisik
Kekerasan fisik adalah semua tindakan yang sengaja dilakukan untuk mengakibatkan luka atau trauma pada fisik seseorang. Bentuk kekerasan fisik yang paling mudah dideteksi contohnya adalah memukul, menampar, menarik, mendorong, menusuk dengan benda tajam, mencekik, hingga membakar.
Akan tetapi, kekerasan fisik tidak selalu dilakukan secara langsung body-to-body. Sengaja menahan, bahkan menghilangkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh seseorang, juga termasuk bentuk kekerasan fisik. Misalnya, tidak memberikan makanan atau obat-obatan, mengunci di luar rumah, atau melarang korbannya untuk tidur walau sebentar.
2. Kekerasan finansial atau ekonomi
Kekerasan finansial dilakukan kepada pasangan atau anggota keluarga dengan menghalangi mereka dari berbagai sumber keuangan yang ada. Biasanya pelaku akan berusaha untuk mengambil akses dan mengendalikan sumber keuangan yang mereka miliki dalam hubungan tersebut.
Pelaku juga mungkin menghentikan korbannya dari menghasilkan atau menggunakan uang mereka sendiri. Lebih ekstrem, mereka mungkin berusaha untuk menyabotase korbannya agar kehilangan pekerjaan. Menjadikan pasangan atau anggota keluarga tidak memiliki kebebasan finansial sehingga akan bergantung hanya pada sang pelaku.
3. Kekerasan seksual
Meskipun telah menjadi pasangan, bukan tidak mungkin seseorang akan melakukan tindak kekerasan seksual kepada orang yang mereka cintai. Apa pun aktivitas seksual yang dilakukan tanpa persetujuan salah satu pihak, adalah bentuk kekerasan. Tindakan memaksa atau menekan seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dapat dikategorikan sebagai pelecehan bahkan pemerkosaan.
Kekerasan seksual juga dapat berupa terus menerus meminta pasangan untuk melakukan aktivitas seksual di saat mereka tidak tertarik untuk melakukannya. Bentuk lainnya adalah melihat orang lain melakukan kegiatan seksual tanpa sepengetahuan mereka, atau menjadikan seseorang sebagai objek seksual tanpa persetujuan.
4. Kekerasan emosional
Kekerasan emosional biasanya berupa perkataan atau perilaku yang dapat menyudutkan, mempermalukan, memanipulasi, hingga menghancurkan harga diri pasangan. Pelaku secara sengaja menargetkan perasaan atau psikologis korbannya agar terluka.
Beberapa bentuk kekerasan emosional adalah, mengancam, mencaci maki, permintaan berlebihan dan tidak masuk akal, silent treatment, komentar negatif, gaslighting, hingga mengabaikan permintaan korbannya. Tidak selalu berupa verbal, kekerasan emosional juga dapat berupa bahasa tubuh yang mengancam atau ekspresi wajah yang menyebalkan.
5. Pengasingan
Jika terjadi kekerasan di antara pasangan atau keluarga, biasanya juga akan timbul bentuk kekerasan lainnya, yaitu pengasingan (isolation). Pelaku kekerasan biasanya akan berusaha untuk mengendalikan hidup korban dengan cara membatasi interaksi dengan orang lain. Mereka akan berusaha menjauhkan korban dari keluarga, teman, atau siapapun yang berpotensi dapat memberikan bantuan atau perlindungan kepada korbannya.
Uniknya, dalam beberapa kasus, para korban atau orang yang mengalami kekerasan dalam hubungan justru secara sadar mengisolasi diri mereka sendiri. Mereka menjauh dari keluarga dan sahabat karena takut dengan reaksi dari pelaku jika ketahuan. Bahkan, mereka takut orang yang mereka cintai juga bisa menjadi korban kekerasan yang selanjutnya.
6. Kekerasan digital/online
Keberadaan teknologi dan internet juga tidak luput menjadi sarana untuk melakukan kekerasan. Jika kamu pernah melihat berita tentang "revenge porn" yang marak beredar baru-baru ini, sebenarnya itulah salah satu bentuk kekerasan digital. Pelaku berusaha untuk mempermalukan atau memanipulasi pasangannya dengan cara menyebarkan foto atau video vulgar tanpa persetujuan.
Selain itu, bentuk kekerasan digital lainnya dapat berupa paksaan untuk memiliki semua password akun media sosial sang korban. Terus menerus mengirim pesan atau email yang mengganggu, menyadap kamera dan mikrofon gadget, hingga melakukan cyberbullying juga termasuk bentuk kekerasan berbasis online.
Hubungan percintaan atau keluarga memang tidak selalu berjalan mulus, wajar jika terjadi konflik atau masalah di dalamnya. Namun, jika pasangan atau anggota keluargamu sudah melakukan salah satu bentuk tindakan seperti di atas, maka itu sudah masuk kategori domestic abuse.
Jika kamu menemukan salah satu tipe kekerasan tersebut terjadi, maka artinya hubunganmu sedang tidak baik. Sadari dan jangan ragu untuk mencari bantuan kepada tenaga profesional atau orang terdekatmu, ya.