Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Sumber Istimewa

IDN Times berkesempatan untuk mewawancarai langsung perempuan inspiratif, yang merupakan pengelola Rumah Sehat Malang, yang sekaligus menjadi Lembaga Penelitian Peluruhan Radikal Bebas. Banyak orang berbagai latar belakang datang dari berbagai belahan dunia untuk menjalani pengobatan di tempat tersebut. Mulai dari penyakit yang tergolong umum sampai yang kronis.

Jika dicari di mesin pencarian Google, Rumah Sehat Malang ini mendapat review sangat positif dari para pengunjungnya meskipun pengobatan yang dilakukan menggunakan metode yang cukup out of the box dari dunia medis pada umumnya. Sempat heboh di berbagai media di Indonesia, proses pengobatan yang dilakukan di tempat tersebut seluruhnya punya dasar ilmiah dan telah dipublikasi dalam jurnal internasional. Namun seperti apa kisah di baliknya?

1. dr. Saraswati, MPsi. FIAS., yang biasa dipanggil dengan Dokter Saras, saat ini merupakan koordinator & dokter bagi relawan yang terapi balur di Rumah Sehat, Lembaga Peluruhan Radikal Bebas Malang

Perempuan kelahiran Malang, 25 Juli 1962 ini, sampai sekarang aktif di berbagai kegiatan sosial pada Rotary Club Malang Central (RCMC), Himpunan Wanita Karya (HWK), Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Kota Malang serta anggota Asosiasi Seksolog Indonesia. Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Unibraw Malang dan S2 Psikologi UNTAG Surabaya. Dulunya ia sempat menjadi dosen di Fakultas Psikologi UNMER Malang dan dekan Fakultas Kesehatan Universitas Tribuana Tunggadewi.

Ia juga pernah bekerja sebagai dokter di UPTD PMI cabang Mlg, UKS SMAN 8 Malang, relawan YPAC, unit kesehatan olahraga serta sebagai pimpinan RS bersalin Pemda Malang. Selain itu, ia sempat mengisi siaran seksologi di beberapa radio di Malang seperti Mas FM serta Kosmonita dan program kesehatan di Cakrabuana maupun KDS. Namun kini, ia lebih banyak memfokuskan diri pada mengelola terapi balur.

2. Mengelola terapi balur adalah tantangan berat untuk Dokter Saras, karena terapinya yang out of the box dari dunia kedokteran pada umumnya, tapi ia tidak menyerah

Editorial Team

Tonton lebih seru di