“Kalau dia geser, semennya berkurang, otomatis kebayang kan kalau batu bata dengan semen berkurang, pasti akan rapuh,” kata dr. Pipim S. Bayasari, Sp.DVE saat ditemui di NIVEA Deo Derma Launch pada Rabu (29/10/2025) di Mall Kelapa Gading 3, Jakarta Utara.
5 Cara Menjaga Skin Barrier Ketiak, Kunci Cegah Iritasi dan Bau Badan

- Ketahui bahwa skin barrier itu ibarat “tembok pelindung”
- Hati-hati dengan shaving karena bisa memberikan dampak abrasi pada kulit
- Perlu mencari produk dengan kandungan yang memperkuat fondasi skin barrier
Jakarta, IDN Times - Selama ini, kita mungkin terbiasa merawat kulit wajah dan badan secara keseluruhan. Namun, gimana dengan kulit ketiak? Padahal, keringat yang “terjebak” justru bisa menimbulkan bau kurang sedap. Apalagi kalau skin barrier rusak, kulit ketiak bisa iritasi dan menyebabkan bau badan yang makin parah.
Maka dari itu, jangan lupakan area ketiakmu saat membersihkan dan merawat diri. Bukan soal wangi saja, tapi bagaimana kamu menjaga kesehatan kulit dengan baik sehingga nanti bisa tampil lebih percaya diri. Ini kata dokter tentang bagaimana menjaga skin barrier ketiak.
1. Ketahui bahwa skin barrier itu ibarat “tembok pelindung”

Gak cuma wajah, kamu juga perlu memperhatikan skin barrier ketiak. Lebih mudahnya, skin barrier seperti tembok yang tersusun dari batu bata dan semen. Batu batanya adalah sel kulit, sementara semennya adalah kelembapan kulit yang terdiri dari ceramide, kolesterol, dan komponen lainnya.
2. Hati-hati dengan shaving karena bisa memberikan dampak abrasi pada kulit

Selama ini, kamu sering mencukur rambut di ketiak gak? Mencukur rambut ketiak memang memudahkan, tetapi dr. Pimpim tidak menyarankan itu karena menyebabkan terjadinya abrasi pada kulit. Gesekan pisau cukur secara berulang kali pada permukaan kulit, berpotensi membuat kulit ketiakmu semakin hitam, kusam, dan iritasi.
“Yang ideal memang tidak dicukur. Kalau gak nyaman, ya harus dikuatin dulu skin barrier-nya supaya lebih kuat. Kalau skin barrier gak kuat, masalahnya banyak yang muncul,” kata dr. Pipim.
Kamu masih bisa mencukur rambut, tetapi pilihlah produk cukur rambut yang gentle. Lebih baik waxing menggunakan gula murni supaya rambut benar-benar terangkat dan minim iritasi.
3. Perlu mencari produk dengan kandungan yang memperkuat fondasi skin barrier

Carilah produk perawatan dengan kandungan yang bisa memperkuat fondasi skin barrier. Kamu juga bisa menyesuaikannya dengan jenis atau masalah kulit ketiakmu. Seperti kandungan Micro Hyaluron dan Pro Vitamin B5 yang terkandung dalam produk terbaru NIVEA.
“Micro Hyaluron dan Pro Vitamin B5 fungsinya mengisi “semen” itu supaya skin barrier lebih kuat. Keduanya membantu menjaga kelembapan,” kata dr. Pipim.
Kandungan tersebut ada pada NIVEA Deodorant Derma Control untuk memperkuat skin barrier, melawan bau berlebih, menenangkan, dan menutrisi kulit. Dengan begitu, kamu masih bisa beraktivitas dengan nyaman tanpa khawatir bau kurang sedap.
Kalau bermasalah dengan kulit ketiak yang menggelap, kamu bisa menggunakan produk deodoran dengan kandungan Vitamin C. Sedangkan untuk kulit yang gampang merah atau sensitif, kamu perlu deodoran dengan kandungan Vitamin E.
4. Hindari kandungan alkohol dan parfum pada deodoran

Agar skin barrier gak rusak, hindari beberapa kandungan yang berpotensi menyebabkan iritasi. Menurut dr Pipim, produk dengan kandungan alkohol sebaiknya dihindari. Selain itu, hindari juga produk yang mengandung parfum.
“Di parfum itu gak ada kandungan khusus yang dapat menyerap atau antiperspirant yang dapat menyerap bau keringat,” kata dr. Pipim.
5. Perhatikan tekstur dari deodoran yang kamu pakai

Sebenarnya gak ada ketentuan terkait jenis deodoran. Dr. Pipim lebih menekankan pada kandungan yang dipakai. Dibandingkan deodoran bedak, dr. Pipim menyarankan untuk memakai deodoran jenis lain seperti roll on atau spray.
“Bentuk apa pun itu boleh, asal kandungannya diperhatikan. Tapi, kalau bedak itu lama diserapnya. Nanti malah makin menempel di area kainnya. Jadi lebih baik yang cair aja. Kalau terlalu banyak ngumpul, bedaknya akan menyebabkan gumpalan. Gumpalan bercampur keringat, ya nanti lama-lama makin lembap, nanti jadi masalah lagi,” tutupnya.


















