Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tantangan yang Dihadapi Wanita Karier, Kerap Didiskriminasi

ilustrasi bekerja di rumah (pexels.com/Ivan Samkov)

Menjadi wanita karier memang memiliki daya tarik tersendiri. Akan tetapi, perjalanannya tidak mudah, karena banyak tantangan yang harus dihadapi. Tidak jarang, tantangan-tantangan itu jadi tekanan yang pada akhirnya dapat menghambat perkembangan diri.

Namun, setiap tantangan yang muncul bukan berarti tanpa solusi. Jika dihadapi dengan cara dan emosi yang baik, wanita karier bisa melewatinya dengan baik pula. Bahkan, rintangan yang ada dapat menjadi peluang besar untuk tumbuh lebih kuat.

Beberapa tantangan mungkin tidak disadari dan memicu stres secara tiba-tiba. Oleh karena itu, simak lima tantangan yang sering dihadapi wanita karier beserta tips untuk mengatasinya berikut ini. Kamu mengalaminya juga?

1. Kesulitan menjaga work life balance

ilustrasi kerja sambil jaga anak (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Semua orang ingin mencapai work life balance, yakni keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Masalahnya, bagi seorang wanita, hal tersebut lebih sulit dicapai karena beberapa alasan. Apalagi bagi wanita karier yang sudah menikah dan memiliki anak.

Tuntutan kerja, keluarga, dan waktu untuk diri sendiri kerap bertabrakan. Wanita karier pun rentan mengalami kelelahan fisik dan mental yang dapat memengaruhi kinerjanya. Solusinya, atur jadwal yang lebih fleksibel dengan menetapkan prioritas yang jelas dan konsisten.

2. Menghadapi stereotip gender dan diskriminasi di tempat kerja

ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/Edmond Dantès)

Bukan hal baru dan masih ada hingga sekarang. Stereotip gender masih membayangi wanita dalam perjalanan kariernya. Mereka sering dianggap kurang mampu, terutama di bidang yang didominasi oleh pria. Tantangan ini menjadi beban tersendiri bagi wanita.

Untungnya, stereotip seperti ini mulai memudar seiring perkembangan zaman. Wanita karier hanya perlu meningkatkan kepercayaan diri di tengah kemampuannya yang kerap disepelekan. Terus tingkatkan keahlian untuk membuktikan bahwa wanita juga bisa berkarier dengan sukses.

3. Tekanan untuk terus berkinerja tinggi secara konsisten

ilustrasi kerja di rumah (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Menghadapi ekspektasi tinggi di tempat kerja juga bukan perkara mudah. Kesempatan yang diberikan acapkali minim, sehingga tekanan pun muncul. Wanita seolah ditekan untuk selalu berkinerja tinggi demi sebuah pengakuan, terutama untuk memperoleh kesempatan yang setara dengan rekan pria.

Tantangan satu ini dapat menguras energi dan motivasi. Maka dari itu, penting bagi wanita karier untuk mengelola ekspektasi pada diri sendiri. Lakukan pekerjaan dengan target yang realistis agar beban kerja tidak memberatkan secara fisik maupun mental.

4. Kesulitan mendapatkan dukungan profesional dalam karier

ilustrasi kerja di kantor (pexels.com/CoWomen)

Dukungan profesional, seperti mentor atau sponsor, sangat penting dalam pengembangan karier. Namun, beberapa wanita merasa sulit menemukan lingkungan yang benar-benar mendukung dirinya. Masih banyak organisasi yang belum sepenuhnya inklusif terhadap wanita dalam posisi tinggi.

Untuk mengatasi hal ini, wanita karier perlu tetap fokus pada perkembangan dirinya sendiri. Jika lingkungan kerja kurang mendukung, maka cari komunitas di luar kantor, misalnya, acara networking. Dengan begitu, peluang untuk mendapatkan mentor yang sesuai akan terbuka lebar.

5. Mengelola stres dan kesehatan mental di tengah tekanan

ilustrasi stres karena bekerja (pexels.com/Anna Shvets)

Tidak dapat disepelekan, tekanan tinggi dapat memicu datangnya stres. Ekspektasi dari lingkungan membuat wanita karier mudah lelah, baik fisik maupun mental. Jika tidak diatasi, hal ini bisa menurunkan produktivitas dan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

Di tengah kesibukan kerja, jangan pernah abai pada kesehatan mental. Selalu luangkan waktu untuk diri sendiri agar bisa beristirahat, berolahraga, atau meditasi. Selain itu, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada orang-orang terdekat atau bicaralah dengan profesional.

Ketika menghadapi kondisi kurang stabil, wanita kerap dianggap tidak berkompeten. Meski tantangan-tantangan itu sering muncul, tetaplah semangat, karena wanita juga punya hak dan kesempatan yang sama untuk berkarier. Hadapi dengan berani, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Akromah Zonic
EditorAkromah Zonic
Follow Us